Perjuangan Menembus Asap Beracun Penambang Belerang Kawah Ijen
Pesona Kawah Ijen memang tiada duanya. Gunung di barat Banyuwangi ini pesonanya telah menembus kancah Internasional. Terlepas dari keelokannya, Kawah Ijen punya sisi keras penuh perjuangan. Merekalah para penambang belerang, rela menembus pekatnya racun dari asap Kawah Ijen. Resiko kematian selalu melingkupi mereka
Asap mengepul menyelimuti puncak Gunung Ijen. Kawah besar dengan dengan air kebiruan memberikan keindahan tersendiri. Selain itu fenomena Blue Fire Kawah Ijen memang berhasil menembus kancah Internasional. Namun lihatlah lebih detail. Di balik kepulan asap yang pekat, terdapat sosok pengangkut batuan berat. Merekalah para penambang belerang di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur.
Tak main-main, kandungan asap Kawah Ijen di antaranya terdiri dari karbon dioksida dan hidrogen sulfida. Cukup untuk merusak pernapasan bahkan membuat nyawa melayang. Namun para pekerja penambang tak gentar. Mereka mampu mengambil batu belerang dari dalam kawah. Belerang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Mereka rela berjuang menembus asap beracun yang keluar dari Kawah.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
-
Bagaimana Banyuwangi menggunakan insentif yang diterima? Sesuai arahan pusat, DIFK ini akan dipergunakan secara optimal untuk mendukung berbagai program yang bermanfaat bagi warga. Seperti program-program pengendalian inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat, upaya penurunan stunting, peningkatan investasi, hingga penurunan kemiskinan,” jelas Ipuk.
Menurut penelitian, asap Kawah Ijen jauh dari indikator udara sehat. Setidaknya lebih dari 40 kali lebih buruk dibanding batas wajar udara untuk pernapasan di Inggris. Tak jarang Kawah Ijen sering memakan korban.
©2021 Merdeka.com/Ariani Eka Pratiwi
Para penambang Kawah Ijen punya cara sendiri menembus asap. Para penambang akan berangkat dini hari dari rumah mereka. Waktu tersebut bertepatan saat asap beracun belum mengarah ke areal penambangan. Berbeda jika waktu menunjukkan lebih dari pukul 7 pagi. Mereka tak berani menuju areal penambangan. Pasalnya, disana telah dipenuhi dengan asap H2S dan CO2.
Berbekal keranjang rotan dibalut jaket tebal, mereka beranjak. Tak lupa alat bantu penerangan mereka kenakan. Dingin dan gelapnya malam menjadi teman mereka menempuh perjalanan. Dari perkampungan mereka, menuju puncak Gunung Ijen memakan waktu 2 jam perjalanan.
©2021 Merdeka.com/Ariani Eka Pratiwi
Gunung setinggi 2.443 mdpl ini akan sangat dingin kala pagi hari. Para penambang menggunakan sarung tangan hingga penutup kepala. Perjalanan menanjak dan terjal mengharuskan mereka berhati-hati melangkahkan kaki. Menembus malam, perjalanan mereka hanya disinari senter yang menempel di kepala.
Setelah dua jam perjalanan, mereka telah sampai di puncak gunung Ijen. Namun ini hanyalah permulaan. Untuk menuju aera tambang mereka harus mendekati bibir kawah. Lokasinya sangat mengerikan, jalannya menurun terjal. Salah langkah, mereka bisa tergelincir ke dalam air kawah.
Air Kawah Ijen sendiri bukan berisi air murni jernih layaknya di pegunungan untuk minuman. Air Kawah Ijen kandungan asamnya sangat tinggi. Selain itu, Al, Fe, Cl, F dan SO4 cukup mudah untuk membunuh manusia. Pasalnya, pernah terjadi kasus jasad mengapung di dalam Kawah Ijen. Sungguh pekerjaan yang mengerikan.
©2021 Merdeka.com/Ariani Eka Pratiwi
Menggunakan linggis, mereka mencongkel endapan belerang. Berpacu dengan waktu, mereka tak hentinya mencari belerang. Dibalut masker pernafasan mereka tetap jeli. Bongkahan demi bongkahan mereka kumpulkan. Dalam dua keranjang pikul, mereka mampu menopang hingga 70 kilogram belerang. Bukan beban yang berat bagi mereka yang telah bertahun-tahun menggendong belerang.
Pundak mereka bahkan mengeras seperti kapalan, saking lamanya menumpu dua keranjang belerang. Seusai terkumpul, beban berat harus mereka angkat menaiki puncak kawah. Waspada dan fokus menjadi kunci keberhasilan membawa belerang ke tempat tujuan. Mereka biasa membawa belerang kepada pengepul yang sudah menanti.
Belerang nantinya akan dijadikan bahan tambahan berbagai produk. Mulai dari sabun, kosmetik hingga campuran gula.
©2021 Merdeka.com/Ariani Eka Pratiwi
Upah yang diterima para penambang berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu tiap harinya. Mereka memilih menambang karena lebih menguntungkan ketimbang berladang. Jika berladang, tiap harinya mereka dapatkan Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu rupiah saja.
Jika ingin melihat Pesona dan berbahayanya Kawah Ijen, para wisatawan bisa menempuh satu setengah jam dari pusat Kota Banyuwangi. Dibalik keuntungan yang didapat, terdapat resiko yang mengancam tiap saat. Dibalik pesona keindahan alamnya, Kawah Ijen memiliki sisi keras bagi penduduknya.
(mdk/Ibr)