Profesor Ini Menggelar “Sayembara” Bagi Ilmuwan yang Bisa Baca Gulungan Kuno Berusia 2000 Tahun, Segini Hadiahnya
AI menjadi alat yang dapat membaca gulungan kuno 2000 tahun.
AI menjadi alat yang dapat membaca gulungan kuno 2000 tahun.
Profesor Ini Menggelar “Sayembara” Bagi Ilmuwan yang Bisa Baca Gulungan Kuno Berusia 2000 Tahun, Segini Hadiahnya
Misteri gulungan berusia ribuan tahun berhasil dibongkar oleh para ilmuwan menggunakan kecanggihan AI. Gulungan ini ditemukan pada masa letusan Gunung Vesuvius tahun 79 M.
Ketika meletus pada tahun 79 M, kota Herculaneum terkubur oleh banjir dan abu vulkanik yang berhasil menghancurkan perpustakaan berisi lebih dari 1.800 manuskrip.
-
Bagaimana AI digunakan untuk membaca gulungan kuno tersebut? Para peneliti menggunakan teknologi mutakhir, seperti inframerah, pencitraan ultraviolet, dan tomografi untuk membaca papirus kuno yang sekarang menjadi bagian dari koleksi di Perpustakaan Nasional Napoli.
-
Apa isi dari manuskrip Mesir Kuno yang ditemukan? Ahli menemukan manuskrip Mesir Kuno berisi kisah masa kecil Yesus, ketika Yesus menghidupkan patung merpati dari tanah liat menjadi burung hidup.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Apa yang diramalkan oleh masyarakat Yunani Kuno terkait dengan AI dan robot? Masyarakat Yunani kuno tidak hanya menciptakan fondasi peradaban modern, namun mereka juga telah meramalkan robot dan inovasi teknologi masa depan lainnya, menurut buku Gods and Robots.
-
Apa yang diterjemahkan oleh ilmuwan menggunakan AI? Ilmuwan berhasil menerjemahkan huruf paku yang ada di prasasti kuno menggunakan alat kecerdasan buatan (AI).
-
Dimanakah ditemukannya gulungan naskah kuno yang berhasil diurai menggunakan AI? Pada abad ke-18, ratusan gulungan papirus ditemukan di perpustakaan sebuah vila mewah di kota - satu-satunya perpustakaan teks dari zaman Romawi kuno yang dapat ditemukan.
Ribuan tahun kemudian pada tahun 1750-an, pernah dilakukan penggalian untuk mencari lokasi perpustakaan dan sejumlah gulungan yang terkubur.
Sayangnya, terdapat banyak sekali gulungan yang hancur atau dibuang karena dianggap sebagai bongkahan arang dari hasil letusan.
Tidak hanya itu, karena usianya sudah cukup lama, sebagian manuskrip juga hancur selama proses pengecekan.
Namun, berkat teknologi yang semakin canggih, maka para ilmuwan menemukan cara yang lebih aman dengan potensi rendah merusak bentuk aslinya.
Gunakan AI
Mengutip Daily Mail UK, Rabu, (18/10), untuk menghindari kerusakan berlebih pada manuskrip, seorang professor ilmu komputer bernama Seales, dan para tim nya menggunakan akselerator partikel untuk melakukan pemindaian beresolusi tinggi pada bagian dalam gulungan.
Hal ini karena usia manuskrip yang mereka temukan ternyata sudah berusia 1700 tahun berada di dalam tanah.
Meskipun sudah tidak ada tinta yang tersisa, Professor Seales, membuat sebuah gambar 3D dari kedua gulungan tersebut, dan menggunakan AI untuk membaca tanda halus yang dihasilkan oleh guratan tinta. Ketika diperiksa, ternyata kedua gulungan tersebut diyakini mili Lucius Calpurnius Piso Caesoninus, yang merupakan ayah mertua Julius Caesar.
Oleh karena itu, Professor Seales, membuat hadiah bagi para ilmuwan untuk mengungkapkan isinya.
Hasilnya, ada dua ilmuwan komputer yakni Farritor, seorang pekerja magang di SpaceX, berhasil memenangkan hadiah sebesar USD 40,000 karena berhasil memecahkan sepuluh huruf pertama.
Kemudian, Nader, mahasiswa pascasarjana biorobotika yang memenangkan USD 10,000 berkat usahanya dalam memperjelas gambar manuskrip.
Meskipun Farritor dan Nader hanya mampu membaca 10 manuskrip dari perpustakaan di Herculaneum, tetapi penemuan ini membuka pintu bagi para ilmuwan lainnya untuk membaca lebih banyak gulungan dari Herculaneum.
Karena melihat keberhasilan keduanya, para ilmuwan ditantang oleh Professor Seales untuk mengungkap lebih banyak lagi isi dari teks, dan karya dalam manuskrip perpustakaan Herculaneum.
Hadiah yang akan didapatkan oleh pemenang utama yakni sebesar USD 700,000 pada akhir tahun 2023.
“Tantangan yang kami hadapi adalah merekrut lebih dari seribu tim peneliti untuk menangani masalah yang biasanya melibatkan lima orang,” tambah Profesor Seales.