Astronom Dunia Ajak Turis Nikmati Gerhana dari Ketinggian
Tur ini akan membawa peserta terbang di atas Pulau Halmahera untuk menikmati GMT dengan durasi terlama bersama astronom Xavier Jubier.
Sebuah agen perjalanan dari Prancis merencanakan tur menikmati Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 di atas ketinggian 48.000 kaki.
-
Bagaimana proses terjadinya Gerhana Matahari Total? Gerhana matahari total terjadi saat matahari, bulan, dan bumi terletak dalam satu garis lurus. Posisi ini didapatkan tidak lain karena bumi dan bulan sama-sama berputar melakukan revolusi mengelilingi matahari. Kemudian pada waktu tertentu, baik bumi maupun bulan akan menempati posisi orbit yang sejajar hingga membentuk garis lurus. Setelah menempati posisi garis lurus, bagian belakang bulan yang tidak terkena sinar matahari akan membentuk bayangan sendiri, yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan samar-samar (penumbra).
-
Apa yang terjadi saat gerhana matahari total? Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang memukau, di mana bulan sepenuhnya menutupi matahari, menciptakan momen singkat ketika siang menjadi malam.
-
Apa penyebab Gerhana Matahari Total? Gerhana matahari total merupakan fenomena yang terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Di sini seluruh bagian matahari akan tertutup dengan bayangan bulan. Sehingga cahaya matahari akan menghilang secara total selama beberapa waktu. Dalam kondisi ini, bumi akan mengalami suasana yang gelap seperti malam hari.
-
Kapan Gerhana Matahari Total akan terjadi? Bumi akan mengalami kembali fenomena gerhana matahari total pada tanggal 8 April 2024 mendatang.
-
Dimana gerhana matahari total 2024 akan melewati? Jalur gerhana ini akan melintasi Amerika Utara, melewati Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada.
-
Di mana bayangan bulan saat Gerhana Matahari Total jatuh di permukaan bumi? Kemudian, bayangan umbra dan penumbra akan mengenai permukaan bumi. Di sini, bagian permukaan bumi yang terkena bayangan umbra maka akan mendapatkan fenomena gerhana matahari total. Sedangkan pada permukaan bumi yang terkena penumbra hanya mengalami gerhana matahari sebagian.
Tur ini akan membawa peserta terbang di atas Pulau Halmahera untuk menikmati GMT dengan durasi terlama bersama astronom Xavier Jubier.
Dilansir dari Situs Kementerian Pariwisata, Indonesia.travel, Xavier Jubier mengungkapkan, durasi terlama GMT adalah 4 menit 9 detik yang terjadi di Samudera Pasifik.
Namun ia dan pihak manajemen tur hanya akan membuat tur melintasi Indonesia, tepatnya di Maluku Utara yang diramalkan memiliki cuaca cukup baik.
"Pulau Woleai milik Mikronesia menawarkan durasi GMT darat terpanjang namun tidak bisa dijangkau karena landasan yang rusak," jelas Xavier.
Untuk bisa menikmati GMT secara maksimal, Xavier merencanakan tur mengarungi stratosfer dengan pesawat Dassault Falcon 7X yang sebelumnya digunakan untuk menyaksikan GMT 20 Maret 2015 di timur Islandia.
Bandar udara yang dipilih untuk lepas landas adalah Bandara Buli yang terletak di Desa Pekaulang, Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara.
Dalam proyek ini, Xavier juga telah membuat kontak dengan Garuda Indonesia dan Alaska Airlines. Kedua maskapai tersebut diajak bekerjasama karena kualitasnya sudah dikenal di dunia internasional.
Untuk diketahui, Xavier Jubier sendiri adalah seorang astronom amatir sekaligus insinyur asal Prancis yang kini bekerja sebagai IT Manager di sebuah perusahaan multinasional. Ia mulai terlibat dengan fenomena gerhana sejak 1990 dan kini tengah mengkolaborasikan tiga hobinya yaitu gerhana matahari, traveling, dan fotografi.
Di awal 2007, ia meluncurkan perangkat jaringan yang mampu mengeksplorasi 11,898 gerhana matahari. Versi yang sederhana dari perangkat tersebut kemudian diadopsi oleh website resmi NASA. Dengan perangkat yang sama, NASA kemudian dapat mengeksplorasi 12,064 gerhana bulan.
(mdk/dream)