9 Tanda Kiamat yang Telah Terjadi di Bumi
9 Tanda Kiamat yang Telah Terjadi di Bumi
Hari akhir atau hari kiamat, adalah sebuah ujung yang dipercaya oleh semua umat beragama untuk terjadi. Tanda kiamat pun sudah banyak dibahas di kitab suci dan banyak didengungkan oleh pemuka agama kerap terjadi.
Namun jangan salah, hari kiamat beserta tanda kiamat di dalamnya tak cuma dipercaya kaum teis, namun beberapa kelompok lain seperti masyarakat yang mengusung budaya tertentu, serta tentunya para ilmuwan, juga punya tanda kiamat yang mereka percaya.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Para ilmuwan sendiri punya prediksi berdasarkan ribuan penelitian yang telah dijalani, tentang bagaimana tanda kiamat di Bumi ini. Hal ini meliputi tanda kiamat di mana Bumi hancur karena bersinggungan dengan benda langit, yang terjadi dalam waktu jutaan tahun mendatang.
Namun ilmuwan juga punya tanda kiamat yang memprediksi bahwa kiamat bisa datang kapan saja dalam waktu dekat. Bahkan, tanda kiamat tersebut telah terjadi di detik ini. Terlebih lagi, tanda kiamat tersebut kerap merupakan ulah manusia sendiri.
Berikut deretan tanda kiamat yang telah terjadi saat ini, berdasarkan berbagai penelitian ilmiah yang dirangkum Merdeka.com.
1. Pandemi
Sebuah laporan yang dibuat oleh para ilmuwan dari Oxford University menyatakan bahwa salah satu aspek yang akan membawa dunia pada hari akhirnya adalah pandemi.
Seperti yang kita tahu, pandemi merupakan sebuah penyakit mematikan yang penyebarannya sudah meluas ke seluruh dunia. Tanda kiamat ini seedang kita rasakan saat ini, di mana kita sedang berada di tengah pandemi Covid-19 yang membuat kita tak bisa beranjak dari rumah.
Pandemi menyebar sebegitu luasnya hingga di tiap jengkal Bumi, dan sudah banyak korban terenggut penyakit ini.
Para peneliti menyatakan bahwa pandemi berpotensi besar untuk menjadi pandemi jika tidak disikapi dengan serius oleh para petinggi dunia. Hal ini pun sudah tercermin dari penanganan COvid-19 di beberapa negara. Ilmuwan berpendapat bahwa hal ini akan makin serius ketika virusnya memiliki angka mortalitas lebih tinggi, seperti Ebola dan Zika.
Mengapa pandemi bisa digolongkan tanda kiamat? Pasalnya berbagai penyakit dan virus ini mengandung patogen yang belum diketahui dunia kedokteran, serta tidak adanya vaksin yang juga ampuh untuk menangkalnya.
Oleh karena itu kemampuan penyebarannya jauh lebih kuat ketimbang penangkalannya. Hal ini terutama bagi negara-negara yang fasilitas kesehatannya masih rendah. Jadi jika terus menyebar, tanda kiamat tak bisa dimungkiri lagi.
Beberapa pandemi global yang pernah menjangkit dunia adalah Sars di tahun 2003, Ebola di 2014, Zika di tahun 2016, serta Covid-19 di 2020.
2. Perang Nuklir
Menurut para ilmuwan juga, disebut bahwa senjata nuklir juga berpotensi besar untuk jadi tanda kiamat. Hal ini disampaikan oleh Piers Millet, pakar biosecurity dari Future of Humanity Institute.
Tak cuma bisa memusnahkan umat manusia dalam hitungan detik, namun yang tidak terkena dampak ledakan bisa terkena dampak radiasi. Dalam hal ini, bahkan orang yang meninggal di detik pertama ledakan mungkin bisa jadi justru orang yang beruntung. Karena hidup dengan paparan radiasi sungguh menyiksa.
Meski belum terjadi, hal ini sudah jadi momok dunia sejak tahun 1980an, di mana AS dan Uni Soviet bisa dengan mudah melakukan perang nuklir.
Jika tanda kiamat ini benar-benar terjadi, kota besar dan hutan akan terbakar, asap akan membentuk awan yang memblokade sinar matahari masuk ke atmosfer Bumi. Partikel ini tak akan hilang meski hujan mengguyur Bumi selama bertahun-tahun.
Dalam skenario terburuk, diperkirakan 99 persen cahaya matahari akan terhalau untuk masuk ke Bumi dalam beberapa bulan. Tumbuhan tak bisa berfotosintesis, makanan untuk manusia dan hewan akan lenyap.
Belum lagi suhu permukaan Bumi akan menurun dan membuat Bumi akan lumpuh dalam dinginnya es, sementara tanaman dan hewan akan binasa dalam kegelapan. Kondisi ini akan sangat mirip dengan tanda kiamat yang disebabkan hujaman asteroid pemusnah dinosaurus, yang terjadi berjuta tahun lalu.
3. Perubahan Iklim
Perubahan iklim bukan isapan jempol belaka. Para ilmuwan sangat perhatian terhadap isu ini, dan bahkan menggolongkan masalah ini sebagai salah satu tanda kiamat, di mana Bumi diprediski berakhir karena masalah ini.
NASA telah menyebut bahwa temperatur rata-rata permukaan global selalu naik di tiap tahunnya, di mana di tahun 2016 lalu suhunya mulai memecahkan rekor. Sejak lebih dari 5 dekade lalu, temperatur Bumi sudah naik rata-rata 1,3 derajat Celcius.
Dengan kondisi ini, para ilmuwan menganggap hal ini sebagai 'keadaan iklim darurat.'
Para ilmuwan juga menyatakan bahwa 'Pemanasan Arktik' adalah penyebab utama hal ini terjadi. Sebagian besar dari Alaska, Kanada, Eropa timur, Rusia, serta samudera Arktik, berada pada temperatur 4.0 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata.
NASA pun juga mengamini bahwa lautan Arktik yang sebenarnya adalah lautan es, telah terekam satelit mengalami kenaikan permukaan, dan pertumbuhan es nya sangatlah lambat, yakni hanya rata-rata 14,22 juta kilometer persegi.
Tentu jika lautan Arktik yang sangat penting bagi keberlangsungan Bumi agar tak tenggelam, justru meleleh karena makin tahun Bumi makin panas, tenggelamnya umat manusia merupakan tanda kiamat bagi kita semua.
4. Perubahan Iklim Ekstrem
Jika mengintip sejarah, Bumi kita sebenarnya telah mengalami banyak sekali tanda kiamat. Bahkan, kiamat pun pernah benar-benar terjadi. Seperti di 13.000 tahun lalu di mana kepunahan masal terjadi karena sebuah fenomena di masa geologi yang bernama Younger Dyas.
Hal ini terjadi jelang akhir zaman es terakhir, ketika Bumi sedang mengalami pemanasan dan gletser surut. Di kondisi seperti ini, ekosistem makhluk hidup membaik. Namun tiba-tiba pemanasan Bumi berhenti dan temperatur global Bumi anjlok. Temperatur dingin ini bertahan hingga 1.000 tahun dan menewaskan banyak spesies.
Ternyata hal ini terjadi karena sebuah danau bernama Danau Agassiz yang bendungan es alaminya roboh. Bendungan ini sangat besar, luasnya hampir 1 juta hektar. Air dingin yang mengisi danau tersebut akhirnya meleleh ke arus laut yang hangat dan mengguncang temperatur Bumi karena laut tak lagi hangat.
Dari sini, kita harus sadar betula bahwa perubahan iklim, merupakan tanda kiamat yang paling jelas terjadi saat ini, dan telah terbukti memusnahkan isi Bumi.
5. Ledakan Sinar Gamma
Salah satu tanda kiamat bisa datang tidak dari Bumi, namun dari antariksa. Karena jika Bumi punya nuklir yang bahkan bisa mengakhiri umat manusia, ledakan antariksa tentu merupakan yang paling kuat di alam semesta.
Ilmuwan pun telah menyebut bahwa ledakan antariksa pernah terjadi sekitar 200 juta tahun sebelum dinosaurus pertama lahir. Kala itu, Bumi berada di Periode Ordovician. Jadi tak cuma tanda kiamat, kala itu kiamat benar terjadi.
Berdasarkan studi dari ilmuwan NASA dan Brian Thomas, ilmuwan calon PhD dari University of Kansas, ledakan sinar gamma ini punya kekuatan yang melebihi nalar manusia.
Hanya dengan 10 detik ledakan dari jarak 6.000 tahun cahaya dari Bumi, akan menghancurkan setengah ozon dari Bumi. Hal ini saja sudah cukup untuk membuat semua makhluk hidup punah karena radiasi matahari.
6. Hujan Batu Angkasa
Tak cuma dari ledakan antariksa, tanda kiamat yang sulit kita terka adalah hujaman batu angkasa dari antariksa. Hal ini menurut ilmuwan adalah sesuatu yang bisa mengakhiri kehidupan di Bumi. Lagi-lagi, hal ini pernah terjadi di 3,9 miliar tahun yang lalu.
Sebuah fenomena yang dikenal dengan nama Late Heavy Bombardment ini, merupakan bencana yang disebabkan oleh adanya gangguan di sabuk asteroid antara Bumi dan Mars.
Sudah ada beberapa bukti bahwa batuan Bulan dan Bumi memiliki struktur yang serupa dan disimpulkan bahwa Bumi dan Bulan mengalami rentetan hujan meteorit tersebut selama 100 juta tahun.
7. Banjir Akibat Perubahan Iklim
Di beberapa poin di atas telah disebut bahwa perubahan iklim adalah tanda kiamat. Terdapat sebuah fenomena nyata di mana perubahan iklim merupakan tanda kiamat. Fenomena tersebut adalah Banjir Gibraltar atau Zanclean Flood. Meski tidak memusnahkan Bumi, ada jutaan kehidupan yang tersapu banjir besar, yang akhirnya mengubah ekosistem.
Di sekitar 5 juta Tahun yang lalu, terjadi kenaikan air laut di selat Gibraltar. Dulu Laut Mediterania tidak pernah ada, dan Eropa dan Afrika tergabung menjadi satu. Namun di akhir zaman es, permukaan laut naik.
Selat Gibraltar yang awalnya memblokade adanya air laut hingga laut mediterania kering kerontang, akhirnya terisi kembali secara masif.
90 Persen cekungan terisi dalam periode dua tahun, dengan kecepatan isi 10 meter ketinggian per harinya. Sehingga pulau yang ada ini disebabkan oleh banjir air asin yang terbesar di dunia.
Semua flora dan fauna non laut di area tersebut musnah, terganti dengan munculnya area laut baru yang memisahkan Afrika utara dan Eropa.
8. Erupsi
Jika ditanya apakah erupsi adalah tanda kiamat, jawabannya bisa jadi iya. Pasalnya, jika erupsi terjadi di supervulkanik, akan ada banyak sekali kehidupan yang terbabat habis oleh bencana tersebut. Bahkan, ilmuwan menyebut bahwa kepunahan massal terbesar yang ada di kehidupan Bumi, terjadi karena erupsi, yakni lewat fenomena The Great Dying.
Di erupsi yang terjadi di hampir seperempat milyar tahun yang lalu, tepatnya di akhir era Permian, 90 persen kehidupan di Bumi musnah karena bencana ini. Hanya 4 persen saja dari kehidupan yang bertahan, dan itupun dari ekosistem laut. Hal ini diyakini terjadi karena 'banjir erupsi basal' dari letusan supervulkanik di area Siberia.
Yang mengerikan, letusan ini tak terjadi dari gunung, melainkan dari bukaan besar di Bumi. Walhasil, letusan ini menyebar di area yang sangat luas. Hal ini diyakini terjadi saat daratan Bumi terdiri dari satu benua, atau Pangaea.
Letusan tersebut mencakup area seluas 3 juta kilometer kubik, dan fenomena ini berlangsung selama jutaan tahun. Sehingga di era ini, Bumi diselimuti angka karbon dan sulfur dioksida yang tinggi.
9. Asteroid
Tak cuma sekadar tanda kiamat, di 66 juta tahun yang lalu, Bumi pernah mengalami kiamat di mana asteroid besar menghantam Bumi dan menghabiskan seluruh spesies Dinosaurus.
Pasca asteroid besar tersebut menghantam Bumi, sinar matahari terhalau masuknya ke Bumi karena tetesan asam sulfur yang berasal dari asteroid tersebut seakan membuat benteng di atmosfer Bumi.
Suhu Bumi secara global turun hingga kehidupan laut pun semua mati. Keadaan ini terjadi selama sekitar 3 tahun, di mana temperatur global di Bumi turun lebih dari 26 derajat celcius hingga berada di bawah titik beku.
Keadaan Bumi jauh menjadi lebih buruk karena tak ada cahaya matahari. Hal ini membuat Bumi diselimuti es. Bahkan di daerah tropis, temperatur menurun dari rata-rata 27 derajat celcius, jadi hanya 5 derajat celcius.
Pendinginan dalam jangka waktu panjang ini disebabkan oleh aerosol sulfat. Hal inilah yang membuat dinosaurus punah, ekosistem mati dan Bumi seakan-akan kiamat.
Demikian pembahasan Merdeka.com tentang tanda kiamat yang berhasil diungkap oleh ranah ilmu pengetahuan. Semoga bermanfaat.
(mdk/idc)