Karena Dendam, Guru Olahraga Fitnah Kepala Sekolah Pakai AI
Persoalan diawali dengan teguran sang kepala sekolah kepada guru olahraga. Kemudian berlanjut ke masalah serius.
Persoalan diawali dengan teguran sang kepala sekolah kepada guru olahraga. Kemudian berlanjut ke masalah serius.
Karena Dendam, Guru Olahraga Fitnah Kepala Sekolah Pakai AI
Seorang guru olahraga ditangkap oleh polisi setelah ia diduga menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat rekaman rasis palsu terhadap kepala sekolah di tempat kerjanya.
Dazhon Darien, guru olahraga dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Pikesville di Baltimore County, Amerika Serikat, diduga membuat rekaman palsu dengan AI yang meniru sang kepala sekolah, Eric Eiswert.
Ia mengungkapkan kata-kata mengenai anak-anak kulit hitam yang “tidak tahu berterima kasih”, seperti dikutip dari The Guardian dan The New York Times, Senin (6/5).
-
Apa yang ditemukan para ahli dengan menggunakan AI? Para ahli dari Universitas Bradford, Nottingham, dan Stanford telah mengembangkan algoritma analisis khusus untuk membuat sebuah penemuan: salah satu objek dalam lukisan karya Raffaello Sanzio/Raphael ternyata tidak dilukis oleh sang maestro.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Bagaimana Kamari melatih syaraf sensorik dan motoriknya di sekolah? Kamari belajar melatih syaraf sensorik dan motoriknya di sekolah ini.
-
Siapa yang pindah sekolah? Melansir dari akun fristymayangdewi, seorang siswa bernama Ucok terpaksa pindah sekolah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dunia.
-
Di mana olahraga tradisional akan diterapkan di kurikulum sekolah? Nantinya ini akan menjadi mata pelajaran tambahan lokal di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
-
Apa yang diterjemahkan oleh ilmuwan menggunakan AI? Ilmuwan berhasil menerjemahkan huruf paku yang ada di prasasti kuno menggunakan alat kecerdasan buatan (AI).
Selain itu, rekaman dari AI tadi juga berisi kata-kata: “Dan jika saya harus mendapat satu lagi keluhan dari satu lagi orang Yahudi di komunitas ini, saya akan bergabung ke pihak lain.”
Departemen Kepolisian Baltimore County menyatakan pembuatan rekaman palsu tersebut dilakukan Daries untuk memfitnah Eiswert.
Rekaman palsu tersebut tersebar secara cepat pada pertengahan Januari lalu.
Sekarang, Darien menghadapi beberapa tuduhan, termasuk tuduhan mengganggu operasional sekolah dan tuduhan penguntitan terhadap sang kepala sekolah.
- Wajah Salah Satu Firaun Paling Kaya Terungkap, Segini Jumlah Hartanya
- Hanya Lulusan SMP dan Dua Kali Tidak Naik Kelas, Tak Disangka Pria Ini Sukses Jadi Pendiri Bisnis Waralaba Mendunia
- 5 Hal Ini Masih Misterius di Alam Semesta, Ilmuwan Angkat Tangan Tak Bisa Menjawab
- Setelah Lebih dari 40 Tahun, AS Bakal Mendarat Lagi di Bulan Pekan Ini
Berdasarkan dokumen polisi, Darien dan Eiswert pernah melakukan pembicaraan mengenai “tantangan kinerja” Darien. Eiswert juga telah melakukan penyelidikan terhadap Darien pada Desember tahun lalu atas potensi penyalahgunaan dana sekolah sekitar Rp31 juta.
Eiswert, berdasarkan laporan NPR, juga pernah menegur Darien karena ia memecat seorang pelatih tanpa persetujuan Eiswert dan ia juga pernah memberi tahu Darien bahwa kontraknya kemungkinan “tidak akan diperpanjang semester depan”.
Polisi menyatakan bahwa Darien pernah beberapa kali melakukan akses ke jaringan sekolah untuk mencari alat-alat OpenAI pada akhir Desember hingga Januari lalu.
Darien juga diduga telah mengguanakan “model bahasa besar” yang melakukan pemelajaran mendalam yang “melibatkan pengambilan data dalam jumlah besar dari berbagai sumber di internet”.
Pembelajaran mendalam yang dilakukan oleh model bahasa besar tersebut bisa “mengenali tulisan yang dimasukkan oleh pengguna dan menghasilkan hasil percakapan.”
Pada pertengahan Januari, Darien mengirim audio hasil AI yang menyerupai Eiswert kepada dirinya sendiri dan dua orang pekerja lain di SMA melalui sebuah surel.
Akun surel yang Darien gunakan untuk mengirim pesan merupakan akun milik pihak ketiga yang tertaut dengan nomor ponsel Darien.
Salah satu rekan kerja yang menerima surel kemudian mengirimkan audio tersebut kepada media berita, sebuah organisasi hak sipil antarras, hingga kepada salah seorang siswa yang menyebarkan audio tersebut secara luas.
Setelah itu, banyak warga yang meminta kepada sekolah untuk memecat Eiswert. Ia juga menerima banyak pesan serta panggilan telepon yang mengancam dirinya dan keluarganya dengan kekerasan.
Darien akhirnya ditangkap pada hari Kamis (25/4) di Bandar Udara Internasional Thurgood Marshall Baltimore/Washington setelah petugas mengecek senjata api yang ia punya.
Ketika memeriksa latar belakangnya, polisi melihat bahwa terdapat surat perintah penangkapan terbuka pada Darien.