Seekor Kecoa Dioperasi dan Dibuat Robot oleh Seorang Mahasiswa, Ini Kehebatannya
Seorang Mahasiswa Ciptakan Kecoa Cyborg yang Bisa Membantu Misi Penyelamatan.
Mahasiswa Universitas Queensland, Lachlan Fitzgerald melakukan operasi dan memulai prosedur untuk memasangkan papan sirkuit kecil ke punggung pasiennya, untuk menciptakan robot biohibrida yang menggabungkan elemen hidup dan mesin.
Namun, bukan manusia, pasien tersebut adalah seekor kumbang, dan perangkat seperti ransel yang dipasangkan tersebut mengirimkan denyut listrik ke antenanya. Ini akan memungkinkan Fitzgerald untuk mengendalikan pergerakannya sambil memanfaatkan kelincahan alami serangga itu.
- Jawaban Kocak Robot Manusia saat Ditanya, Ada yang Tiba-tiba Takut dengan Penciptanya
- Seekor Monyet Cekatan Menggunakan Lengan Robot untuk Mengambil Buah Stroberi
- 90 Tahun Lalu Ilmuwan Pernah Buat Robot yang Benar-benar Persis Gajah, Ini Wujudnya
- Dua Robot Dikerahkan, Kebakaran Gudang Peluru Kodam Jaya Dipadamkan Jam 03.45 WIB
"Hanya ketika serangga tersebut meninggalkan jalur yang kita inginkan, barulah kita campur tangan dan menyuruhnya untuk benar-benar berjalan ke arah ini, bukan ke arah yang sebenarnya dituju," jelas Fitzgerald, dikutip dari CNN, Senin (9/12).
Dirinya memiliki visi untuk menciptakan sekelompok pekerja pencarian dan penyelamatan yang menggunakan teknologi mesin serangga.
“Kami membayangkan masa depan di mana setelah bencana perkotaan seperti gempa bumi atau pengeboman, manusia tidak dapat mengakses lokasi bencana dengan aman, tetapi dapat mengirim sekelompok kumbang cyborg untuk menjelajahi zona bencana dengan cepat dan efisien,” katanya.
Laboratorium biorobotik tempat Fitzgerald bekerja, memasangkan ransel kontrol pada kecoa penggali raksasa, spesies asli Australia yang bisa tumbuh hingga tiga inci (delapan sentimeter) panjangnya, dan kumbang darkling. Spesies dari famili darkling bisa ditemukan di berbagai lingkungan mulai dari sabana tropis hingga gurun kering di seluruh dunia.
Menurut Fitzgerald, serangga cyborg memiliki keunggulan dibandingkan robot buatan. “Serangga sangat mudah beradaptasi dibandingkan dengan sistem robot buatan, yang harus melakukan banyak perhitungan untuk dapat menangani semua skenario berbeda yang mungkin terjadi di dunia nyata,” jelasnya.
Fitzgerald menyatakan bahwa kumbang atau kecoak cyborg pencari dan penyelamat dapat membantu dalam situasi bencana dengan menemukan dan melaporkan lokasi korban selamat serta mengirimkan obat-obatan yang dapat menyelamatkan nyawa sebelum penyelamat manusia tiba di lokasi.
Namun, para peneliti di Australia masih perlu menguasai kemampuan untuk mengarahkan pergerakan serangga, yang mungkin memerlukan waktu lama. Fitzgerald berpendapat bahwa meskipun pekerjaan ini terlihat futuristik sekarang, dalam beberapa dekade mendatang, serangga cyborg bisa menyelamatkan nyawa.
Sebenarnya, Fitzgerald bukan satu-satunya ahli robotika yang membuat robot dari organisme hidup. Di California Institute of Technology (Caltech), misalnya, para peneliti menanamkan alat pacu jantung elektronik ke dalam ubur-ubur untuk mengendalikan kecepatan berenangnya. Mereka berharap ubur-ubur bionik dapat membantu mengumpulkan data tentang lautan di bawah permukaan.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia