X, Medsos Milik Elon Musk Jadi Sorotan Kominfo
Menkominfo Budi Arie Setiadi menyoroti medsos X milik Elon Musk. Ada apa?
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) menggelar deklarasi Pilkada damai dan anti-hoax 2024 di Kantor Kominfo, Jakarta, Kamis (3/10). Ini dilakukan menjelang 55 hari pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah serentak 2024.
Acara ini dihadiri oleh Menkominfo, Budi Arie Setiadi, serta perwakilan dari beberapa platform media digital dan media sosial seperti Meta, Google, TikTok, Snack Video, Telegram, dan Line.
- Elon Musk Punya Rencana Ubah Kebijakan Pemblokiran Akun di Medsos X
- Kominfo soal X Berkantor di Indonesia: Kita Tuntut Mereka Ada di Sini!
- VIDEO: Keris Emas untuk Elon Musk, Oleh-Oleh dari Prabowo Agar Hubungan Makin Lengket
- Reaksi Menkominfo saat Menkes Minta Akses Internet ke Elon Musk, Padahal RI Punya SATRIA-1
Namun, yang menjadi perhatian utama adalah ketidakhadiran perwakilan platform X, platform yang banyak digunakan masyarakat Indonesia untuk menyampaikan pendapat.
Budi Arie menyoroti bahwa platform X tidak memiliki perwakilan atau kantor di Indonesia, sehingga menyulitkan komunikasi terkait permasalahan yang mungkin terjadi di platform tersebut.
"Semua platform ada perwakilannya, tapi X tidak, karena X adalah platform sosial media yang tidak punya perwakilan di Indonesia," jelas Menkominfo.
Ketidakhadiran perwakilan ini menjadi tantangan bagi Kominfo, terutama karena pengguna X di Indonesia hampir mencapai 25 juta. Kominfo mengaku mereka harus menghubungi melalui pihak X melalui surat, yang di mana menyebabkan penanganan isu yang terjadi memakan waktu lebih lama dibanding platform lain, yang responsnya bisa selesai hanya dalam hitungan jam.
"Tidak ada perwakilannya di Indonesia, jadi kalau kita berurusan dengan X agak panjang," tambahnya.
Meskipun begitu, Budi Arie mengajak masyarakat untuk berperan dalam mewujudkan Pilkada 2024 yang aman dengan bijak menggunakan media sosial.
"Mari saling bahu-membahu untuk mewujudkan Pilkada yang kondusif, aman, dan damai, serta demokrasi yang berkualitas," tutupnya.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia