10 Pertanyaan Tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) beserta Penjelelasannya
Merdeka.com merangkum 10 pertanyaan umum terkait PMS yang sering muncul di kalangan masyarakat.
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah kelompok penyakit yang menular dari satu individu ke individu lain melalui hubungan seksual, baik vaginal, anal, maupun oral.
Kondisi ini adalah kondisi yang perlu perhatian serius dalam kesehatan masyarakat karena dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
-
Kapan rasa sakit saat kencing dapat dikaitkan dengan infeksi penyakit seksual? Klamidia, gonore, trikomoniasis, dan herpes genitalis semuanya dapat membuat kalian merasa sakit saat buang air kecil.
-
Apa saja jenis-jenis penyakit menular seksual yang bisa terjadi pada seseorang? Sejumlah penyakit menular seksual (PMS) rentan terjadi dan dialami oleh seseorang.
-
Apa saja penyakit menular seksual yang bisa meningkat risikonya karena mencukur bulu kemaluan? Studi yang diterbitkan dalam jurnal Sexually Transmitted Infections menunjukkan bahwa orang yang mencukur bulu kemaluan lebih berisiko terkena penyakit menular seksual, termasuk kutil kelamin, HPV, sifilis, gonore, klamidia, hingga HIV.
-
Bagaimana cara penularan penyakit menular seksual? Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, jamur, atau parasit yang ditularkan melalui hubungan seksual, termasuk hubungan seksual vaginal, anal, atau oral.
-
Mengapa penyakit menular seksual perlu diwaspadai? Beberapa jenis PMS seperti HIV, herpes genital, dan hepatitis B dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan bahkan mengancam jiwa.
-
Siapa saja yang berisiko terkena penyakit menular seksual? PMS bisa terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita, meskipun risikonya lebih tinggi pada orang yang memiliki banyak pasangan seksual atau yang tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Jika tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan kesehatan. Ada banyak sekali pertanyaan tentang penyakit seks menular.
Berikut ini merdeka.com merangkum 10 pertanyaan umum terkait PMS yang sering muncul di kalangan masyarakat, beserta penjelasannya. Simak ulasannya sebagai berikut.
1. Apa Itu Penyakit Menular Seksual (PMS)?
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui kontak seksual. PMS disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan parasit.
Beberapa contoh PMS yang umum adalah gonore, sifilis, klamidia, HIV/AIDS, herpes genital, dan kutil kelamin.
Selain menular melalui hubungan seksual, beberapa PMS juga dapat ditularkan melalui transfusi darah, berbagi jarum suntik, dan dari ibu ke anak selama kehamilan atau persalinan.
- Penyakit Menular Seksual yang Mungkin Terjadi Akibat Berganti-Ganti Pasangan, Perlu Diwaspadai Pasangan Tak Setia
- Apa Itu Vasektomi Pada Pria? Berikut Keunggulan dan Prosedurnya
- Kelakuan Pelajar SMP Ini Bikin Geleng-Geleng, Tega Cabuli 3 Anak di Bawah Umur
- 15 Penyakit Menular Seksual yang Mungkin Terjadi dan Perlu Diwaspadai
2. Apa Saja Gejala PMS?
Gejala PMS dapat bervariasi tergantung pada jenis infeksi yang dialami. Beberapa PMS mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali, terutama pada tahap awal, yang membuatnya sulit untuk dideteksi tanpa pemeriksaan medis.
Gejala umum yang mungkin timbul antara lain:
- Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
- Keluarnya cairan tidak normal dari penis atau vagina.
- Luka, benjolan, atau ruam pada area genital, anus, atau mulut.
- Gatal-gatal di area genital.
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual.
Jika Anda mengalami salah satu gejala ini, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
3. Bagaimana Cara PMS Menular?
PMS menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi selama hubungan seksual. Cairan tubuh ini dapat termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan cairan pre-ejakulasi.
Beberapa PMS, seperti herpes genital dan kutil kelamin, juga dapat menular melalui kontak kulit ke kulit. Selain itu, PMS seperti HIV juga dapat menular melalui transfusi darah yang terkontaminasi atau berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi.
4. Siapa yang Berisiko Terkena PMS?
Siapa pun yang aktif secara seksual berisiko terkena PMS. Risiko ini meningkat pada individu yang memiliki banyak pasangan seksual, tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual, atau berbagi jarum suntik.
Selain itu, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV, juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena PMS.
5. Apakah PMS Bisa Disembuhkan?
Sebagian besar PMS yang disebabkan oleh bakteri atau parasit, seperti gonore, klamidia, dan sifilis, dapat disembuhkan dengan antibiotik atau obat antiparasit.
Namun, PMS yang disebabkan oleh virus, seperti HIV, herpes genital, dan HPV (Human Papillomavirus), tidak bisa disembuhkan.
Meskipun demikian, infeksi ini dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
6. Bagaimana Cara Mencegah PMS?
Pencegahan adalah langkah kunci untuk menghindari PMS. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tertular PMS meliputi:
- Menggunakan kondom dengan benar setiap kali berhubungan seksual.
- Menjaga kesetiaan dengan satu pasangan yang sudah diuji dan bebas dari PMS.
- Melakukan vaksinasi untuk mencegah infeksi HPV dan hepatitis B.
- Menghindari penggunaan jarum suntik bersama.
- Melakukan tes PMS secara rutin jika Anda aktif secara seksual.
7. Apakah Tes PMS Itu Penting?
Tes PMS sangat penting, terutama bagi mereka yang aktif secara seksual, karena banyak PMS tidak menunjukkan gejala yang jelas.
Melakukan tes secara rutin memungkinkan deteksi dini dan pengobatan segera, yang dapat mencegah penyebaran lebih lanjut dan mengurangi risiko komplikasi.
Tes PMS dapat dilakukan di klinik kesehatan, rumah sakit, atau laboratorium yang menyediakan layanan tes PMS.
8. Bagaimana Pengobatan PMS?
Pengobatan PMS tergantung pada jenis infeksi yang dialami. Sebagian besar infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotik, sementara infeksi virus seperti HIV memerlukan terapi antiretroviral (ART) untuk menekan virus dan menjaga sistem kekebalan tubuh.
Pengobatan harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis ditegakkan untuk mencegah komplikasi dan penyebaran lebih lanjut.
9. Apa Komplikasi yang Mungkin Terjadi Jika PMS Tidak Diobati?
Jika tidak diobati, PMS dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Misalnya, gonore dan klamidia dapat menyebabkan penyakit radang panggul pada wanita, yang dapat berujung pada infertilitas.
Sifilis yang tidak diobati dapat merusak organ tubuh seperti otak dan jantung.
HIV yang tidak diobati dapat berkembang menjadi AIDS, yang sangat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat seseorang rentan terhadap infeksi oportunistik yang mematikan.
Oleh karena itu, penting untuk mengobati PMS sesegera mungkin.
10. Apakah PMS Dapat Kambuh Setelah Diobati?
Beberapa PMS, terutama yang disebabkan oleh virus seperti herpes genital dan HPV, dapat kambuh meskipun sudah diobati. Ini karena virus tetap berada di dalam tubuh meskipun gejalanya telah dikendalikan.
Faktor-faktor seperti stres, penurunan sistem kekebalan tubuh, dan perubahan hormonal dapat memicu kambuhnya gejala.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan dan mengikuti saran medis untuk mengelola gejala.