6 Fakta Menarik Seputar Hari Buruh di Indonesia dan Dunia
Hari Buruh juga disebut dengan May Day ini muncul dari adanya perjuangan yang digaungkan oleh kelas pekerja untuk meraih kembali hak ekonomi dan politik dalam industri.
Hari Buruh selalu memberikan kesan mendalam bagi sejarah bangsa. Hari Buruh juga disebut dengan 'May Day' ini muncul dari adanya perjuangan yang digaungkan kelas pekerja untuk meraih kembali hak ekonomi dan politik dalam industri.
Sejarah munculnya Hari Buruh ini juga tidak dapat terlepas dari pemberontakan buruh dengan ditandainya aksi demonstrasi mengenai kenaikan upah, perbaikan sistem kerja, hingga peningkatan kesejahteraan hidup.
-
Mengapa Hari Kebangkitan Nasional penting? Melalui Budi Utomo, rasa kesadaran nasional untuk bersatu menjadi semakin kental.
-
Mengapa Hari Statistik Nasional penting? Hari Statistik Nasional ini diperingati untuk memaknai pentingnya peran statistik bagi pembangunan bangsa, sebagai acuan bagi pengambil kebijakan untuk mencapai kesejahteraan bangsa Indonesia.
-
Apa yang dirayakan pada Hari Kebangkitan Nasional? Hari Kebangkitan Nasional merujuk pada berdirinya organisasi Budi Utomo yang membawa dampak dan perubahan besar bagi tatanan masyarakat.
-
Kenapa libur nasional penting? Libur nasional memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk beristirahat, bersantai, dan mengisi ulang energi setelah bekerja atau belajar dengan keras. Libur nasional juga dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik, serta produktivitas kerja.
-
Mengapa Hari Filateli Nasional diperingati? Hari Filateli Nasional diperingati setiap tanggal 29 Maret dengan tujuan untuk memperingati perkembangan prangko dari masa ke masa.
-
Kapan Hari Peduli Sampah Nasional diperingati? Setiap tahun, jutaan ton sampah dihasilkan oleh penduduk Indonesia, baik dari rumah tangga, industri, maupun sektor lainnya. Namun, hanya sebagian kecil dari sampah tersebut yang dikelola dengan baik dan benar.
Dirangkum dari berbagai sumber, simak mengenai fakta menarik seputar Hari Buruh berikut ini.
Gerakan Buruh Muncul Sejak Abad ke-19
©AFP PHOTO
Hari buruh yang menjadi peringatan dari perjuangan kelas pekerja ini ternyata tidak muncul begitu saja. Bahkan, hari buruh ini memiliki rentetan perjuangan dan sejarah yang panjang.
Genderang perjuangan kaum buruh yang menuntut keadilan dan kesejahteraan yang layak telah dimulai sejak abad ke 19 pada saat kapitalisme dan revolusi industri dirasa tengah menekan kelas pekerja.
Pada tahun 1886, banyak buruh di Amerika Serikat yang merasakan hal ini. Kaum pekerja dipaksa untuk bekerja hingga 19 jam dalam sehari. Tentu saja hal ini menimbulkan polemik di dada para kaum pekerja.
Sebagai akibatnya, kaum pekerja ini kemudian menggelar aksi demonstrasi secara besar-besaran hingga puncaknya terjadi peristiwa Insiden Haymarket yang juga menginspirasi Kongres Internasional Sosialis untuk menjadikannya sebagai peringatan Hari Buruh Internasional.
Kongres Pertama Gerakan Buruh di Jenewa, Swiss
©AFP PHOTO
Kongres pertama gerakan buruh dilaksanakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss dengan dihadiri oleh berbagai organisasi pekerja di seluruh belahan dunia. Secara umum, kongres ini menetapkan berbagai daftar yang selanjutnya menjadi tuntutan.
Hal ini merupakan agenda yang terinspirasi dari tuntutan yang telah dilakukan oleh National Labour Union di Amerika Serikat. Organisasi ini telah lebih dulu menyampaikan tuntutan untuk mereduksi jam kerja hingga menjadi 8 jam per hari.
Penetapan May Day oleh Kongres Sosialis Dunia
©AFP PHOTO
Pemilihan 1 Mei sebagai peringatan Hari Buruh atau May Day dipilih lantaran Kongres Sosialis Dunia melalui Federation of Organized Trades and Labour Unions yang ingin mengabadikan kesuksesan aksi buruh di Kanada pada tahun 1872. Aksi tersebut juga menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Mei 1886.
Dianggap Subversif di Era Orde Baru Soeharto
©AFP PHOTO
Di Indonesia sendiri, Hari Buruh dianggap sebagai sesuatu hal yang memicu idealisme di luar Pancasila pada Orde Baru. Di masa kepemimpinan Soeharto, hari buruh yang semula diperingati sejak tahun 1920 kemudian tidak lagi dilakukan di Indonesia.
Pada masa Orde Baru, kegiatan ataupun hal lain yang berhubungan dengan peringatan Hari Buruh dikategorikan sebagai aktivitas subversif lantaran May Day selalu dikonotasikan dengan paham komunis.
Padahal, konotasi ini jelas tidak pas sebab mayoritas negara-negara di dunia telah menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day bahkan menjadikannya sebagai hari libur nasional.
Memiliki Keterkaitan dengan Hari Pendidikan Nasional
2.bp.blogspot.com
Peringatan Hari Buruh juga sebagian besar dikaitkan dengan Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat menerjemahkan syair Internationale yang mana merupakan perjuangan kaum buruh internasional ke Bahasa Indonesia.
Lewat syair tersebut, lagu Internationale mulai didengarkan dan meluas di Indonesia pada awal tahun 1920-an hingga dipopulerkan oleh pimpinan Partai Komunisme Indonesia (PKI).
Syair tersebut pada awalnya ditulis dalam Bahas Prancis (L’Internationale) karya Pottier pada tahun 1871 yang selanjutnya digubah oleh Pierre Degeyter pada tahun 1888.
Sang pahlawan memang baru dilahirkan tepat satu tahun setelah lagu tersebut digubah yaitu pada tanggal 2 Mei 1889. Kendati demikian, kedekatan tanggal lahir Ki Hajar dengan May Day seakan menyiratkan bahwa pendidikan dan perjuangan buruh mempunyai musuh yang sama yaitu imperialisme dan kapitalisme.
Syair LInternationale yang Diterjemahkan
©Reuters
Berikut merupakan syair L’Internationale yang Diterjemahkan Ki Hajar Dewantara
Internasionale
Bangunlah kaum jang terhina,
Bangunlah kaum jang lapar.
Kehendak jang mulia dalam dunia.
Senantiasa tambah besar.
Lenjapkan adat dan faham tua
Kita Rakjat sadar-sadar.
Dunia sudah berganti rupa
Untuk kemenangan kita.
Perdjoeangan penghabisan,
Kumpullah melawan.
Dan Internasionale
Pastilah di dunia.