Perusahaan Jepang Ini Ciptakan AI untuk Dijadikan sebagai Ilmuwan, Bisa Buat Inovasi Baru Kalahkan Manusia
Sakana AI memperkenalkan "AI Scientist" yang mampu melakukan seluruh proses penelitian ilmiah secara otomatis. Mulai dari ide hingga publikasi hasil penelitian.
Penelitian Artificial Intelligence (AI) kini berkembang ke arah yang memungkinkan AI melakukan penelitian secara mandiri. Teknologi tersebut dilatih menjadi selayaknya “ilmuwan”. Inilah yang kemudian diimpikan oleh perusahaan Jepang bernama Sakana AI.
Mengutip TechRadar, Jumat (16/8), mereka mengklaim telah menciptakan "AI Scientist" pertama di dunia. Model AI generatif ini dirancang untuk melakukan penelitian ilmiah secara otomatis dan bisa menghasilkan penemuan inovatif yang lebih cepat dibandingkan manusia.
-
Apa yang diterjemahkan oleh ilmuwan menggunakan AI? Ilmuwan berhasil menerjemahkan huruf paku yang ada di prasasti kuno menggunakan alat kecerdasan buatan (AI).
-
Siapa saja yang terlibat dalam pengembangan teknologi AI yang membaca pikiran ini? Penelitian ini dipimpin oleh Profesor CT Lin, Direktur GrapheneX-UTS HAI Centre, Yiqun Duan dan Jinzhou Zhou dari Fakultas Teknik dan IT UTS.
-
Apa yang dilakukan oleh para ilmuwan Jepang pada robot? Ilmuwan Jepang telah menemukan cara untuk menempelkan jaringan kulit hidup ke wajah robot dan membuat mereka bisa "tersenyum".
-
Apa yang sedang dilakukan para ilmuwan di UTS dengan teknologi AI? Para peneliti dari Pusat Kecerdasan Buatan, Universitas Teknologi Sydney (UTS), untuk pertama kalinya mengembangkan teknologi AI berbasis sistem portable dan non-invasif, yang dapat menerjemahkan isi pikiran manusia ke dalam teks.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang ular dan suara? Dalam sebuah penelitian terbaru yang dilaporkan Scientific American, Senin (24/7), bisa disimpulkan bahwa ular menggunakan pendengarannya untuk menginterpretasikan dunia terhadap suara di udara.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
Sakana AI bekerja sama dengan Universitas Oxford dan Universitas British Columbia untuk merancang AI Scientist ini. AI Scientist dikatakannya mampu meniru seluruh proses penemuan ilmiah, mulai dari menghasilkan ide, merancang dan menjalankan eksperimen, hingga menulis makalah ilmiah lengkap untuk dipublikasikan.
Sakana juga mengklaim bahwa model ini bisa menghasilkan makalah penelitian lengkap hanya dengan biaya sekitar USD15 atau Rp 236 ribu.
Prosesnya dimulai dengan memberikan subjek yang luas dan akses ke data. Kemudian, AI dapat meninjau penelitian sebelumnya, mencari pertanyaan yang belum terjawab, dan merancang eksperimen berdasarkan ide-ide tersebut. Bahkan, AI ini dapat menyempurnakan idenya berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
Sejauh ini, AI Scientist telah menghasilkan teknik-teknik baru yang sebelumnya tidak pernah dieksplorasi untuk berbagai model bahasa dan ide-ide untuk menganalisis bagaimana sebuah model berkembang selama pelatihan.
"Sakana menjelaskan dalam sebuah postingan blog bahwa AI Scientist mengotomatisasi seluruh siklus penelitian, dari menghasilkan ide penelitian baru, menulis kode yang diperlukan, menjalankan eksperimen, hingga merangkum hasil eksperimen, memvisualisasikannya, dan menyajikan temuan-temuannya dalam sebuah manuskrip ilmiah lengkap,” tuturnya.
- 5 Pekerjaan yang Tidak Tergantikan AI dan Paling Dibutuhkan di Masa Depan
- AI Bisa Lebih Licik dari Manusia, Ini Daftar Kebohongan yang Pernah Dilakukan
- AI Disebut Bisa Bantu Perkuat Sistem Keamanan Siber
- Ada Spesies Pohon yang Disebut Ilmuwan Paling Kesepian di Dunia, Tak Bisa Berkembang Biak Sebelum Temukan Jodoh
"Kami percaya ini adalah awal dari era baru dalam penemuan ilmiah: membawa manfaat transformasional AI ke seluruh proses penelitian, termasuk penelitian AI itu sendiri," tambah postingan blog itu.
Sakana bukan satu-satunya perusahaan yang melihat potensi AI untuk melakukan penelitian secara mandiri. Salah satunya OpenAI. Rumor tentang proyek OpenAI yang disebut Strawberry menunjukkan bahwa pembuat ChatGPT ini mungkin juga akan meluncurkan model AI yang mampu melakukan penelitian sendiri.