Kecerdasan Albert Einstein Terungkap dari Otaknya, Benarkah Berbeda dengan Orang Lain?
Beberapa tahun lalu pernah dilakukan penelitian tentang otak Albert Einstein. Tapi apakah ada perbedaan dengan manusia lainnya?
Siapa yang tak mengenal Albert Einstein. Dia seorang ilmuwan yang terkenal. Dunia mengakui bahwa ia adalah orang yang jenius.
Einstein lahir pada 14 Maret 1878 di Jerman dan meninggal pada 18 April 1955 di New Jersey, Amerika Serikat di usia 76 tahun. Karena kejeniusannya itu, banyak orang yang penasaran tentang otak Einstein.
Oleh sebab itu, segera setelah kematiannya, otak Einstein dikeluarkan dari jazadnya. Mengutip dari beragam sumber, Thomas Stoltz Harvey adalah dokter ahli patologi rumah sakit Princeton yang mengeluarkan otak Einstein dari tubuhnya.
Setelahnya, otak Einstein di potong menjadi 240 blok. Sebagian dari jumlah itu disimpan sebagai penelitian. Lalu, apakah ada yang berbeda dari otak Einstein itu?
Dikutip dari Florida State University dan EarthSky, Rabu (31/7), otak Albert Einstein memang memiliki beberapa perbedaan signifikan dibandingkan dengan kebanyakan orang.
Studi yang dipimpin oleh antropolog evolusi dari Florida State University, Dean Falk, mengungkapkan bahwa otak Einstein memiliki pola convolusi yang tidak biasa di bagian prefrontal cortex, area yang penting untuk pemikiran abstrak.
-
Kapan Albert Einstein meninggal? Albert Einstein diduga memiliki kekayaan bersih yang diperkirakan sekitar USD1,5 juta pada saat kematiannya pada tahun 1955. Ini setara dengan sekitar USD14 juta dalam nilai uang saat ini setelah disesuaikan dengan inflasi.
-
Apa yang diuji kembali oleh ilmuwan terkait Albert Einstein? Para ilmuwan memang telah melakukan penelitian mengenai lintasan Bulan secara mendalam selama lebih dari setengah abad untuk menguji asumsi kunci dalam teori gravitasi Albert Einstein.
-
Apa penemuan terkenal dari Albert Einstein? Sekarang, namanya dikenal sebagai seorang fisikawan dengan temuan terkenalnya yaitu teori relativitas.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di Cincin Einstein? Para ilmuwan menangkap fenomena aneh di cincin Einstein ketika menggunakan teleskop ruang angkasa, James Webb Telescope (JWST). Mereka menemukan molekul tertua bernama Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAS).
-
Kapan Albert Einstein berhenti memakai kaus kaki? Ia mengungkapkan pada sebuah surat yang ditulis untuk sepupunya, bahwa ia menemukan jempol kakinya akan membuat lubang di kaus kaki. Sehingga ia berhenti memakainya. Hal ini menunjukkan cara berpakaian Einstein yang kasual. Tetapi, peneliti belum menemukan kaitan antara tidak memakai kaus kaki dengan kecerdasan Einstein.
-
Apa yang menjadi ciri khas penampilan Albert Einstein? Selain ilmuwan, Albert Einstein dikenal orang dengan sosok yang sederhana. Ketika berpakaian pun, ia nampak begitu apa adanya. Tak ada simbol glamour dalam penampilannya.
Selain itu, terdapat beberapa perbedaan struktural lainnya yang mungkin berkontribusi pada kemampuan kognitif luar biasa Einstein.
Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2012 menunjukkan bahwa bagian prefrontal, somatosensori, motor primer, parietal, temporal, dan occipital dari otak Einstein memiliki fitur yang luar biasa.
Misalnya, otak Einstein menunjukkan lebih banyak convolusi, atau lipatan, yang mungkin terkait dengan kemampuannya dalam berpikir spasial dan matematika.
Selain itu, sebuah studi yang lebih awal pada tahun 1985 mengungkapkan bahwa dua bagian dari otak Einstein mengandung jumlah sel glia yang lebih banyak dibandingkan dengan neuron, yang merupakan sel penghubung dan pendukung di otak.
Kontra
Kendati begitu, ada seorang ilmuwan yang tak sepakat tentang hal itu. Ahli psikolog dari Pace University, New York, Terence Hines mengatakan tidak bisa hanya mengambil satu otak orang jenius saja kemudian disimpulkan.
"Anda tidak bisa hanya mengambil satu otak dari seseorang yang berbeda dari orang lain. Anda melihat otak saya dan membandingkan otak saya dengan 100 otak lainnya,” kata Hines dikutip BBC.
Cara yang apple to apple untuk melakukannya adalah menempatkan banyak orang jenius melalui pemindai pencitraan saraf paling mencolok dan meminta para ilmuwan di sana untuk menganalisisnya.
"Mereka mungkin tidak menemukan apa-apa, tapi itu akan jauh lebih baik daripada mengiris dan memotong satu atau dua otak jenius," jelas Hines.