Teknologi ini Mengungkap Hasil Foto Wajah Seseorang yang Lama Hilang
Terobosan ini dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas Western, Kanada.
Terobosan ini dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas Western, Kanada.
Teknologi ini Mengungkap Hasil Foto Wajah Seseorang yang Lama Hilang
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia itu? Awalnya, HP yang sedang melintas melihat adanya kerangka manusia dalam posisi terlentang tergeletak di lahan kosong.'HP kemudian memberitahukan ke sekuriti kompleks,' ucap dia.
-
Siapa yang menemukan Fosil Manusia Purba? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan.
-
Siapa yang merekonstruksi wajah manusia purba? Para ilmuwan merekonstruksi wajah nenek moyang manusia purba dari tulang Jebel Irhoud yang ditemukan di Maroko.
-
Bagaimana arkeolog mengidentifikasi pria tersebut? 'Berdasarkan fitur wajah dan gaya pakaiannya, kita bisa mengidentifikasi dia sebagai 'Orang Barat,' kemungkinan besar seorang Sogdian dari Asia Tengah,' kata Xiong.
-
Bagaimana wajah manusia purba direkonstruksi? Dengan menganalisis bentuk tengkorak, Moraes mampu menciptakan gambaran realistis tentang nenek moyang kita yang paling jauh.
-
Mayat yang ditemukan itu siapa? 'Terhadap jenazah sudah teridentifikasi dan pengecekan formil oleh penyidik dan diketahui korban inisial N jenis kelamin perempuan dan tinggal di Kecamatan Cikupa,' kata Kasat Reskrim Polres Kota Tangerang Kompol Arief Nazarudin dikonfirmasi, Selasa (12/11).
Sebuah tim peneliti dari Amerika Serikat (AS) dan Kanada telah mengembangkan teknik-teknik untuk memulihkan gambar zaman dahulu yang rusak.
Proses ini juga dapat digunakan untuk berbagai jenis bahan yang telah mengalami korosi atau degradasi, seperti artefak dan fosil yang butuh dipulihkan.
Mengutip ScienceAlert dan Phys.org, Selasa (7/5), pemulihan tersebut dapat dilakukan melalui sebuah teknik yang disebut sebagai pencitraan sinkrotron. Dalam teknik tersebut, pancaran sinar-X digunakan untuk mengidentifikasi berbagai komposisi material secara tepat.
Tim peneliti menggunakan teknik ini untuk memulihkan daguerreotype, yaitu bentuk paling awal dari foto di pertengahan tahun 1800-an, yang sudah terkorosi.
Secara sederhana, teknik ini dapat menjalankan sebuah analisis kimia untuk mendeteksi lokasi korosi dan kerusakan pada daguerreotype.
Ketika sudah diketahui kerusakannya, pekerjaan mundur untuk mencari tahu bagaimana bentuk dari gambar asli sebelum terjadi kerusakan menjadi dimungkinkan.
Teknik ini dapat dipakai pada gambar yang memiliki kerusakan separah apa pun, baik yang timbul karena korosi alami maupun karena upaya pembersihan yang justru memperparah kerusakan.
“Teknik ini dapat digunakan secara luas pada semua jenis ilmu pengetahuan/sains, mulai dari meneliti jaringan hingga ilmu material,” ucap Tson-Kong Sham, ahli kimia dari Western University, Kanada.
Penggunaan secara luas tersebut, menurrut Sham, bisa dilakukan karena sinar-X sinkrotron sangat mudah disetel, yang berarti ia dapat mengambil elemen apa pun dan mencari tahu lingkungan kimianya dan letak dari elemen tersebut dalam sampel, bahkan mencitrakannya lapis demi lapis.
Peneliti dapat mengetahui ukuran untuk tingkat perak dan raksa pada setiap titik dalam gambar dengan menggunakan analisis sinkrotron ini. Bahan-bahan kimia tersebut merupakan hal yang vital untuk menciptakan sebuah daguerreotype sehingga pengetahuan tadi dapat digunakan untuk merekonstruksi gambar yang telah rusak.
Studi terbaru ini, bersama studi sebelumnya, yang keduanya dilakukan oleh Sham, menunjukkan bahwa teknik sinkrotron akan selalu efektif selama partikel gambar di bawah tiap korosi tetap utuh.
Selain dapat membantu memulihkan gambar yang telah terkena korosi, sinar-X juga bisa, secara tidak langsung, merusak pelat tembaga yang terkandung dalam daguerreotype.
“Sinar-X biasanya tidak merusak logam secara kasat mata, jadi saya tidak mengira ia akan berpengaruh pada pelat tembaga,” ujar Sham. “Mungkin ketidakmurnian kimiawi atau korosi yang ada pada daguerreotype itu sendiri menjadi panas dan meninggalkan bekas kecil di tempat yang dilalui sinar-X.”