Belajar Membatik di Kampung Giriloyo Imogiri Yogyakarta
Sejak tahun 1600an silam, kampung yang berada di Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta ini melestarikan budaya kerajinan batik tulis warisan Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Selalu menjaga warisan luhur milik Indonesia agar tak lekang oleh waktu.
Tangannya sibuk melukis di atas kain putih. Bermain dengan canting mengambil lilin untuk membuat motif pada kain mori. Wanita lanjut usia ini tetap tekun membatik di Kampung Batik Giriloyo. Ia belum lelah mengukir motif di atas kain putihnya. Membuat maha karya warisan budaya Indonesia
Ia tak sendiri, lebih dari 1000 wanita di Kampung Batik Giriloyo menjadikan batik tulis sebagai mata pencaharian utama mereka. Menghasilkan kain batik yang menawan setiap harinya. Tak heran, Kampung Batik Giriloyo pun menjadi sentra kain batik tulis di Kota Pelajar.
-
Mengapa museum batik Yogyakarta dibangun? Museum Batik Yogyakarta beralamat di Jalan Doktor Sutomo No. 13A, Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. Museum ini dinyatakan sebagai museum batik pertama dan terlengkap di Yogyakarta pada tahun 1973 dan diresmikan pada tahun 1979. Pada tahun 2001, museum ini mendapatkan sertifikat dari UNESCO sebagai warisan kultur dunia. Keberadaan museum batik Yogyakarta ini telah mengangkat derajat Kota Yogyakarta dengan diberikannya nama Kota Batik oleh WCC pada tahun 2014 lalu. Dikutip dari Liputan6.com, Museum Batik Yogyakarta dibangun oleh pasangan Hadi Nugroho dan R. Ng. Jumima Dewi Sukaningsih. Museum itu dibangun karena keprihatinan para pengrajin batik dengan munculnya batik printing. Saat itu, kehadiran batik printing sangat terlihat.“Karena itu nilai batik di tengah masyarakat mulai memudar. Batik bukan hanya selembar kain, tapi di dalamnya ada makna, doa, simbol, dan ada pula harapan,” kata Pemandu dan Pembatik Museum Batik Yogyakarta, Didik Wibowo, dikutip dari liputan6.com.
-
Siapa yang membangun museum batik Yogyakarta? Dikutip dari Liputan6.com, Museum Batik Yogyakarta dibangun oleh pasangan Hadi Nugroho dan R. Ng. Jumima Dewi Sukaningsih.
-
Kapan motif batik kawung diciptakan? Mengutip iwarebatik.org, motif kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Islam (1593-1645).
-
Dimana batik complongan pertama kali ditemukan? Batik complongan pertama ditemukan pada 1800 an di kain panjang, selendang dan penutup emas.
-
Apa yang digambarkan dalam Batik Ciwaringin ? Dalam selembar batik khas Ciwaringin terdapat perjuangan rakyat melawan penjajahan. Kenalan dengan Batik Kuno Ciwaringin khas Cirebon, Gambarkan Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan hingga Perjuangan Santri Lawan Belanda Batik, seni tekstil khas Indonesia yang telah memukau dunia. Keindahan dan motifnya tak terpisahkan dari warisan budaya bangsa selama berabad-abad, seperti di Kecamatan Ciwaringin.
-
Bagaimana para perajin batik Bayat mendapatkan inspirasi motif batik? Untuk motifnya kami membuat menurut kempuan dan kesukaannya, kadang kami dapat daun di kebun itu terus dipetik dan dibuat batik. Ada juga yang terjun ke sawah lalu lihat burung, kemudian dijadikan batik,” terangnya.
Sejak tahun 1600an silam, kampung yang berada di Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta ini melestarikan budaya kerajinan batik tulis warisan Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Selalu menjaga warisan luhur milik Indonesia agar tak lekang oleh waktu.
©2021 Merdeka.com/Dika Sinatra
Membatik memang bukanlah hal yang mudah. Perlu ketelatenan saat menorehkan lilin di atas kain kosong. Telaten meniti satu ukiran satu demi satu. Dari tangan pra pengrajin ini lah, kain-kain batik tulis yang menawan itu lahir.
Proses pembuatan motifnya langsung ditulis secara manual. Melatih kesabaran dan ketelitian. Proses pembuatan batik tulis memang cukup panjang dan rumit. Namun, di balik itu akan menghasilkan kerajinan tangan yang bernilai seni tinggi. Tak ayal, banyak orang yang penasaran dengan cara membuat batik tulis.
©2021 Merdeka.com/Dika Sinatra
Selain menjadi sentra batik tulis, Kampung Batik Giriloyo juga mengajak para wisatawan menjajal menjadi pengrajin batik. Di kampung ini para wisatawan bisa mengikuti kegiatan pembelajaran yang asyik secara langsung untuk mengenalkan proses pembuatan batik tulis. Lengkap dan runtut.
Proses pembuatan batik dimulai dari sehelai kain putih kecil mori. Kain inilah yang akan dibatik menggunakan canthing. Setelah itu, kain mulai di proses dari merendam dengan bahan-bahan pewarna, merebus, lantas mencucinya kemudian dijemur dan diangin-anginkan hingga menghasilkan sebuah karya kecil kain batik.
©2021 Merdeka.com/Dika Sinatra
Butuh waktu minimal 1 bulan untuk membatik satu lembar kain. Namun, juga tergantung dengan bahan kain yang digunakan hingga kerumitan motif. Batik Giriloyo dikenal sebagai batikan tangan yang mengangkat motif keraton.
Proses pewarnaannya Batik Giriloyo masih menggunakan pewarnaan alami seperti kunyit, secang, kulit kayu, daun jati.Pewarnaan alami lebih awet meskipun warnanya tak secerah menggunakan pewarna sintetis. Namun, Batik Giriloyo juga masih memberikan pewarnaan sintetis untuk pewarnaan lainnya. Untuk 1 lembar kain batik harganya bervariasi. Mulai dari Rp 300 ribu hingga jutaan rupiah.
©2021 Merdeka.com/Dika Sinatra
Kampung Batik Giriloyo menjadi destinasi wisata batik favorit di Yogyakarta. Di sudut Kota Pelajar ini, kamu bisa mengenal lebih dalam warisan budaya Indonesia. Untuk mengunjungi Kampung Batik Giriloyo, kamu tidak dikenakan biaya retribusi. Namun, jika kamu ingin mengikuti workshop membatik perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp. 25.000 hingga Rp. 50.000.
Selain itu, tersedia homestay untuk merasakan atmosfer proses membatik di kampung asri ini. Kampung Batik Giriloyo tak hanya sekedar wisata, namun juga turut melestarikan dan menjaga kain warisan nenek moyang.
(mdk/Tys)