DNA Kuno Mengungkap Detail Wajah Kaisar China Abad Keenam, Mati Karena Stroke
Peneliti menemukan bahwa kaisar memiliki peningkatan risiko terkena stroke yang kemungkinan besar berkontribusi pada kematiannya.
Peneliti menemukan bahwa kaisar memiliki peningkatan risiko terkena stroke yang kemungkinan besar berkontribusi pada kematiannya.
DNA Kuno Mengungkap Detail Wajah Kaisar China Abad Keenam, Mati Karena Stroke
Sebuah tim peneliti telah berhasil merekonstruksi wajah Kaisar Tiongkok Wu dari Zhou Utara dengan menggunakan DNA yang berhasil diekstraksi dari jenazahnya.
Penelitian ini diterbitkan pada 28 Maret di jurnal Current Biology, tidak hanya mengungkapkan bahwa kaisar tersebut meninggal pada usia 36 tahun akibat stroke, tetapi juga memberikan wawasan tentang asal usul dan pola migrasi kerajaan nomaden di sebagian Asia Timur Laut.
-
Kenapa penemuan makam Kaisar Xiaomin penting? Temuan ini akan membantu kita memahami lebih dalam tentang kehidupan dan budaya dari masa lalu yang kini tengah terungkap melalui artefak-artefak yang ditemukan dalam makam ini.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Siapa Teuku Iskandar? Iskandar adalah seorang guru besar, kritikus sastra, dan juga leksikografer yang menempuh pendidikan di Universitas Leiden.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Kapan Kelenteng See Hien Kiong didirikan? Kelenteng See Hien Kiong ini berdiri pada 1861 dan awalnya diberi nama Kwan Im Teng sebagai penghormatan kepada Dewi Kwan Im.
Kaisar Wu adalah seorang penguasa dari dinasti Zhou Utara di Tiongkok kuno.
Di bawah pemerintahannya di 560 M hingga 578 M, ia berhasil membangun militer yang tangguh dan menyatukan bagian utara Tiongkok kuno setelah mengalahkan dinasti Qi Utara.
Etnis Kaisar Wu adalah Xianbei, sekelompok nomaden kuno yang berasal dari wilayah yang sekarang dikenal sebagai Mongolia serta Tiongkok Utara dan Timur Laut.
Mengutip ScienceDaily, Selasa (2/4), Shaoqing Wen, salah satu penulis makalah dari Universitas Fudan di Shanghai mengatakan, "Beberapa ahli mengatakan bahwa Xianbei memiliki penampilan yang 'eksotis', seperti janggut tebal, batang hidung yang tinggi, dan rambut berwarna kuning."
Namun, analisis DNA menunjukkan bahwa Kaisar Wu memiliki ciri-ciri wajah yang khas dari wilayah Asia Timur atau Timur Laut.
Di 1996, makam Kaisar Wu ditemukan di Barat Laut Tiongkok dan para arkeolog berhasil menemukan tulang-tulangnya, termasuk tengkorak yang hampir lengkap.
Dengan kemajuan dalam penelitian DNA kuno, tim peneliti berhasil menemukan lebih dari 1 juta polimorfisme nukleotida tunggal pada DNA Kaisar Wu, beberapa di antaranya memberikan informasi tentang warna kulit dan rambutnya. Dengan menggabungkan data DNA dengan tengkoraknya, tim berhasil merekonstruksi wajahnya dalam bentuk 3D.
Peneliti menemukan bahwa kaisar memiliki peningkatan risiko terkena stroke yang kemungkinan besar berkontribusi pada kematiannya. Temuan ini sesuai dengan catatan sejarah yang menyebutkan bahwa kaisar mengalami gejala-gejala yang berkaitan dengan stroke.
Analisis genetik juga menunjukkan bahwa orang-orang Xianbei menikah dengan etnis Tionghoa Han saat mereka bermigrasi ke selatan menuju Tiongkok Utara. Hal ini memberikan informasi penting tentang bagaimana manusia purba menyebar di Eurasia dan bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat lokal.
- Bicara Terbata-bata , Pak Tarno Menceritakan Awal Mulanya Terkena Stroke 'Nyasar di Hutan Jati'
- Dari Suka Begadang Hingga IQ Rendah, Ketahui 7 Hal yang Buat Seseorang Berisiko Terserang Stroke di Usia Muda
- Kisah Pilu Kakek 70 Tahun Sakit Stroke, Tetap Jualan Balon Demi Cukupi Keluarga
- Momen Kapolres Wanita Jenguk Anak Buah Kena Stroke, Beri Pesan Sehat itu Murah
Dalam penelitian selanjutnya, tim berencana untuk mempelajari orang-orang yang tinggal di kota kuno Chang'an di Barat Laut Tiongkok dengan menganalisis DNA kuno mereka.
Chang'an adalah ibu kota dengan banyak kerajaan Tiongkok selama ribuan tahun dan juga merupakan ujung timur Jalur Sutra, jaringan perdagangan Eurasia dari abad kedua SM hingga abad ke-15.