Ilmuwan Buktikan Air Bisa Menjadi Terobosan Baterai Baru Pengganti Lithium
Ada rahasia yang ditemukan agar baterai berbahan dasar air mampu bekerja.
Ada rahasia yang ditemukan agar baterai berbahan dasar air mampu bekerja.
Ilmuwan Buktikan Air Bisa Menjadi Terobosan Baterai Baru Pengganti Lithium
Air dan perangkat elektronik biasanya tidak dapat tercampur, namun ternyata, baterai dapat memperoleh manfaat dari sejumlah H2O.
Dengan mengganti elektrolit kimia berbahaya yang digunakan dalam baterai komersial dengan air, para ilmuwan RMIT Universitas Melbourne, Australia telah mengembangkan 'baterai air' yang dapat didaur ulang. Ini bisa menjadi alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan.
-
Siapa yang menemukan baterai berbasis air terbaru? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Mengapa baterai berbasis air terbaru dapat menampung dua kali lipat energi? Hal tersebut bisa terjadi dengan penggunaan ion-ion bromida dalam reaksi redoks, yaity serangkaian reaksi oksidasi dan reduksi yang mendukung, yang biasanya memang digunakan oleh baterai jenis ini.
-
Bagaimana ilmuwan China meningkatkan efisiensi baterai berbasis air? Dengan mengubah campuran kimia yang ada di dalam baterai berbasis air, tim peneliti dapat meningkatkan kepadatan energi dan kinerja keseluruhan baterai berbasis air ini.
-
Bagaimana arus listrik petir menyebar di air? Ketika petir menyambar permukaan air, arus listrik cenderung menyebar di permukaan air daripada menembus jauh ke dalam.
-
Bagaimana baterai koin ini menghasilkan listrik? Baterai yang disebut BV100 ini memproduksi listrik dengan memanfaatkan energi yang dipancarkan oleh isotop radioaktif nikel yang membusuk (nikel-63).
-
Apa yang dimaksud dengan air? Pengertian air adalah suatu zat yang tersusun dari unsur kimia hidrogen dan oksigen dan berada dalam bentuk gas, cair, dan padat.
'Baterai air' secara resmi dikenal sebagai baterai ion logam berair. Perangkat ini menggunakan logam seperti magnesium atau seng, yang lebih murah untuk dirakit dan tidak terlalu beracun dibandingkan bahan yang saat ini digunakan pada jenis baterai lainnya.
Baterai menyimpan energi dengan menciptakan aliran elektron yang berpindah dari ujung positif baterai (katoda) ke ujung negatif (anoda).
Mereka mengeluarkan energi ketika elektron mengalir berlawanan arah. Cairan dalam baterai berfungsi untuk memindahkan elektron bolak-balik antara kedua ujungnya.
Dalam baterai air, cairan elektrolitnya adalah air dengan sedikit tambahan garam, bukan sesuatu seperti asam sulfat atau garam litium. Yang terpenting, tim di balik kemajuan terbaru ini menemukan cara untuk mencegah baterai air ini mengalami korsleting.
Meskipun teknologi baru ini kemungkinan tidak akan menggantikan baterai lithium-ion dalam waktu dekat, namun dengan penelitian dan pengembangan lebih lanjut, baterai air dapat menjadi alternatif yang aman dibandingkan baterai lithium-ion dalam satu dekade atau lebih.
Hal itu diakui peneliti utama, ilmuwan kimia Tianyi Ma dari RMIT Universitas di Melbourne, Australia.
Baterai litium-ion, yang dapat ditemukan di semua perangkat mulai dari laptop dan ponsel hingga sepeda listrik dan mobil, dapat menjadi terlalu panas dan terbakar dalam kasus yang ekstrim.
Hal ini karena litium merupakan logam yang cukup aktif dan terendam dalam elektrolit organik.