Ilmuwan Ini Buktikan Menulis di Atas Air Bukan Sesuatu yang Mustahil
Berikut adalah cara para ilmuwan bisa menulis di atas air.
Berikut adalah cara para ilmuwan bisa menulis di atas air.
Ilmuwan Ini Buktikan Menulis di Atas Air Bukan Sesuatu yang Mustahil
Menulis di atas air adalah ungkapan yang kerap digunakan selama bertahun-tahun lamanya untuk menggambarkan situasi yang tidak mungkin terjadi atau sia-sia.
Namun tahukah bahwa di masa depan, hal ini mungkin saja akan terjadi.
Mengutip Phys.org, Jumat (1/9), baru-baru ini para peneliti dari Universitas Johannes Gutenberg Mainz (JGU) dan TU Darmstadt, Jerman, dan Universitas Wuhan di China memulai penelitian tentang bagaimana cara menulis di atas air.
Konsep yang mereka rancang mirip dengan cara pesawat meninggalkan jejak uap tiga dimensi saat melintasi langit.
-
Apa yang dimaksud dengan air? Pengertian air adalah suatu zat yang tersusun dari unsur kimia hidrogen dan oksigen dan berada dalam bentuk gas, cair, dan padat.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan tentang air di Bumi? Penelitian yang bertujuan untuk menelusuri asal muasal air di bumi telah membawa para ilmuwan pada suatu penemuan yang benar-benar luar biasa—adanya samudera yang tersembunyi di dalam lapisan mantel bumi, 700 kilometer di bawah permukaan.
-
Apa yang membuat ilmuwan penasaran tentang asal muasal air di Bumi? Hal ini terjadi lantaran, para ilmuwan belum sepenuhnya memahami bagaimana cara air mampu menutupi dua pertiga permukaan Bumi. Sebab, awalnya saat Bumi terbentuk, suhunya sangat panas dan mendidih. Jadi, hal ini yang membuat peneliti penasaran bagaimana bisa air dengan suhu tinggi mampu menyelimuti permukaan Bumi, dan berubah menjadi unsur kehidupan.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang cadangan air di luar angkasa? Dua tim astronom yang dipimpin oleh ilmuwan di Caltech, telah menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Bagaimana para ilmuwan berhasil memetakan Sungai Atmosfer? Para peneliti dari University of California telah menggabungkan data dari berbagai satelit untuk membuat peta koridor uap air yang luas ini. Tim dipimpin oleh ilmuwan atmosfer, yaitu Weiming Ma.
-
Mengapa penemuan air ini berharga untuk ilmu pengetahuan? Meski rasanya tidak enak, penemuan air ini menjadi sangat berharga bagi ilmu pengetahuan. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa air purba ini mengandung jejak mikroorganisme kuno.
Dalam keadaan biasa, tentu tidak mungkin jika mencelupkan ujung pena ke dalam air dan mencoba menulis.
Tidak akan ada hasil yang terjadi karena gerakan yang relatif besar melalui air menciptakan turbulensi yang pada akhirnya menghapus jejak tinta yang ditinggalkan.
Namun hal ini dapat diakali dengan memanfaatkan prinsip bilangan Reynolds, faktor yang digunakan untuk menghitung aliran fluida, yaitu semakin kecil benda yang bergerak, semakin rendah jumlah vortex yang dihasilkan.
Jadi, para peneliti mencoba untuk menggunakan pena dengan ukuran yang teramat kecil dan persediaan tinta yang besar untuk menghilangkan efek turbulensi tersebut. Solusi yang mereka gunakan untuk mengatasi masalah ini benar-benar baru.
"Kami langsung meletakkan tinta ke dalam air dan menggunakan mikrobeads yang terbuat dari bahan pertukaran ion dengan diameter 20 hingga 50 mikron sebagai alat tulis,"
Profesor Thomas Palberg dari JGU.
Karena mikrobead ini begitu kecil, sehingga tidak ada pusaran yang dihasilkan.
Mikrobead ini juga berfungsi sebagai kation sisa dalam air dengan proton, yang mengubah pH lokal air.
Yang perlu dilakukan adalah menggulirkan mikrobead di dalam air, dengan begitu partikel tinta akan terkumpul di jalur yang ditandai pada ujung mirobead.
Selain mikrobeads, para peneliti juga sedang berupaya untuk menggunakan unsur-unsur lain, seperti pena yang terdiri dari partikel yang dapat dipanaskan oleh laser.
Ini digunakan untuk menghasilkan pola kerapatan yang sangat kompleks pada fluida.
Dengan ini, tulisan dapat bertahan selama kurang lebih sepuluh menit.
Jika menggunakan tinta UV, kemungkinan tulisan akan dapat bertahan lebih lama lagi.Banyak variasi potensial yang dapat diwujudkan dalam penelitian ini.
“Pendekatan baru kami sangat kokoh dan memiliki potensi modularitas yang ekstrim. Dan ini bisa dikembangkan dalam berbagai cara yang sangat luas,”
Profesor Thomas Palberg dari JGU.