Ilmuwan: pemanasan global akan picu hujan besar dan banjir bandang
Dampak pemanasan global justru bukan mengeringnya Bumi.
Indonesia adalah negara yang hanya memiliki dua musim, dan kita sudah terbiasa dengan intensitas hujan yang tinggi. Meski demikian, sepertinya Anda harus berinvestasi lebih ke jas hujan atau payung, karena studi terbaru berkata demikian.
Dilansir dari Huffington Post (9/3), temperatur global kini sedang mengalami kenaikan yang berkelanjutan, dan jika terus-menerus demikian, hujan besar akan segera berdatangan. Hal ini disampaikan dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Para ilmuwan juga meramalkan akan terjadi peningkatan resiko banjir, bahkan di tempat kering sekalipun. Hal ini berarti resiko banjir bandang akan terjadi di daerah yang sudah langganan dilanda banjir.
Studi yang dipimpin oleh Markus Donat, ilmuwan iklim dari University of New South Wales ini, mempunyai hasil yang berkebalikan dari asumsi dampak global warming. Selama ini global warming diperkirakan menyebabkan area kering jadi makin kering, dan area perairan akan makin meninggi.
"Baik di area kering maupun perairan, kita akan melihat kenaikan signifikan dan kuat dari intensitas hujan yang tinggi," ungkap Markus Donat.
Donat dan tim mengumpulkan data curah hujan sejak tahun 1951 hingga 2010, dari 11.000 badan cuaca di seluruh dunia. Dalam rentang waktu tersebut, ditemukan bahwa curah hujan tinggi mengalami kenaikan 1 hingga 2 persen per dekade. Tren ini akan berlanjut lebih kuat hingga akhir abad ini, dan mungkin akan terjadi banjir tambahan di area-area yang tidak terduga.
"Kami menemukan hubungan yang kuat antara global warming dan hujan tinggi, terutama di daerah luar tropis," ungkap Donat. "Kita akan melihat hujan tinggi di daerah-daerah yang kering."
Studi ini tentu penting, terutama bagi mereka yang masih belum mempersiapkan diri untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang ekstrem ini.
Studi ini juga berhubungan langsung dengan sebuah studi di 2015 silam, di mana banyak sekali terjadi hujan dengan intensitas yang bahkan memecahkan rekor. Hal ini juga ditelusuri juga adalah dampak dari pemanasan global.
Baca juga:
Mengapa aksen seseorang susah hilang?
Mengetik satu tangan bisa menambah kualitas tulisan, Sudah tahu?
Mengapa foto seseorang bisa 'lebih rupawan' dari aslinya?
Tak hanya manusia, ikan paus pun juga 'bicara' gunakan dialek
Dari mana datangnya suara di kepala saat kita baca dalam hati?
Mengapa sipitkan mata bisa perjelas penglihatan?