Ilmuwan di Negara Ini sedang Sibuk Teliti Racun Laba-laba Jadi Obat Mujarab Lemah Syahwat
Jika penelitian berhasil, maka ada secercah harapan bagi kaum laki-laki yang mengalami nasib ini.
Jika penelitian berhasil, maka ada secercah harapan bagi kaum laki-laki yang mengalami nasib ini.
Ilmuwan di Negara Ini sedang Sibuk Teliti Racun Laba-laba Jadi Obat Mujarab Lemah Syahwat
Para ilmuwan Brasil kini sedang sibuk melakukan penelitian tentang racun laba-laba berjenis Phoneutria nigriventer.
Harapannya racun ini bisa diolah menjadi obat mujarab penyembuh disfungsi ereksi atau lemah syahwat pada pria. Namun peneliti harus hati-hati dengan racun ini.
-
Bagaimana para ilmuwan mempelajari laba-laba ini? 'Mikroskop elektron pemindai memungkinkan kami mempelajari detail-detail kecil dari cakar dan setae pada pedipalp, kaki, dan tubuh utama laba-laba,' kata ahli virologi Michael Frese dari University of Canberra.
-
Bagaimana ilmuwan mempelajari laba-laba laut? Untuk memahami lebih lanjut tentang lingkungan ini, para peneliti menggunakan jaring untuk mengeksplorasi dasar laut Antartika dan menangkap berbagai spesies.
-
Siapa yang meneliti racun ular Lachesis muta? Sebuah makalah terkini yang ditulis oleh Tashima menyelidiki potensi bioteknologi dari bisa ular Amerika Selatan, khususnya ular Lachesis muta.
-
Siapa yang meneliti potensi lidah buaya? Lebih lanjut, sebuah penelitian yang dilakukan pada hewan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa ekstrak lidah buaya memiliki potensi untuk menurunkan kadar asam urat dalam jaringan tubuh.
-
Siapa yang meneliti manfaat tanaman Lidah Buaya? Pernah diuji oleh NASA, tanaman ini bisa membantu membersihkan udara berpolusi.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan laba-laba kerdil? Awalnya, para peneliti memasuki Gua Baiyan untuk survei satwa liar pada tahun 2020, seperti yang diungkapkan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 1 Desember dalam jurnal ZooKeys. Namun, ketika cahaya menyorot ke dalam gua, tampak sosok makhluk bermata delapan ini bergerak di bawah batu.
Laba-laba ini biasanya dikenal sebagai laba-laba pisang. Walaupun beracun, ternyata para peneliti menyatakan bahwa hewan ini merupakan kandidat yang tepat untuk menciptakan obat sejenis Viagra.
Sebab ketika diteliti, keduanya sama-sama memiliki Oksida nitrat yang dapat meningkatkan aliran darah ke penis dan mengakibatkan ereksi.
Kerja Keras Jinakan Racun
Hanya saja ketika pertama kali diuji coba, oksida nitrat yang dihasilkan dari hewan ini menyebabkan ereksi yang menyakitkan dan berkepanjangan.
NewsWeek & Mirror melaporkan, Rabu, (4/10), hal ini disebabkan karena ditemukannya bahan aktif racun penyebab ereksi pada laba-laba yaitu molekul PnPP-19.
Namun, para peneliti kemudian meyakinkan bahwa molekul ini dapat disintesis untuk menghilangkan efek sampingnya.
Maria Elena de Lima, Profesor Biomedis dan Kedokteran dari Rumah sakit Santa Belo Horizonte, Brazil, menyatakan telah melakukan percobaan bernama in vitro yang merupakan uji coba pada tikus untuk mengetahui apakah molekul yang disintesis sudah tidak beracun.
Hasil Uji Coba
Dari hasil percobaan yang diuji coba pada tikus menggunakan gel dari molekul PnPP-19 yang disintesiskan menjadi molekul BZ371A, ilmuwan kini sudah bisa menyimpulkan.
Kesimpulan sementara adalah racun yang disintesiskan ini berhasil melepaskan oksida nitrat, sehingga meningkatkan aliran darah ke alat kelamin tikus dan menyebabkan ereksi.
Proses ini juga sama hal nya dengan efek samping dari obat Viagra.
Selain dilakukan uji coba pada tikus, temuan ini juga pernah dilakukan eksperimen pada mamalia yang berusia tua dengan riwayat penyakit diabetes serta darah tinggi.
Hasil dari eksperimen ini juga dinyatakan bekerja dengan baik.
Bila suatu saat nanti hasil penelitian ini dinyatakan aman untuk digunakan manusia, maka obat ini akan menjadi barang baru yang memasuki pasar. Terutama pada penderita disfungsi ereksi yang tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi Viagra.