Kisah Seorang Wanita yang Kehilangan Suaranya Akibat Tumor Diganti Pakai Aplikasi AI
Berikut kisah seorang wanita yang akhirnya memilih AI untuk "mengembalikan" suaranya.
Berikut kisah seorang wanita yang akhirnya memilih AI untuk "mengembalikan" suaranya.
Kisah Seorang Wanita yang Kehilangan Suaranya Akibat Tumor Diganti Pakai Aplikasi AI
Seorang wanita di Amerika Serikat (AS) kehilangan kemampuan untuk bersuara secara jelas setelah menjalani operasi tumor. Namun, dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), wanita tersebut dapat kembali melakukan percakapan dengan menggunakan suaranya kembali.
Alexis “Lexi” Bogan, berusia 21 tahun, mempunyai tumor pembuluh darah sebesar bola golf yang menekan batang otaknya dan yang terjerat dalam pembuluh darah dan saraf kranial.
Lokasi dan tingkat keparahan tumor, ditambah dengan operasi kompleks selama 10 jam yang dilakukan dokter, telah merusak kendali yang dipunyai Bogan terhadap otot lidah dan suaranya.
Akibatnya, kemampuan makan dan berbicara Bogan, bahkan sekadar untuk menyapa orang lain, menjadi terhambat.
Bogan akhirnya mendapat bantuan dari AI setelah ia mengalami kondisi tersebut selama beberapa bulan, seperti dikutip dari New York Post dan Associated Press, Rabu (15/5).
Aplikasi tersebut dibuat secara khusus sehingga hanya ia yang dapat menggunakannya.
Untuk menghasilkan suaranya, Bogan hanya perlu mengetik beberapa kata atau kalimat dan aplikasi tersebut akan secara langsung membacanya dengan keras. Suara buatan milik Bogan dihasilkan dari sebuah model AI, yaitu Voice Engine buatan OpenAI.
Suara buatan tersebut diambil dan dilatih dari video ketika Bogan memasak yang berdurasi 15 detik yang direkam ketika ia berada di bangku sekolah menengah atas (SMA).
Dengan bantuan dari kelompok rumah sakit Lifespan di Rhode Island, AS, Bogan dapat menggunakan suara remajanya kembali untuk berbicara.
Bogan merupakan salah satu orang pertama yang menggunakan Voice Engine untuk menghadirkan kembali suara seseorang yang hilang.
Bogan saat ini menggunakan aplikasi tersebut untuk berbagai kegiatan hariannya, mulai dari membeli kopi, belanja di supermarket, hingga berbelanja baju.
Ahli Memperingatkan
Meski terbukti berguna, para ahli telah memperingatkan akan risiko buruk yang bisa dihasilkan dari penciptaan suara buatan.
Suara AI ini bisa digunakan, sebagai contoh, dalam penipuan melalui telepon dan peniruan suara orang lain tanpa persetujuan orang tersebut.
“Kita harus sadar akan risikonya, tetapi kita tidak boleh melupakan pasien dan kebaikan sosial,” ucap dr. Fatima Mirza, salah seorang dokter yang bekerja dalam program suara AI ini.