Kesadaran masyarakat akan bahaya peretasan masih rendah
Terlebih bagi perangkat yang akan dijual, potensi peretasan makin besar.
Kesadaran masyarakat akan keamanan data di perangkat elektronik nampaknya perlu ditingkatkan. Hal ini yang coba disampaikan oleh dosen teknik informatika Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Hamid.
Jika tidak dibangun kesadaran tersebut, ditakutkan masyarakatlah yang akan dirugikan. Sebagai contoh, sebelum menjual sebuah perangkat elektronik, ada baiknya segala data yang pernah tersimpan di sana sudah dipastikan bersih.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Apa saja layanan hacking yang ditawarkan? Seorang pengembang dengan pengalaman hampir satu dekade menawarkan layanan pembuatan halaman phishing, kloning bank, kloning pasar, penguras kripto, spoofing SMS, dan spoofing email.
"Hal itu penting agar masyarakat mempunyai kesadaran untuk menghapus data yang tersimpan di perangkat elektronik secara sempurna terlebih dulu sebelum dijual. Hal itu untuk mencegah dan menghindari penyalahgunaan data," katanya kepada Antara.
Menurut Hamid, menghapus data saja tidak cukup, karena masih ada kemungkinan orang lain untuk mengembalikan data yang sudah terhapus tersebut. "Masyarakat sering lalai menghapus data yang tersimpan di perangkat elektronik secara sempurna sebelum dijual. Padahal data yang sudah terhapus masih bisa dikembalikan (recovery) dengan metode tertentu," tutur Hamid.
Lebih lanjut, Hamid pun memberikan contoh bagaimana kasus-kasus seputar lemahnya kesadaran keamanan ini sering terjadi. Sebagai contoh, munculnya berbagai foto-foto pribadi di publik adalah akibat tidak mengindahkan dampak seperti ini.
"Masyarakat biasanya menjual perangkat elektronik itu tanpa membersihkan secara sempurna data yang mereka simpan maupun data yang sudah dihapus di perangkat tersebut. Akibatnya banyak terjadi kasus penyebaran foto pribadi atau kebocoran data rahasia perusahaan," katanya.
Oleh karenanya, Hamid menekankan sekali lagi agar masyarakat lebih waspada lagi terhadap seluruh perangkat elektronik yang mereka miliki terlebih ponsel, laptop, dan komputer. Harus diperhatikan apakah data yang mereka miliki masih aman dan tidak akan jatuh ke tangan yang tidak berkepentingan.
(mdk/nvl)