3 Perkara ini Bikin Manusia Masuk Neraka Menurut Rasulullah, Jangan Jadi Orang yang Merugi
Di akhirat, kita hanya bisa mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan yang telah dilakukan selama hidup di dunia.
Allah SWT telah menciptakan surga dan neraka sebagai bentuk balasan bagi umat manusia. Jika kebaikan seseorang lebih banyak, maka ia akan memperoleh surga yang penuh dengan kenikmatan, sedangkan sebaliknya bagi mereka yang berat timbangan keburukannya akan masuk neraka.
Tentu saja, kita tidak ingin menjadi orang yang merugi dan terjerumus ke dalam neraka. Oleh karena itu, kita harus berusaha setiap hari untuk menjadi individu yang lebih baik.
-
Apa arti dari kata "Islam"? "Mengutip dari situs mui.or.id, kata Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT."
-
Apa yang dimaksud dengan ikhtiar dalam Islam? Ikhtiar dalam Islam merujuk pada usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mencapai tujuan, sambil menyadari bahwa hasil akhirnya tetap bergantung pada kehendak Allah SWT.
-
Siapa yang dilarang menyambung rambut dalam Islam? Nabi Muhammad SAW dengan tegas melarang umatnya untuk menyambung rambut, baik dengan rambut asli maupun rambut palsu. Hal ini berdasarkan beberapa hadis yang menyebutkan bahwa Allah mengutuk wanita yang menyambung rambut dan meminta untuk disambungkan.
-
Kenapa wanita Muslimah diibaratkan seperti berlian Islam? “Wanita Muslimah ialah berliannya islam. Karena taka da seorang pun yang akan mengungkapkan berlian mereka pada orang asing”
-
Apa yang dimaksud dengan 'ikhtiar' dalam Islam? Ikhtiar adalah suatu usaha yang dilakukan seorang hamba secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Dengan kata lain, orang yang berikhtiar adalah mereka yang memilih berusaha daripada berdiam diri, untuk mendapatkan apa yang sedang diinginkan dalam hidup. Orang yang berikhtiar akan berusaha sebaik mungkin, dengan mengharap rahmat kebaikan dari Allah agar hajatnya dimudahkan.
-
Apa itu aib dalam Islam? Aib dalam Islam merujuk pada kekurangan atau keburukan yang dimiliki seseorang, baik itu dari segi fisik, akhlak, maupun perbuatan.
Rasulullah SAW telah memberikan peringatan yang penting untuk kita pahami mengenai siapa saja yang termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi.
Siapa yang Merugi?
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Celakalah seseorang yang ketika aku disebut-sebut di depannya, namun ia tidak mengucapkan sholawat kepadaku, celakalah seseorang yang ketika bulan Ramadan menemuinya, lalu bulan itu pergi sebelum ia tidak mendapatkan ampunan, dan celakalah seseorang berkesempatan berada di sisi kedua orang tuanya yang berusia lanjut namun mereka tidak dapat memasukkannya ke dalam surga (karena kebaktiannya)." (HR. At-Tirmidzi).
Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis orang yang benar-benar mengalami kerugian. Berikut adalah penjelasannya yang diambil dari bincangmuslimah.com.
1. Orang yang Enggan Membaca Sholawat
Orang yang enggan membaca sholawat ketika nama Nabi SAW disebut di hadapannya dipastikan akan merugi. Dalam kitab Faidul Qadir, Imam Al-Munawi menjelaskan bahwa tindakan tersebut mencerminkan penghinaan terhadap Nabi SAW, karena tidak mau mengagungkan beliau.
Mengagungkan Nabi SAW sama artinya dengan mengagungkan Allah SWT. Sebaliknya, sikap tidak mau mengagungkan Nabi SAW berarti secara tidak langsung menghina Allah SWT.
Lebih jauh lagi, orang yang tidak bersholawat ketika nama Nabi SAW disebut telah kehilangan banyak kesempatan baik. Ia mengabaikan berbagai kebaikan yang seharusnya dapat diperolehnya, seperti balasan sepuluh sholawat dari Allah SWT, pengangkatan sepuluh derajat, serta penghapusan sepuluh kesalahan.
Selain merugi, orang yang tidak mau bersholawat juga dapat dianggap sebagai pribadi yang bakhil, atau pelit, karena menolak untuk mendapatkan keberkahan yang ditawarkan.
2. Orang yang Tidak Mempedulikan Bulan Ramadan
Bulan Ramadan merupakan waktu yang penuh berkah, di mana umat Muslim melaksanakan ibadah puasa, mendapatkan pahala yang berlipat ganda, serta dibukanya kesempatan untuk berbuat baik dan mendapatkan ampunan.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang puasa di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala kepada Allah SWT, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau." (HR. Al-Bukhari).
Oleh karena itu, sangat disayangkan bagi mereka yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk merasakan bulan suci ini tetapi tidak memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka yang enggan berpuasa dan tidak menghidupkan malam-malam Ramadan dengan shalat serta permohonan ampunan akan kehilangan kesempatan berharga ini.
Ketika Ramadan berlalu, mereka mungkin tidak akan memperoleh ampunan dari Allah SWT yang sangat diharapkan.
3. Individu yang Tidak Menghormati Orangtua
Orang yang enggan berbakti kepada orangtuanya yang masih hidup adalah orang yang sangat merugi. Dalam hadis yang disebutkan, Rasulullah SAW secara tidak langsung menegaskan bahwa salah satu jalan menuju surga adalah melalui pengabdian kepada orangtua.
Oleh karena itu, sangat disayangkan jika seseorang tidak mau berbakti kepada orangtuanya yang masih ada. Terlebih lagi, jika orangtua tersebut sudah berusia lanjut dan sangat membutuhkan perhatian serta bantuan dari anak-anaknya.
Namun, banyak anak yang terjebak dalam kesibukan mereka sendiri dan melupakan tanggung jawab terhadap orangtua. Sementara itu, begitu orangtua pergi, kesempatan untuk mengabdi kepada mereka akan hilang selamanya.
Mereka tidak dapat lagi melakukan hal-hal sederhana seperti menelepon, menanyakan kabar, mencium tangan, atau melihat wajah orangtua mereka. Semua itu menjadi kenangan yang tak bisa diulang.
Dengan demikian, Allah SWT telah memberikan banyak kesempatan berharga untuk berbuat baik. Mari kita manfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan memperhatikan ciri-ciri orang yang merugi menurut Rasulullah. Wallahu A'lam Bishawab.