Ngeri, sekarang FBI 'boleh' retas semua komputer di muka Bumi
Google sebelumnya sudah menentang aturan yang memperbolehkan FBI meretas komputer warga dunia
Badan investigasi Amerika, FBI, sepertinya belum kapok berurusan dengan keamanan data digital. Setelah melawan Apple, kini FBI dinyatakan boleh meretas semua jenis komputer oleh Supreme Court alias MA-nya Amerika Serikat.
Seperti yang dilansir oleh Techworm (30/04), Supreme Court AS telah menyetujui perubahan undang-undang federal nomor 41 soal prosedur kriminal. Perubahan ini berisi perizinan bagi hakim di Amerika untuk mengeluarkan surat perintah pencarian informasi elektronik di luar wilayah yuridiksi mereka.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
Artinya, hanya dengan satu surat perintah hakim, FBI diizinkan untuk meretas komputer di Amerika, dan kota lain di dunia demi kepentingan investigasi kasus kriminal. Aturan baru ini juga berlaku bagi mereka yang menyembunyikan identitas di dunia maya.
Sontak perubahan undang-undang itu mendapat kritik dari banyak pihak, salah satunya Google. Lewat blog resminya tahun 2015 lalu, Google sudah menentang aturan baru ini karena dianggap bisa mengganggu privasi semua pengguna internet.
Kabar buruk lainnya, karena yang dimaksud adalah semua jenis komputer, maka tidak hanya PC yang boleh diretas oleh FBI. Smartphone, tablet, perangkat mobile lain yang berbasis 'komputer' akhirnya boleh ikut diretas.
Baca juga:
Cuma modal email ancaman, grup hacker ini kantongi Rp 1 miliar lebih
Pembangkit listrik tenaga nuklir di Jerman dimatikan gara-gara virus
Hacker ISIS bersatu ciptakan grup peretas raksasa, target utama AS!
Ratusan data pengguna bocor, Spotify bantah kena hack
Modal nomor telepon, hacker mampu sadap semua smartphone di Bumi!