Terungkap Meteor yang Hantam Bumi Berasal dari Lokasi yang Sama
Meteorit umumnya dikelompokkan menjadi dua kategori utama, yaitu kondrit dan akondrit.
Setiap hari, sekitar 44 ribu kilogram material meteor menghantam bumi. Kebanyakan dari batu luar angkasa ini terbakar di atmosfer tanpa menimbulkan bahaya, tetapi beberapa di antaranya berhasil mencapai permukaan bumi.
Tiga studi terbaru telah mengungkapkan asal-usul sebagian besar meteorit yang menabrak bumi, mengaitkannya dengan tabrakan yang terjadi di masa lalu yang relatif baru. Menurut laporan IFL Science pada Selasa (22/10), hanya sekitar 6 persen meteorit yang berhasil dilacak kembali ke sumbernya hingga saat ini.
-
Bagaimana hujan meteor terjadi? Hujan meteor pada dasarnya adalah puing-puing luar angkasa yang jatuh melalui atmosfer bumi, dan terbakar saat masuk ke atmosfer.
-
Bagaimana meteor menghantam Bulan? Dampak kecepatan tinggi itu menghasilkan panas yang hebat dan menciptakan kawah, sekaligus memberikan kilatan cahaya tampak cerah.
-
Apa itu hujan meteor? Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa.
-
Bagaimana meteor memasuki bumi? Meteor adalah bagian dari batu luar angkasa yang bisa memasuki atmosfer Bumi dan jatuh ke tanah.
-
Bagaimana proses terjadinya hujan meteor? Meteor terjadi ketika objek angkasa, seperti debu dan partikel lainnya, memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan yang sangat tinggi. Saat objek tersebut memasuki atmosfer, gesekan dengan udara menyebabkan panas dan tekanan pada objek tersebut.
-
Bagaimana meteoroid bisa 'jatuh' ke Bumi? Saat meteorid menghantam satu sama lain di angkasa, serpihannya masuk ke Bumi. Serpihan tersebut, tersebar di langit dan jatuh di dataran Bumi.
Meteorit tersebut berasal dari Vesta (asteroid terbesar kedua di tata surya), bulan, dan Mars, dan dikenal sebagai akondrit. Meteorit selama ini dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu kondrit dan akondrit.
Kondrit adalah jenis batuan yang berasal dari bagian-bagian hampir murni dari tata surya awal, sebelum planet-planet terbentuk. Di sisi lain, akondrit berasal dari benda-benda lain seperti planet atau asteroid yang memiliki lapisan inti, mantel, dan kerak.
Meskipun kondrit mungkin tidak terlihat seindah akondrit, secara ilmiah, objek ini dapat memberikan wawasan tentang sejarah pembentukan alam semesta. Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh French National Centre for Scientific Research (CNRS), European Southern Observatory (ESO), dan Charles University telah melakukan studi mendalam tentang kelas meteorit ini.
Mereka menemukan bahwa 70 persen meteorit yang jatuh ke bumi berasal dari tiga kelompok asteroid, yaitu Karin, Koronis, dan Massalia.
Keluarga meteorit yang lebih kecil ini kemungkinan terbentuk akibat tabrakan yang relatif baru. Para astronom memperkirakan bahwa tabrakan tersebut terjadi sekitar 5,8 juta, 7,5 juta, dan 40 juta tahun yang lalu. Keluarga asteroid Karin terletak di sabuk asteroid yang berada antara Mars dan Jupiter.
Proses pembentukan keluarga ini diakibatkan oleh tabrakan yang terjadi sekitar 5,8 juta tahun yang lalu. Meteorit yang berasal dari keluarga ini umumnya memiliki komposisi yang serupa dan seringkali dikategorikan sebagai meteorit tipe H chondrite.
Sementara itu, asteroid Koronis terbentuk akibat tabrakan yang terjadi sekitar 7,5 juta tahun yang lalu. Meteorit dari kelompok Koronis biasanya tergolong dalam jenis S chondrite, yang menunjukkan bahwa mereka kaya akan silikat dan logam. Terakhir, terdapat keluarga Massalia yang merupakan kelompok asteroid yang lebih tua, terbentuk sekitar 40 juta tahun yang lalu.
Meteorit dari keluarga ini juga termasuk dalam berbagai tipe, seperti M chondrite yang kaya akan logam. Keluarga asteroid Massalia berkontribusi lebih dari 20 persen meteorit yang jatuh saat ini. Studi mikrometeorit yang ditemukan dalam batu kapur dari periode Ordovisium dan kawah tumbukan di Bumi menunjukkan bahwa planet kita mengalami hantaman material kondrit biasa L secara besar-besaran sekitar 466 juta tahun yang lalu.
Fenomena ini menjadi penyebab awal zaman es Ordovisium serta perubahan besar dalam keanekaragaman hayati. Pecahnya asteroid besar di sabuk utama kemungkinan merupakan penyebab jatuhnya meteorit ini. Sementara Karin, Koronis, dan Massalia merupakan sebagian besar meteorit yang dikenal, objek dekat Bumi (NEO) yang lebih besar dan lebih menakutkan ditemukan berasal dari tempat lain.