Kisah Wilhelm Roentgen, Ilmuwan yang Berhasil Ciptakan Sinar-X
Wilhelm Conrad Roentgen, ilmuwan penerima penghargaan Nobel, tidak pernah mengajukan paten untuk penemuannya.
Pada tanggal 8 November 1895, Wilhelm Conrad Roentgen melakukan penemuan yang sangat signifikan dalam bidang fisika dan kedokteran dengan menemukan x-ray atau sinar-X. Hanya dalam waktu satu tahun setelah pengumuman penemuan ini, penggunaan sinar-X untuk diagnosis dan terapi telah menjadi hal yang umum dalam praktik medis.
Menurut American Physical Society yang dilansir pada Jumat (8/11), perjalanan karier ilmiah Roentgen dipenuhi dengan berbagai tantangan. Saat menempuh pendidikan di Belanda, ia dikeluarkan dari Sekolah Teknik Utrecht akibat perilaku nakal mahasiswa lainnya.
-
Siapa yang menemukan radiasi Hawking? Fisikawan Stephen Hawking menyadari bahwa sifat-sifat lubang hitam hanya bergantung pada beberapa parameter global, yaitu massa, muatan listrik, dan momentum sudutnya. Ketika lubang hitam tidak benar-benar menyedot benda lain, maka ia akan kehilangan energi dalam bentuk yang dinamakan 'radiasi Hawking'.
-
Siapa penemu radiologi? Rontgen adalah seorang insinyur mesin dan fisikawan asal Jerman yang menemukan sinar-X secara tidak sengaja saat menjelajahi sinar katoda.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan Jerman? Para ilmuwan Jerman berhasil menemukan dan mendeskripsikan sebuah spesies sejenis bintang laut berusia 155 juta tahun, jenis Brittle Star atau bintang rapuh yang sedang dalam pertengahan regenerasi pada separuh tubuhnya.
-
Apa penemuan terkenal Albert Einstein? Sekarang, namanya dikenal sebagai seorang fisikawan dengan temuan terkenalnya yaitu teori relativitas.
-
Apa itu ledakan sinar gamma? Kejadian ini bernama GRB 221009A, yang terdeteksi pada 9 Oktober 2022 oleh Teleskop Luar Angkasa Integral milik European Space Agency (ESA) dan satelit yang mengorbit di Bumi.
-
Dimana teknologi sinar-X untuk memulihkan foto wajah orang yang hilang dikembangkan? Sebuah tim peneliti dari Amerika Serikat (AS) dan Kanada telah mengembangkan teknik-teknik untuk memulihkan gambar zaman dahulu yang rusak.
Ketiadaan ijazah semula menghalangi Roentgen untuk mendapatkan jabatan di Universitas Wrzburg, meskipun ia sudah meraih gelar doktor. Namun, pada akhirnya ia diterima di universitas tersebut.
Di Wrzburg, Roentgen melakukan eksperimen yang fokus pada fenomena cahaya dan emisi yang muncul ketika arus listrik dialirkan melalui "tabung Crookes," yaitu bola lampu kaca dengan elektroda positif dan negatif yang di dalamnya telah dihilangkan udara, sehingga menghasilkan cahaya neon saat arus tegangan tinggi mengalir. Ia sangat tertarik dengan sinar katoda dan mengeksplorasi jangkauan sinar tersebut di luar tabung yang bermuatan.
Pada 8 November, Roentgen menemukan bahwa ketika tabung dilindungi dengan karton hitam tebal, cahaya fluoresen hijau yang dihasilkan dapat membuat layar platinobarium yang berjarak sembilan kaki bersinar, jauh melebihi reaksi yang diharapkan dari sinar katoda.
Ia menyimpulkan bahwa fluoresensi ini disebabkan oleh sinar tak terlihat yang berasal dari tabung Crookes yang digunakannya untuk mempelajari sinar katoda, yang kemudian dikenal sebagai elektron, yang dapat menembus kertas hitam yang membungkus tabung tersebut.
Percobaan lebih lanjut menunjukkan bahwa jenis sinar baru ini mampu menembus sebagian besar zat, termasuk jaringan lunak tubuh, sementara tulang dan logam tetap terlihat jelas. Salah satu hasil awal dari eksperimennya adalah foto tangan istrinya, Bertha, yang menunjukkan cincin kawinnya dengan jelas.
Untuk menguji pengamatannya dan memperkuat bukti ilmiahnya, Roentgen melakukan serangkaian eksperimen yang direncanakan dan dilaksanakan dengan sangat hati-hati selama tujuh minggu. Pada tanggal 28 Desember, ia mengirimkan makalahnya yang berjudul "On a New Kind of Rays" kepada Proceedings of the Wrzburg Physico-Medical Society.
Di bulan Januari 1896, Roentgen melakukan presentasi publik pertamanya di hadapan Wrzburg Physico-Medical Society. Setelah presentasi tersebut, ia melakukan demonstrasi dengan menciptakan gambaran tangan seorang ahli anatomi yang hadir, yang kemudian mengusulkan agar penemuan baru ini dinamakan "Sinar Roentgen."
Berita tentang penemuan ini menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Thomas Edison adalah salah satu yang tertarik untuk mengembangkan penemuan Roentgen lebih lanjut dengan menciptakan fluoroskop genggam, meskipun ia tidak berhasil membuat "lampu sinar-X" yang dapat digunakan di rumah.
Segera setelah itu, peralatan untuk memproduksi sinar-X tersedia secara luas, dan studio-studio dibuka untuk mengambil "potret tulang," yang semakin meningkatkan minat dan imajinasi masyarakat.
Puisi mengenai sinar-X mulai bermunculan di berbagai jurnal populer, dan penggunaan metafora sinar ini juga muncul dalam kartun politik, cerita pendek, serta iklan. Beberapa detektif bahkan menyebut penggunaan perangkat Roentgen untuk melacak pasangan yang tidak setia.
Selain itu, pakaian dalam timbal dibuat untuk mencegah pengintaian dengan "kacamata sinar-X." Meskipun reaksi tersebut kini tampak konyol, komunitas medis dengan cepat menyadari arti penting dari penemuan Roentgen ini.
Berbagai Penggunaan Sinar-X
Pada bulan Februari 1896, sinar-X pertama kali digunakan dalam praktik klinis di Amerika Serikat, tepatnya di Dartmouth, Massachusetts. Edwin Brant Frost menciptakan gambar patah tulang Colles seorang pasien untuk saudaranya yang merupakan seorang dokter lokal.
Setelah itu, berbagai upaya dilakukan untuk menambahkan batang logam atau menyuntikkan zat radiopak guna menghasilkan gambar yang lebih jelas dari organ dan pembuluh darah, meskipun hasilnya bervariasi. Gambar sinar-X bergerak atau angiografi yang pertama kali dilakukan, serta radiologi militer, terjadi pada awal tahun 1896. Selain sebagai alat diagnostik, beberapa peneliti juga mulai mengeksplorasi penggunaan sinar-X untuk pengobatan penyakit.
Sejak awal abad ke-19, elektroterapi telah dikenal luas sebagai metode untuk meredakan rasa sakit, baik yang nyata maupun yang hanya dibayangkan. Peralatan yang digunakan untuk elektroterapi juga dapat menghasilkan sinar-X. Pada bulan Januari 1896, hanya beberapa hari setelah pengumuman mengenai penemuan Roentgen, seorang ahli elektroterapi dari Chicago bernama Emil Grubbe menyinari seorang wanita yang menderita kanker payudara yang kambuh. Pada akhir tahun yang sama, sejumlah peneliti mulai mencatat efek paliatif sinar-X terhadap kanker.
Beberapa peneliti lain menemukan hasil yang positif dalam pengobatan lesi permukaan dan masalah kulit, sementara yang lainnya menyelidiki potensi efek bakteri dari sinar tersebut. Bahkan, sinar-X juga digunakan dalam praktik kosmetik di klinik penghilang bulu yang didirikan di Amerika Serikat dan Prancis.
Roentgen tidak berorientasi pada keuntungan
Roentgen menerima Hadiah Nobel pertama dalam bidang fisika pada tahun 1901 berkat penemuan sinar-X. Ketika ditanya tentang apa yang ada dalam pikirannya saat melakukan penemuan tersebut, ia menjawab dengan jujur, "Saya tidak berpikir, saya menyelidiki."
Saat ini, Roentgen diakui sebagai seorang peneliti yang luar biasa, yang tidak pernah mengejar penghargaan atau keuntungan finansial dari hasil penelitiannya. Ia menolak gelar yang dapat mengangkatnya ke dalam jajaran bangsawan Jerman dan memutuskan untuk menyumbangkan uang dari Hadiah Nobelnya kepada universitas tempat ia berafiliasi.
Meskipun ia mendapatkan gelar doktor kehormatan dalam bidang kedokteran dari universitasnya, Roentgen tidak pernah mengambil paten untuk sinar-X. Ia ingin memastikan bahwa penemuan tersebut dapat dimanfaatkan secara bebas oleh masyarakat. Kedermawanannya ini mengakibatkan kerugian finansial: pada saat ia meninggal dunia pada tahun 1923, Roentgen hampir mengalami kebangkrutan akibat inflasi yang melanda setelah Perang Dunia I.