Taiwan Tuding China Lumbung Hacker, Biang Kerok Peretasan di Seluruh Dunia
Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.
Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
Kementerian tersebut juga menyebutkan tiga individu Taiwan yang dianggap sebagai anggota kelompok ini dan merilis foto-foto mereka. Taiwan, yang memiliki sistem pemerintahan demokratis, di klaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya, sering melaporkan bahwa mereka menjadi korban peretasan dan disinformasi dari China. Namun, jarang terjadi Beijing membalikkan situasi dengan melontarkan tuduhan kepada Taipei.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
Dalam pernyataannya kepada wartawan di parlemen, yang dikutip oleh Reuters pada Rabu (25/9), Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo menyatakan bahwa China merupakan peretas utama di dunia.
"China adalah negara yang pertama kali melancarkan serangan siber setiap hari, yang ditujukan kepada Taiwan dan negara-negara lain yang memiliki aspirasi demokrasi serupa. Mereka adalah pelaku utama," ujarnya.
Koo menegaskan bahwa tuduhan yang dilontarkan oleh China tidaklah benar.
"Mengenai informasi yang mereka sebar, militer kami yakin dapat mempertahankan negara dan itu tidak akan menimbulkan efek yang mengerikan," tambahnya.
Dalam pidatonya di parlemen, Perdana Menteri Taiwan Cho Jung-tai menyatakan bahwa China menyebarkan informasi palsu untuk menyerang Taiwan.
- Hacker China Bobol Sistem Operator Seluler, Colong Ribuan Data Warga AS
- Kumpulkan Data Intelijen, Hacker China Bobol Sistem Penyadapan Pengadilan AS
- Indonesia Jangan Pernah Berurusan dengan Grup Hacker Ini, Semua Negara di Dunia Takut
- Tim Siber TNI Langsung Turun Tangan, Usut Dugaan Data BAIS Kena Retas Hacker
"Kita harus memberikan respons yang tegas terhadap tuduhan berita palsu yang diarahkan kepada kita," ungkap Cho.
China dilaporkan terus memperkuat upayanya untuk mengendalikan Taiwan. Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan dari Tiongkok, dengan menyatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka. China juga menuduh Presiden Taiwan, Lai Ching-te, sebagai separatis dan menolak tawaran dialog yang disampaikan Lai.