Setelah Google Indonesia, website PANDI juga dijebol hacker
Peretasan tersebut masih dilakukan oleh kelompok yang sama.
Setelah di awal Oktober 2014 lalu ada serangan terhadap Google Indonesia oleh kelompok peretas yang mengatasnamakan dirinya TeaM MaDLeeTs.
Kelompok yang mengklaim dirinya sebagai tim hacker golongan 'White Hat' ini kembali membuat aksi dengan menjebol sistem keamanan website resmi Pengelola Nama Domain Indonesia (PANDI).
Walaupun sekarang ini website tersebut sudah dapat diakses dengan normal kembali, namun menurut lansiran dari Indonesian Cyber Army (09/11), situs tersebut secara tiba-tiba berubah tampilannya dengan background berwarna hitam dan terpampang bendera Indonesia serta beberapa tulisan dari kelompok peretasnya.
Dengan berhasil diretasnya website PANDI ini melahirkan pemikiran tentang sisi keamanan di Indonesia masih menjadi satu pekerjaan rumah dan wajib dijadikan perhatian khusus bagi semua kalangan.
Hal ini harus dijadikan prioritas, terutama untuk Menkominfo Rudiantara, mengingat di era sekarang ini, internet adalah salah satu sarana yang dapat digunakan dalam banyak hal, perang cyber dan pencurian data atau penyadapan contohnya.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.