Misteri kematian masal ikan di akuarium Tokyo buat ilmuwan kalut
Ikan yang awalnya ratusan kini tinggal satu ekor
Siapa yang tidak heran bila ratusan ikan di sebuah akuarium raksasa tiba mati dan hanya tersisa satu ekor saja? Fenomena aneh ini terjadi di Tokyo, ilmuwan pun dibuat kebingungan.
Awalnya, Tokyo Aquarium bagian tangki Tuna mempunyai 69 ekor tuna bluefin, 52 ekor eastern tuna, dan 38 ekor tuna bonito. Namun terhitung Desember tahun lalu, mulai terjadi kematian pada beberapa tuna.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
Hingga pada pertengahan Januari 2015, jumlah tuna di tangki akuarium tinggal 30 ekor saja! Padahal tangki akuarium tuna itu berukuran sangat besar dan sangat cocok sebagai habitat tuna. Diameter tangki itu tercatat 30 meter dan mampu menampung air hingga 2.200 ton.
Horornya, ikan terakhir yang mati diketahui menghantamkan diri ke tembol akuarium tanpa sebab pasti. Ikan itu pun akhirnya mati akibat kerusakan tulang belakang.
"Ikan kedua terakhir (yang mati terakhir), baru saja mati setelah menabrak dinding akrilik dua kali. Ikan itu menderita patah tulang belakang. Hal ini sangat tidak lazim terjadi pada ikan tuna di dalam tangki," ujar juru bicara Tokyo Sea Life Park, Phys.org (24/03).
Ilmuwan Jepang yang menyelidiki kasus kematian masal tuna ini mengaku belum menemukan jawaban yang pasti. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab, seperti stres, lampu akuarium, dan racun di dalam air masih belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
"Penelitian pertama menunjukkan keberadaan virus di beberapa bangkai ikan. Tetapi, virus tersebut dianggap tidak bisa menyebabkan kematian masal," tambah juru bicara tadi.
Baca juga:
Mengapa patung pria Yunani kuno selalu telanjang?
Jangan beli ASI lewat internet!
7 Hewan dengan bakat super, miliki kemampuan Hulk sampai Nabi Isa!
Smartphone berdampak buruk untuk anak-anak
Wow, kotoran manusia mengandung emas bernilai triliunan rupiah!