Tak Lagi Bercorak Kecoklatan, Ini Penampakan Jupiter dengan Warna Merah Api
Jupiter, planet raksasa yang terkenal dengan perpaduan warna jingga, coklat, dan garis putihnya ternyata belum lama ini berhasil menarik perhatian para astronom. Begini alasannya.
Jupiter, planet raksasa yang terkenal dengan perpaduan warna jingga, coklat, dan garis putihnya ternyata belum lama ini berhasil menarik perhatian para astronom.
Sebelumnya, para astronom telah mengamati perkembangan planet Jupiter selama beberapa waktu terakhir dan mereka menemukan bahwa planet itu sering terlihat bergerak dan berubah warna. Namun, mereka masih tidak tahu pasti apa yang sebenarnya mendorong perubahan warna pada planet raksasa itu.
-
Bagaimana bentuk wajah menyeramkan itu terbentuk di Jupiter? Menembus jauh ke dalam atmosfer Jovian, Jet dapat menghasilkan beberapa pola awan yang rumit dan menarik di puncak awan. Pola awan yang rumit bagaikan tekstur pada lukisan cat minyak tergambar di sana, menghasilkan ilusi wajah yang berbentuk agak aneh.
-
Bagaimana planet Jupiter akhirnya terbentuk menjadi bulat? Saat mereka berputar, protoplanet-protoplanet ini secara bertahap menarik materi, akhirnya membentuk planet Jupiter dengan bentuk yang seperti bola atau bulat.
-
Bagaimana Jupiter membentuk medan magnetnya? Kecepatan rotasi yang sangat cepat ini juga menyebabkan planet ini berbentuk agak pipih di kutub-kutubnya dan menggembung di sekitar ekuator. Rotasi cepat ini juga berperan dalam pembentukan medan magnet kuat di sekitar Jupiter.
-
Apa yang ditangkap oleh Teleskop Binokular Besar di Jupiter? Teleskop Binokular Besar (Large Binocular Telescope atau LBT) telah menangkap pemandangan spektakuler dari aktivitas vulkanik di bulan utama terdalam Jupiter, Io.
-
Kenapa fenomena wajah di Jupiter ini bisa terjadi? Penjelasan Ilmiah NASA menjelaskan bahwa fenomena wajah ini adalah contoh dari pareidolia, atau efek yang menyebabkan pengamat melihat wajah atau pola lain dalam pola yang sebagian besar acak.
-
Kenapa Jupiter disebut sebagai "bintang yang gagal"? Jupiter sering disebut sebagai "bintang yang gagal" karena massanya yang besar, tetapi tidak cukup besar untuk memulai fusi nuklir seperti yang terjadi di bintang-bintang.
Akhirnya, belum lama ini ada sebuah studi yang berhasil mengungkap alasan Jupiter berubah warna. Studi yang berhasil terbit dalam jurnal Nature Astronomy ini mengambil data dari pengamatan Jupiter oleh pesawat ruang angkasa Juno NASA.
Mereka menuliskan bahwa perubahan warna Jupiter bisa jadi karena gejolak di planet itu yang membuat medan magnetnya terjadi anomali.
©2023 Merdeka.com
Garis-garis yang terlihat di sepanjang garis lintang Jupiter beserta warna sabuknya terus berubah secara acak. Ternyata, perubahan warna ini mengungkapkan perubahan cuaca yang dialami oleh Jupiter.
"Warna sabuknya dapat berubah dan terkadang seluruh pola cuaca menjadi sedikit gila, dan itu masih menjadi misteri mengapa itu terjadi," ungkap Chris Jones, dari Universitas Leeds, dikutip dari IndiaToday, Kamis (25/5).
Jones dan tim peneliti menunjukkan bahwa variasi warna yang dialami Jupiter ini disebabkan karena gelombang medan magnet, jauh di dalam interiornya. Gelombang ini terjadi sekitar 50 kilometer di bawah permukaan gas, dan terjadi dalam beberapa tahun sekali.
"Setiap empat atau lima tahun, segalanya berubah. Warna sabuknya dapat berubah dan terkadang Anda melihat pergolakan global ketika seluruh pola cuaca menjadi sedikit gila," kata Jones.
Jones beserta timnya melihat bahwa medan magnet Jupiter mampu melacak gelombang bahkan dapat mengikuti titik medan magnet tertentu yang disebut Titik Biru Besar.
Perubahan ini telah bergerak ke arah timur, tetapi data terbaru menunjukkan bahwa pergerakannya mulai melambat, membuat tim percaya bahwa ini adalah awal dari osilasi atau gerakan seperti gelombang dalam medan magnet planet.
"Saya harap makalah kami ini dapat membuka jendela untuk menyelidiki bagian dalam Jupiter yang tersembunyi, seperti yang dilakukan seismologi untuk Bumi dan helioseismologi untuk Matahari," tutup Jones.
Reporter magang: Safira Tiur Margaretha