Kalau Tak Ada Perang Dunia II, 6 Teknologi ini Tidak akan Pernah Muncul
Berikut enam inovasi yang dihasilkan dari Perang Dunia II di mana hingga saat ini masih digunakan:
Berikut enam inovasi yang dihasilkan dari Perang Dunia II di mana hingga saat ini masih digunakan:
Kalau Tak Ada Perang Dunia II, 6 Teknologi ini Tidak akan Pernah Muncul
Pada bulan Agustus 1945, Amerika Serikat melancarkan serangan nuklir pertamanya di Hiroshima dan Nagasaki. Karena itu menewaskan sekitar 110.000 hingga 210.000 jiwa.
Meskipun bom ini berdampak menghancurkan, terdapat banyak inovasi tercipta selama perang di bidang kedokteran dan teknologi. Inovasi ini hingga sekarang masih digunakan.
Beberapa dari inovasi ini didasarkan pada penelitian atau desain sebelum perang yang tidak dapat dilakukan sampai pemerintah AS atau Inggris mendanai proyek-proyek ini untuk membantu pasukan Sekutu.
Berikut enam inovasi yang dihasilkan dari Perang Dunia II di mana hingga saat ini masih digunakan:
-
Siapa yang memimpin perlawanan Prancis terhadap Nazi di Perang Dunia II? Pada Perang Dunia II dia memimpin perlawanan rakyat Prancis pada Nazi bersama para pemimpin sekutu lainnya.
-
Apa yang terjadi pada Keluarga Surbek selama Perang Dunia II? Pada suatu malam, tentara Jepang mendatangi rumah keluarga itu. Di hadapan Kurt, tentara Jepang memperkosa istri dan anak perempuannya. Saat diperkosa tentara Jepang, usia Gladys masih 16 tahun.
-
Mengapa Pertempuran Okinawa dianggap penting dalam Perang Dunia II? Kemenangan Amerika di Okinawa membuka jalan bagi rencana invasi ke daratan utama Jepang, meskipun akhirnya tidak pernah terjadi karena Jepang menyerah setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada bulan Agustus 1945.
-
Apa yang terjadi dalam peristiwa Tebing Tinggi 13 Desember 1945? Pertempuran ini berlangsung hingga 14 Desember 1945. Kondisi Tebing Tinggi pun mencekam, sunyi, tanpa ada kehidupan. Hanya terdapat orang-orang Cina saja di sana.
-
Apa saja yang menjadi senjata utama dari Kapal Selam selama Perang Dunia II? Torpedo adalah senjata utama yang dimiliki kapal selam sebagai aset perang. Selama Perang Dunia II, alat peledak bawah air ini dapat digerakkan dan dikendalikan menggunakan sistem berbasis giroskop untuk memastikan jalur yang lurus dan digerakkan oleh tenaga uap atau listrik (di tahun-tahun terakhir perang).
-
Apa peran Sanyodo Shoten dalam menyelamatkan warga selama Perang Dunia II? Saat Shibuya digempur dari udara, warga berlarian menyelamatkan diri. Beberapa di antaranya memutuskan untuk bersembunyi di dalam toko buku. Tak butuh waktu lama, mereka mulai kehabisan napas. Pasalnya, area sekitar toko sudah menjadi lautan api. Warga mengoper teko berisi air dan minum secara bergantian sepanjang malam agar tak kehabisan napas. Keesokan harinya setelah api mulai padam, mereka baru berani keluar dari toko.
Vaksin Flu
Pandemi influenza pada tahun 1918 dan 1919 berdampak besar pada Perang Dunia I, dan hal ini memotivasi militer AS untuk mengembangkan vaksin flu pertama.
AS menyetujui vaksin flu pertama untuk penggunaan militer pada tahun 1945 dan untuk penggunaan sipil pada tahun 1946.
Salah satu peneliti utama dalam proyek ini adalah Jonas Salk, ilmuwan AS yang kemudian mengembangkan vaksin polio.
Penicillin
Sebelum penggunaan antibiotik seperti penisilin meluas di Amerika Serikat, luka dan goresan kecil sekalipun dapat menyebabkan infeksi yang mematikan.
Ilmuwan Skotlandia Alexander Fleming menemukan penisilin pada tahun 1928, namun baru pada Perang Dunia II Amerika Serikat mulai memproduksinya secara massal sebagai pengobatan medis.Pembuatan penisilin untuk tentara merupakan prioritas utama Departemen Perang AS, yang dalam salah satu posternya menyebut upaya tersebut sebagai “perlombaan melawan kematian”.
Para ahli bedah militer kagum dengan bagaimana obat tersebut mengurangi rasa sakit, meningkatkan peluang bertahan hidup, dan mempermudah perawat dan dokter merawat tentara di medan perang.
Mesin Jet
Frank Whittle, seorang insinyur Inggris di Royal Air Force, mengajukan paten pertama untuk mesin jet pada tahun 1930.
Namun negara pertama yang menerbangkan pesawat bermesin jet adalah Jerman, yang melakukan uji terbang modelnya pada 27 Agustus 1939 hanya beberapa hari sebelum negara itu menginvasi Polandia.“Jerman dan Jepang telah benar-benar bersiap menghadapi Perang Dunia II selama sekitar satu dekade,” kata Rob Wallace, spesialis pendidikan STEM di The National WWII Museum di New Orleans.
Pesawat jet bisa melaju lebih cepat daripada pesawat baling-baling, namun juga membutuhkan lebih banyak bahan bakar dan lebih sulit dikendalikan.
Meskipun tidak berdampak pada perang (masih dalam tahap awal pengembangan), mesin jet nantinya akan mengubah transportasi militer dan sipil.
Transfusi Plasma Darah
Selama Perang Dunia II, seorang ahli bedah AS bernama Charles Drew menstandarkan produksi plasma darah untuk keperluan medis.
“Mereka mengembangkan keseluruhan sistem ini dengan mengirimkan dua toples steril, satu berisi air dan satu lagi berisi plasma darah beku-kering dan mereka mencampurkannya,” kata Wallace.
Berbeda dengan darah utuh, plasma dapat diberikan kepada siapa pun tanpa memandang golongan darah seseorang, sehingga lebih mudah diberikan di medan perang.
Komputer
Pada tahun 1940-an, kata “komputer” merujuk pada orang (kebanyakan wanita) yang melakukan perhitungan rumit dengan tangan.
Pemrogram yang bekerja pada mesin ENIAC Universitas Pennsylvania termasuk Jean Jennings Bartik, yang kemudian memimpin pengembangan penyimpanan dan memori komputer.
Lalu, Frances Elizabeth “Betty” Holberton, yang kemudian membuat aplikasi perangkat lunak pertama.
Letnan Grace Hopper (kemudian menjadi laksamana Angkatan Laut AS) juga memprogram mesin Mark I di Universitas Harvard selama perang, dan kemudian mengembangkan bahasa pemrograman komputer pertama.
Radar
Sistem radar praktis pertama diproduksi pada tahun 1935 oleh fisikawan Inggris Sir Robert Watson-Watt, dan pada tahun 1939 Inggris telah membangun jaringan stasiun radar di sepanjang pantai selatan dan timurnya.
Radar membantu pasukan Sekutu mendeteksi kapal dan pesawat musuh. Belakangan, alat ini terbukti memiliki banyak kegunaan non-militer, termasuk memandu kapal sipil dan mendeteksi kejadian cuaca besar seperti badai.