Ilmuwan tertipu, dua mumi Vatikan ini ternyata palsu
Pemalsuan mumi ternyata marak di abad ke-19
Meskipun hanya sebuah negara yang kecil, Vatikan mempunyai koleksi benda-benda bersejarah yang penting. Salah satu yang paling terkenal adalah 9 mumi asal Mesir. Namun setelah sekian lama, baru terungkap bila beberapa mumi koleksi Vatikan itu palsu.
Dengan menggunakan teknologi CT-scan, sinar-X, dan penanggalan karbon, para arkeolog menyatakan bila dua di antara 9 mumi Vatikan palsu. Sehingga bisa dikatakan bila selama ini banyak ilmuwan yang tertipu oleh dua mumi 'mini' tersebut.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Disebut mini, karena dua mumi Vatikan itu berukuran jauh lebih kecil dari koleksi mumi lainnya, yakni hanya 60 sentimeter.
Peneliti sebelumnya tertipu karena hanya meneliti bagian luar mumi yang memang benar berasal dari masa 3.000 tahun sebelum masehi. Akan tetapi, berdasarkan penelitian dari arkeolog bernama Alessia Amenta, tulang belulang dari kedua mumi kerdil itu berasal dari abad ke-19.
Padahal awalnya, ilmuwan Mesir dan Vatikan yang membawa mumi itu ke Eropa di tahun 2007 berpendapat bila isi dari mumi itu adalah tulang belulang dari anak-anak atau hewan.
Ternyata tulang dari dalam mumi mini tersebut berasal dari gabungan beberapa tulang wanita dan pria. Bahkan, tim Alessia juga menemukan beberapa sisa kuku dari zaman 'modern', jauh dari perkiraan awal ilmuwan.
"Mumi ini adalah bukti penting dari fenomena pemalsuan yang bahkan bisa menipu kolektor dan ilmuwan," ujar Alessia Amenta, Daily Mail (29/01).
Menurut arkeolog alasan pemalsuan mumi tersebut diakibatkan tingginya permintaan akan mumi di abad pertengahan. Saat itu, mumi dipercaya sebagai salah satu bahan penting untuk obat. Tren aneh itu dimulai sejak ekspedisi Napoleon ke Mesir di abad ke-18 sampai 19.
"Mumi sangat dicari sejak abad pertengahan hingga masa Renaisans untuk dibakar dan dikumpulkan abunya. Abu mumi dipakai oleh apoteker untuk membuat berbagai macam ramuan," tambah Alessia Amenta.
Saking tingginya permintaan mumi, satu kilogram abu mumi pada masa itu bisa dihargai Rp 200 juta lebih.
Baca juga:
Menakjubkan! Laba-laba ini mampu ciptakan jaring beraliran listrik
Terungkap, ular pertama di dunia ternyata pemakan dinosaurus
Bola-bola kuning misterius muncul di galaksi Bima Sakti
Planet ini punya cincin 200 kali lebih besar dari milik Saturnus!
Penampakan langka! Asteroid yang baru lintasi Bumi punya bulan mini