Peneliti akan bangun roket untuk hadapi serangan meteor
Rencananya roket ini akan ditabrakkan pada asteroid Didymos.
Ledakan meteor di Rusia beberapa minggu lalu benar-benar mengubah fokus dunia tentang benda luar angkasa ini. Hal tersebut pun membuat para ahli untuk berlomba menemukan cara menjauhkan sumber ancaman tersebut.
Seperti yang dilansir oleh Washington Post (25/2), para peneliti dari Laboratorium Fisika Terapan di Johns Hopkins University sedang mempersiapkan proyek yang rencananya akan memakan waktu selama satu dekade ini. Tidak tanggung-tanggung, proyek jangka panjang ini pun juga akan menghabiskan dana sekitar USD 350 juta atau setara dengan Rp 3,36 triliun.
-
Apa itu hujan meteor? Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa.
-
Bagaimana hujan meteor terjadi? Hujan meteor pada dasarnya adalah puing-puing luar angkasa yang jatuh melalui atmosfer bumi, dan terbakar saat masuk ke atmosfer.
-
Bagaimana meteoroid bisa 'jatuh' ke Bumi? Saat meteorid menghantam satu sama lain di angkasa, serpihannya masuk ke Bumi. Serpihan tersebut, tersebar di langit dan jatuh di dataran Bumi.
-
Bagaimana meteor menghantam Bulan? Dampak kecepatan tinggi itu menghasilkan panas yang hebat dan menciptakan kawah, sekaligus memberikan kilatan cahaya tampak cerah.
-
Bagaimana proses terjadinya hujan meteor? Meteor terjadi ketika objek angkasa, seperti debu dan partikel lainnya, memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan yang sangat tinggi. Saat objek tersebut memasuki atmosfer, gesekan dengan udara menyebabkan panas dan tekanan pada objek tersebut.
-
Dimana meteoroid berada sebelum 'jatuh' ke Bumi? Meteorid atau 'bintang jatuh', merupakan benda langit yang terlihat 'jatuh' di malam hari. Berbentuk bola gas panas dengan ukuran dan massa yang sangat besar. Bahkan ukurannya melebihi bumi.
Dengan dana dan waktu yang begitu besar, para peneliti berencana membangun sebuah roket yang ditembakkan ke arah asteroid Didymos ketika mendekati bumi. Dengan begitu, Didymos akan menjadi satu-satunya asteroid yang hancur akibat campur tangan manusia.
Para peneliti sendiri meyakini dengan menembak benda angkasa tersebut, selain akan memberikan perlindungan bagi bumi, juga akan membuktikan beberapa aspek sains. "Ada aspek sains dan keamanan planet yang berhubungan dengannya," kata Andy Cheng, kepala peneliti dari laurel.
Konsep ini sebenarnya sudah disepakati oleh NASA dan European Space Agency (ESA). Bersama-sama, kedua badan ini akan membangun proyek tersebut mulai Mei mendatang.
Rencana pertahanan atas asteroid sendiri sudah sejak lama berembus di kalangan pakar astronomi sendiri. Mulai dari mantan astronot, ahli astronomi, dan hobiis amatir pun sudah menaruh perhatiannya terlebih ketika ledakan meteor di Chelyabinsk terjadi.