Melihat Keindahan Warna-Warni Kapal Hias Tradisi Maudu Lompoa di Talakar
Maudu Lompoa tergambar indah dari kapal tradisional yang dihias dengan kain warna-warni. Tradisi ini menjadi simbol penyebaran agama Islam dalam rangka memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Persebaran Agama Islam ke Indonesia memang tak bisa lepas dari para pedagang. Ratusan tahun yang lalu proses akulturasi berlangsung. Budaya Islam dan kearifan lokal bersatu padu menjadi satu kesatuan tradisi. Salah satunya tradisi unik yang datang dari Desa Cikoang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Maudu Lompoa, menjadi perayaan yang memadukan budaya Islam dan kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan.
Keunikan tradisi ini berada pada kapal tradisional yang dihias begitu indah. Kapal-kapal inilah yang menjadi simbol masuknya agama Islam khususnya di Talakar. Aneka jenis kain berwarna-warni membuat suasana Maudu Lompoa begitu meriah. Maudu Lompoa mejadi perayaan besar warga Talakar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad. Jika sudah ada Maudu Lompoa, tidak ada perayaan kecil-kecil lain. Seperti namanya Maudu Lompoa yang berarti Maulid Besar.
-
Apa yang dimaksud dengan Maulid Nabi? Maulid Nabi adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang merupakan utusan Allah SWT dan teladan bagi umat Islam.
-
Kapan Maulid Nabi diperingati? Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada 12 Rabiul Awal setiap tahunnya. Hal ini bersumber dari hadis yang diriwayatkan Imam Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas,وُلِدَ رَسُولُ اللَّهِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، لِاثْنَتَيْ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ شَهْرِ رَبِيع الْأَوَّلِ، عَام الْفِيلِArtinya: "Rasulullah dilahirkan di hari Senin, tanggal dua belas di malam yang tenang pada bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah."
-
Bagaimana cara memperingati Maulid Nabi Muhammad? Perayaan ini lazim diadakan dan banyak orang sangat menanti-nanti untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad. Di banyak negara, perayaan ini dengan mengadakan bazar atau pasar festival yang menjual banyak kue dan camilan lokal yang hanya bisa ditemukan pada hari besar Maulid Nabi Muhammad.
-
Bagaimana cara merayakan Maulid Nabi? Dalam perayaan pada 12 Rabiul Awal, biasanya masyarakat membaca Kitab Barzanji atau Sholawat Barzanji di masjid bersama-sama.
-
Apa makna dari peringatan Maulid Nabi? Maulid Nabi menjadi momen bagi umat Islam untuk mengenang dan mengapresiasi kehidupan, perjuangan, dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad sebagai teladan utama dalam beragama dan berkehidupan.
Ada beberapa perayaan maulid Nabi di Talakar setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Sebagai puncak acaranya ialah Maudu Lompoa. Yang rutin digelar setiap tanggal 29 Rabiul Awal tahun Hijriah.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Bak sebuah kapal pinisi dengan layarnya yang menjuntai tinggi. Kain warna-warni ini mempercantik kapal yang sebelumnya terkesan tradisional. Kapal hias ini dinamakan julung-julung, yang kesehariannya digunakan oleh warga untuk mencari ikan. Tak hanya kain berwarna, tubuh kapal juga diwarnai semdemikian rupa mencoloknya.
Kapal-kapal indah ini nantinya akan dilabuhkan di tepian Sungai Cikoang. Namun sebelumya, kapal harus diarak beramai-ramai sejauh 100 meter menuju bibir sungai. Di tanah lapang, warga Talakar akan menghias dan mempersiapkan seluruh muatan ke dalam geladak kapal.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Digambarkan seperti kapal dengan awak dan muatannya saat menyebarkan agama Islam. Julung-julung diisi dengan hasil bumi dari Talakar. Dibentuk menyerupai gunungan yang tersusun dari bahan pokok, buah-buahan, dan telur yang tak ketinggalan diberikan warna yang mencolok.
Bahkan pakian, celana, lemari plastik, seprei, hingga perlengakapan mandi seperti pasta gigi dan sabun juga turut dimuat ke dalam julung-julung. Para perempuan kedapatan meyiapkan persembahan berupa nasi setengah matang. Nasi akan dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari anyaman daun lontar atau biasa disebut Baku Maudu.
Tua, muda, semuanya ikut serta dalam kemeriahan tradisi Maudu Lompoa. Semua hiasan dan persembahan kemudian dikumpulkan di sebuah tanah lapang. Yang selanjutnya diisi dengan berbagai prosesi lainnya.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Di sinilah seluruh perserta tradisi Maudu Lompoa berkumpul. Pagelaran pencak silat membuat keseruan suasana semakin pecah. Para pemuda berduel unjuk kebolehanya di depan seluruh warga. Warga biasa menyebut silat dengan Mappenca. Selepas berduel, berpelukan menjadi penutup untuk memperoleh kedamaian antar pemain.
Di Balla Lompoa atau aula besar ini, rombongan akan mengelilingi julung-julung. Diiringi dengan tabuhan gendang yang terdengar bertalu-talu. Selanjutnya muatan kapal yang berisi gunungan makanan dibagikan ke seluruh warga.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Prosesi utama rangkaian Maudu Lompoa adalah Zikkiri' dan Sura' Rate'. Yakni pembacaan kisah kelahiran Nabi dan sejarah masuknya Islam di Cikoang.Tak lupa pembacaaan sholawat yang ditujukan untuk Rasulullah Muhammad SAW. Bagi warga Talakar, perayaan Maudu Lompoa wajib digelar tiap tahunnya.
Prayaan Maulid ini bukanlah sekedar ritual tahunan. Makna sosial dari perayaan ini adalah keterikatan sosial. Begitupula makna merawat alam untuk kesejahteraan para warga.
Perayaan tradisi Maudu Lompoa sudah ada sejak tahun 1621 silam. Saat itu ulama besar Aceh bernama Sayyid Jalaludin datang ke tanah Talakar untuk menyebarkan agama Islam. Sayyid juga dipercaya sebagai keturunan Nabi yang menetap dan di Cikoang. Dari zaman Sayyid hingga sekarang, perayaan Maulid terus dilakukan. Yang akhirnya menjadikan Desa Cikoang dikenal sebagai ‘Kampung Maulid’.
(mdk/Ibr)