Penemuan Besar yang Belum Mendapatkan Nobel Prize, Padahal Bermanfaat Bagi Manusia
Beberapa penemuan besar, seperti pemetaan genom manusia, AI, dan pengobatan kanker, belum menerima Nobel Prize tetapi telah mengubah dunia ilmu pengetahuan.
Setiap tahun, pikiran-pikiran cemerlang dalam dunia ilmu pengetahuan disorot ketika Nobel Prize dalam bidang fisika, kimia, serta fisiologi atau kedokteran diumumkan. Penghargaan yang didirikan oleh industrialis Swedia, Alfred Nobel, ini merayakan karya-karya revolusioner yang bisa memakan waktu puluhan tahun untuk diselesaikan.
Namun, memprediksi siapa yang akan memenangkan penghargaan bergengsi ini sangatlah sulit. Daftar nominasi dirahasiakan, dan dokumen yang mengungkapkan proses seleksi ditutup dari publik selama 50 tahun.
-
Apa saja penemuan Alfred Nobel yang dipatentkannya? Saat itu, Alfred mendapatkan hak paten dalam menggunakan bahan peledak seperti dinamit, tutup peledak, gelignit, dan balisit.
-
Bagaimana Alfred Nobel menjadi kaya? Bahkan, ia meninggalkan wasiat dan mewariskan 90 persen kekayaan yang ia peroleh dari bahan peledak untuk mendanai penghargaan Nobel.
-
Siapa yang memenangkan Nobel Prize dua kali? Dari banyak penghargaan Nobel Prize yang diberikan kepada wanita, hanya satu perempuan yang dianugerahi dua kali. Dia adalah Marie Curie.
-
Bagaimana Einstein mendapatkan penghargaan Nobel Prize? Agendanya adalah saling bertukar pikiran.
-
Siapa Alfred Nobel? Namanya Alfred Bernhard. Ia merupakan ilmuwan asal Swedia yang terlahir dalam keluarga miskin.
-
Apa penghargaan yang diterima Albert Einstein dari Nobel Prize? Penghargaan yang diberikan The Royal Swedish Academy of Science pada 1921 kepada Einstein adalah tentang hukum efek fotolistrik.
Meski begitu, ada beberapa penemuan yang dianggap layak mendapat penghargaan, meskipun belum menerima panggilan dari Stockholm. Dikutip CNN, Senin (7/10), berikut adalah lima penemuan yang mungkin suatu hari nanti akan menerima Nobel Prize.
Pemetaan Genom Manusia
Salah satu kandidat yang sering disebut untuk Nobel adalah pemetaan genom manusia, proyek ambisius yang dimulai pada 1990 dan selesai pada 2003. Proyek internasional ini melibatkan ribuan peneliti dari beberapa negara dan memberikan dampak besar terhadap biologi dan kedokteran. Namun, tantangan utamanya adalah keterlibatan begitu banyak ilmuwan, sementara Nobel hanya dapat diberikan kepada maksimal tiga orang.
Revolusi dalam Pengobatan Obesitas
Pengembangan obat penurun berat badan yang meniru hormon GLP-1 telah mengubah dunia kesehatan, terutama dalam pengobatan obesitas dan diabetes tipe 2. Tiga ilmuwan — Svetlana Mojsov, Dr. Joel Habener, dan Lotte Bjerre Knudsen — memainkan peran penting dalam mengembangkan obat ini, yang sekarang banyak digunakan. Ketiganya baru saja memenangkan Lasker-DeBakey Clinical Medical Research Award pada 2024, sebuah indikator kuat bahwa mereka bisa menjadi kandidat kuat untuk Nobel.
- Pemenang Nobel Sastra, Penerbit dan Penulis Dunia Boikot Israel, Tolak Kerjasama dengan Lembaga Kebudayaan Negara Penjajah
- Masihkah Penghargaan Nobel Prize Relevan Saat ini?
- Dua Ilmuwan Ini Dianugerahi Nobel Fisika 2024, Kantongi Hadiah Fantastis
- Mantan Karyawan Google Ini Kaget Dapat Penghargaan Nobel Prize Fisika
AI hingga Gen Penyebab Kanker
AI yang Transformasional
Dua nama besar dalam bidang kecerdasan buatan (AI) — Demis Hassabis dan John Jumper — diakui berkat pengembangan AlphaFold, program AI yang mampu memprediksi struktur protein. Temuan ini digunakan oleh lebih dari dua juta peneliti di seluruh dunia dan telah mengakselerasi kemajuan di bidang biologi.
Meskipun AlphaFold telah memenangkan banyak penghargaan, beberapa ahli berpendapat mungkin masih terlalu dini untuk menerima Nobel.
Memahami Mikrobioma Usus
Penelitian tentang mikrobioma usus, ekosistem mikroba di dalam tubuh manusia, telah berkembang pesat. Salah satu pionir di bidang ini adalah Dr. Jeffrey Gordon dari Washington University. Penelitiannya menunjukkan bagaimana mikrobioma usus mempengaruhi kesehatan manusia dan memainkan peran dalam penanganan malnutrisi pada anak-anak di seluruh dunia. Bidang ini diyakini sudah lama layak mendapat pengakuan Nobel.
Gen Penyebab Kanker
Pada 1970-an, Dr. Mary-Claire King dari University of Washington memimpin penelitian yang mengidentifikasi peran mutasi gen BRCA1 dalam kanker payudara dan ovarium.
Temuan ini memungkinkan adanya tes genetik yang dapat membantu perempuan yang berisiko tinggi mengambil langkah pencegahan. Meskipun penemuan ini telah menyelamatkan banyak nyawa, King belum menerima pengakuan Nobel.
Penemuan-penemuan ini, meskipun belum menerima Nobel, telah secara signifikan mengubah wajah ilmu pengetahuan dan kedokteran. Mungkin hanya masalah waktu sebelum mereka mendapat penghargaan tertinggi di dunia ilmiah.