Mengenal nenek moyang manusia
Sampai sekarang perdebatan mengenai teori evolusi manusia terus berlanjut. Berikut beberapa replika 3D genus terdahulu.
Walaupun banyak yang tidak sependapat dengan teori yang dikeluarkan oleh Charles Darwin, namun tidak sedikit pula yang mempercayai teori tersebut.
Beberapa peneliti atau ilmuwan yang percaya akan teori Darwin mengatakan bahwa manusia adalah salah satu mamalia yang terus berevolusi dari waktu ke waktu.
Seperti yang dimuat dalam Discovery.com tanggal 12 Desember 2012 lalu, terdapat beberapa rekaan hasil CT Scan dan tampilan 3D manusia-manusia purba dari zaman ke zaman.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Universitas terbaik apa yang menempati peringkat pertama di Indonesia versi AD Scientific Index 2024? Dalam daftar University Rankings 2024 AD Scientific Index yang mencakup 2.227 kampus, UGM, UTI (Universitas Teknokrat Indonesia), dan Undip berhasil menempati peringkat tertinggi sebagai universitas terbaik di Indonesia.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Sahelanthropus tchadensis
Menurut penjelasan di Wikipedia, Sahelanthropus tchadensis adalah spesies hominid yang hidup sekitar 7 juta tahun lalu. Sampai sekarang masih muncul perdebatan apakah Sahelanthropus tchadensis ini termasuk dalam kategori manusia purba (suku Hominini) ataukah asli kera.
Tengkorak makhluk yang juga disebut dengan nama Toumai (hope for life) ini ditemukan di padang Djurab di Chad, 9 tahun lalu. Kini tengkoraknya telah disatukan dan dipamerkan di Senckenberg Natural History Museum, Frankfurt, Jerman.
Australopithecus afarensis
Banyak peneliti yang sepakat bahwa Australopithecus afarensis adalah spesies hominid murni yang hidup sekitar 3,9 sampai 2,9 tahun lalu. Seperti halnya Australopithecus africanus, A. afarensis ini juga diperkirakan memiliki tubuh yang ramping.
Australopithecus afarensis yang juga memiliki nama lain yaitu Lucy ini ditemukan di wilayah sebelah timur Afrika. Para peneliti memperkirakan pola hidup Australopithecus afarensis tidak bergelantungan di pohon seperti kera melainkan lebih banyak beraktivitas di tanah.
Australopithecus africanus
Australopithecus africanus yang juga memiliki nama lain yaitu Mrs Ples ini ditemukan pertama kali di Sterkfontein, Afrika Utara, pada tahun 1947. Diperkirakan Australopithecus africanus hidup sekitar 2,5 juta tahun lalu. Berbeda dengan Australopithecus afarensis, struktur tulang dari Australopithecus africanus lebih mirip dengan kera dibandingkan dengan manusia.
Paranthropus aethiopicus
Paranthropus aethiopicus diperkirakan hidup sekitar 2,5 juta tahun lalu. Tengkoraknya pertama kali ditemukan di Lake Turkana, Kenya, pada tahun 1985. Sayangnya, sampai sekarang rantai penelitian tentang Paranthropus aethiopicus terputus karena terbatasnya bukti keberadaan atau eksistensinya.
Paranthropus boisei
Tengkorak dari Paranthropus boisei pertama kali ditemukan do Olduvai Gorge, Tanzania pada tahun 1959. Paranthropus boisei awalnya disebut dengan nama Zinjantrhopus boisei dan berubah menjadi Australopithecus boisei dan kembali berubah seperti yang digunakan saat ini. Diperkirakan Paranthropus boisei hidup sekitar 2,6 sampai 1,2 juta tahun lalu di daratan Afrika sebelah timur.
Pertama kali ditemukan oleh Mary Leakey, diketahui bahwa Paranthropus boisei memiliki rongga otak yang kecil dibandingkan dengan manusia purba lainnya. Diperkirakan bahwa selain mengonsumsi tanaman dan akar-akaran, Paranthropus boisei juga sudah mengenal cara menggali tanah dengan tongkat atau tulang.
Homo rudolfensis
Banyak peneliti yang mempercayai bahwa era manusia dimulai dari munculnya Homo rudolfensis ini. Tengkorak dan fosil tulang belulangnya ditemukan pertama kali di Koobi Fora, Kenya, pada tahun 1972.
Diperkirakan Homo rudolfensis hidup sekitar 1,8 juta tahun lalu. Homo rudolfensis juga diperkirakan sudah mengenal cara penggunaan alat-alat batu untuk bercocok tanam, menggali, menguliti daging dan sebagainya.
Uniknya walaupun ditemukan pada tahun 1972, nama Homo rudolfensis diresmikan baru pada tahun 1986 oleh usulan V P Alexeev.
Homo ergaster
Homo ergaster yang juga memiliki artian manusia pandai ini adalah spesies hominid yang diperkirakan mendiami daratan Afrika timur dan selatan sekitar 1,9 sampai 1,4 juta tahun yang lalu atau pada era Pleistosen atau era etika bumi mengalami iklim dingin secara global.
Dari banyaknya tengkorak manusia purba yang ditemukan, tengkorak Homo ergaster adalah yang paling utuh dibanding lainnya. Peneliti juga memperkirakan bahwa struktur kepala dari Homo ergaster mirip dengan yang dimiliki Homo erectus di Asia. Oleh karenanya, Homo ergaster disebut juga sub-spesies dari Homo erectus.
Homo heidelbergensis
Tengkorak Homo heidelbergensis dengan jenis kelamin laki-laki ini pertama kali ditemukan pada tahun 1993 di Sima de los Huesos, Spanyol. Dari beberapa tengkorak yang ditemukan, para peneliti memperkirakan bahwa di zamannya, tradisi mengubah bentuk wajah dan kepala adalah sesuatu yang sangat lazim. Oleh karenanya, banyak dari Homo heidelbergensis yang mati karena perubahan bentuk kepala secara manual tersebut.
Homo heidelbergensis diperkirakan hidup sekitar 600 ribu sampai 400 ribu tahun lalu. Banyak peneliti yang percaya bahwa Homo heidelbergensis adalah nenek moyang Homo neanderthalensis di Eropa dan juga Homo sapiens atau manusia sekarang ini.
Homo neanderthalensis
Banyak peneliti yang percaya bahwa genus Homo satu ini adalah spesies terpandai di era-nya. Mereka mampu berinovasi membuat peralatan seperti pancing, senjata sampai dengan alat-alat dapur lainnya dari batu, tulang dan kayu.
Homo neanderthalensis diketahui mendiami mayoritas daratan Eropa dan Asia Barat juga Tengah. Tengkorak Homo neanderthalensis pertama ditemukan pada tahun 1908 di Chapelle-au-Saints, Prancis.
Homo neanderthalensis diperkirakan hidup sekitar 600 ribu sampai 350 ribu tahun lau yang akhirnya menghilang tanpa bekas sekitar 30 ribu tahun lalu. Perkiraan awal menghilangnya genus Homo satu ini dikarenakan dibunuh oleh Homo sapiens lain yang lebih banyak dibanding dengan populasi mereka.
Homo floresiensis
Homo floresiensis disebut juga dengan nama hobbit. Tengkorak dan tulang belulang Homo floresiensis berjenis kelamin wanita ini ditemukan di Liang Bua, Flores, indonesia pada tahun 2003 silam. Diperkirakan Homo floresiensis ini hanya memiliki tinggi 1 meter dan hidup sekitar 18 ribu tahun lalu.
Banyak peneliti yang masih kebingungan dengan bentuk dan struktur yang dimiliki Homo floresiensis ini. Karena, dari struktur tulang dan tingginya juga tidak sama dengan Homo sapiens ataupun Homo neanderthalensis.
Perkiraan awal, Homo floresiensis mempunyai bentuk dan tubuh kecil karena penyakit. Namun setelah membandingkan dengan tengkorak manusia yang terkena penyakit mikrosefali yang pernah hidup di pulau Kreta, tengkorak Homo floresiensis memang lebih kecil dan bentuknya juga sedikit berbeda.
Homo sapiens
Homo sapiens diambil dari bahasa latin yang memiliki artian 'manusia yang tahu.' Tulang dan tengkorak Homo sapiens pertama kali ditemukan di sebuah gua di Israel pada tahun 1969. Tengkorak tersebut diperkirakan milik seorang wanita berusia 20 tahun yang hidup sekitar 100 ribu sampai 90 ribu tahun lalu.