Wajah Asli Mumi Mesir yang Menjerit Direkonstruksi Setelah 3.500 Tahun, Begini Wujudnya
Ilmuwan merekonstruksi wajah mumi Mesir berusia 3.500 tahun yang dikenal sebagai "Screaming Woman."
Ilmuwan baru-baru ini berhasil merekonstruksi wajah asli seorang mumi Mesir kuno yang dikenal sebagai "Screaming Woman" atau "Wanita yang Menjerit.” Ia diduga meninggal sekitar 3.500 tahun lalu.
Mumi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1935 di Deir Elbahari, Mesir, di dalam makam keluarga arsitek kerajaan, Senmut. Ciri unik dari mumi ini adalah mulutnya yang terbuka lebar, menimbulkan spekulasi bahwa ia mungkin meninggal dalam penderitaan yang luar biasa.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.Situs yang ditemukan oleh tim yang bekerja di kota kuno Aswan ini dijuluki 'Kota Orang Mati,' berisi 36 makam yang masing-masing berisi 30 hingga 40 mumi.
-
Siapa yang menafsirkan mimpi di Mesir Kuno? Di Mesir Kuno, pendeta berperan sebagai penafsir mimpi dan penafsiran mimpi sering kali didasarkan pada agama yang dianut oleh seseorang, apakah dia pengikut Horus atau Seth.
-
Apa yang ditemukan oleh tim arkeolog di Mesir? Tim arkeolog gabungan Mesir-Amerika menemukan potongan tubuh bagian atas dari patung firaun Ramses II ketika menggali di wilayah Minya, Mesir.
-
Kapan potret mumi Mesir Kuno ini dibuat? Potret-potret tersebut dibuat sejak zaman Romawi di Mesir sekitar 30 SM hingga 295 M, seringkali dilukis pada panel kayu dengan dua sudut di atasnya.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Mesir? Saat menggali sebuah kuburan kuno di Mesir, para arkeolog membuat penemuan langka. Penemuan langka ini benar-benar mengejutkan ahli yang melakukan penggalian. Lantas, apa yang mengejutkan?Sebuah tumor ovarium yang tersemat di panggul seorang wanita yang meninggal lebih dari 3000 tahun.
Mengutip PenNews, Kamis (22/8), Cicero Moraes, seorang ahli grafis dari Brasil, memimpin proyek rekonstruksi ini. Menggunakan teknik rekonstruksi wajah yang menggabungkan pendekatan tradisional dengan data dari pemindaian CT, Moraes berhasil menciptakan beberapa versi wajah mumi tersebut.
Salah satunya menampilkan wajah yang lebih objektif dengan mata tertutup dan dalam skala abu-abu, sementara versi lain menunjukkan penampilan warna-warni yang lebih subyektif, lengkap dengan wig yang dikenakan mumi saat dikuburkan.
Pada saat yang bersamaan, penelitian terbaru yang dilakukan oleh Sahar Saleem dari Universitas Cairo mengungkapkan bahwa ekspresi wajah menjerit dari mumi ini kemungkinan besar disebabkan oleh kejang kadaverik, sebuah kondisi yang membuat otot-otot tubuh mengunci dalam posisi terakhir mereka sebelum kematian.
Ini berarti wanita ini kemungkinan besar meninggal dalam penderitaan yang hebat. Penelitian lebih lanjut mengungkap bahwa mumi ini diawetkan dengan bahan-bahan mahal seperti juniper dan frankincense, yang menunjukkan status sosial yang tinggi dari wanita ini.
Mumi ini juga mengenakan wig yang dirawat dengan kristal kuarsa, magnetit, dan albite untuk mempertahankan warna hitam yang dianggap melambangkan masa muda di Mesir kuno. Meskipun nama wanita ini tidak tertera di peti matinya, lokasi penguburannya dekat dengan kuil mortuarium ratu besar Hatshepsut menunjukkan bahwa dia mungkin adalah anggota keluarga dekat Senmut, arsitek kuil tersebut yang juga dikabarkan sebagai kekasih sang ratu.
- Dosen di Makassar Murka & Tikam Suaminya Gara-Gara Ketahuan Punya Wanita Idaman Lain
- Wajah Ceria Eks Kasad Bareng Istri Tercinta Panen Jeruk, Makin Semangat Berkebun Bawa Kebahagian
- Pria Tampil Serba Hitam Bercadar Bikin Wanita Kaget, Langsung Istighfar Pas Lihat Wujud Aslinya
- Wanita Ini Beri Kejutan Orang Tua Pulang Tanpa Kabar Setelah Merantau 7 Tahun Lebih, Bikin Haru
Rekonstruksi wajah ini merupakan bagian dari upaya para ilmuwan untuk memahami lebih lanjut tentang kehidupan dan kematian masyarakat Mesir kuno, serta memberikan wajah yang lebih manusiawi pada tokoh-tokoh sejarah yang telah lama menjadi misteri.