Bangsa Viking Punya Perawatan Gigi yang Rumit Tanpa Teknologi Mutakhir, Ini Faktanya
Bangsa Viking dikenal sebagai salah satu bagian dari peradaban besar di Eropa yang tinggal di Skandinavia.
Bangsa Viking dikenal sebagai salah satu bagian dari peradaban besar di Eropa yang tinggal di Skandinavia.
Bangsa Viking Punya Perawatan Gigi yang Rumit Tanpa Teknologi Mutakhir, Ini Faktanya
Tak sekadar kuat dalam berperang, masyarakat Viking ternyata juga memiliki kebiasaan menjaga kesehatan gigi yang ampuh pada zamannya.
- Arkeolog Deteksi Ada Permukiman Bangsa Viking Tersembunyi Selama 900 Tahun di Bawah Ladang
- Ini Cara Mengerikan Bangsa Viking Meredakan Sakit Gigi
- Bukan Hanya Eropa, Negara-Negara Timur Tengah dan Asia Ini Ternyata Pernah Dijelajahi Bangsa Viking
- Perawatan Gigi di Zaman Bangsa Viking Sangat Maju dan Canggih, Ilmuwan Ungkap Metodenya
Mengutip laman archaeology.org, Rabu (10/1) tim peneliti yang dipimpin oleh dokter gigi Carolina Bertilsson dari Universitas Gothenburg pernah menganalisis gigi lebih dari 170 orang yang dimakamkan di pemakaman Kristen antara abad kesepuluh dan kedua belas di desa Varnhem, Swedia selatan.
Dari studi tersebut muncul dugaan bahwa orang pada masa Viking tidak banyak mengalami kerusakan gigi.
Para peneliti menjelaskan bahwa mencabut gigi kemungkinan besar merupakan satu-satunya tindakan kebersihan mulut yang dilakukan.
Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa bekas abrasi akibat mencabut gigi tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
Selain itu, tidak satu pun dari 38 anak di bawah usia 12 tahun yang mengalami tanda-tanda kerusakan gigi.
Penelitian Perawatan Gigi Bangsa Viking
Melansir dari laman ZME Science, para peneliti mengobservasi lebih dari 3.000 gigi rakyat Viking yang tinggal di Varnhem, sebuah situs yang terkenal dengan banyak penggalian Viking, termasuk makam dengan gigi yang terpelihara dengan baik.
Penelitian yang dilakukan tahun 2005 tersebut dilakuan di Varnhem menemukan reruntuhan sebuah gereja Kristen yang hingga saat ini merupakan gereja batu tertua di Swedia.
Tim dari Universitas Gothenburg melakukan riset dengan 3.293 gigi dari 171 orang.
Mereka melakukan pemeriksaan klinis menggunakan alat kedokteran gigi konvensional dalam kondisi pencahayaan yang baik.
Selain itu, mereka melakukan pemeriksaan sinar-X dengan teknik yang biasa digunakan dalam kedokteran gigi, yaitu pasien menggigit pelat pencitraan persegi kecil yang ditempatkan di dalam mulut.
Masalah Kesehatan Gigi Bangsa Viking
Masalah gigi yang dialami orang Viking hampir setengah (49%) dari seluruh orang Viking yang diteliti mengalami satu atau lebih karies gigi.
Banyak anak-anak dengan gigi susu sepenuhnya terbebas dari karies, namun orang dewasa tidak seberuntung itu, setidaknya satu lesi ditemukan pada 62% orang dewasa yang diteliti.
Kehilangan gigi juga umum terjadi pada orang dewasa, dengan rata-rata kehilangan 6% sepanjang hidup mereka.
Permukaan gigi yang paling rentan terhadap karies gigi adalah permukaan akar yaitu tempat predileksi pembentukan lesi karies.
Para peneliti percaya bahwa tingginya kejadian ini mungkin terkait dengan penyakit periodontal.
Bangsa Viking tidak melakukan tindakan kebersihan mulut apapun selain mencabut gigi, sehingga menyebabkan biofilm (bakteri) tetap berada di permukaan akar untuk waktu yang lebih lama.
Kebanyakan orang Viking di Swedia tinggal di komunitas berbasis pertanian dan memiliki pola makan musiman yang mencakup daging sapi, babi, daging kambing, ikan, produk susu, dan sayuran.
Mereka juga hanya mengonsumsi minuman bir. Para peneliti percaya bahwa tingginya asupan makanan bertepung, ditambah dengan kurangnya perawatan gigi, menjelaskan mengapa lesi karies begitu sering terjadi.
Lesi karies juga menunjukkan bahwa orang Viking menderita sakit gigi karena gigi berlubang dekat dengan pulpa.
Kemungkinan juga pecahan makanan tersangkut di tempat terbuka yang karies, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan.
Kedokteran Gigi Bangsa Viking
Para peneliti sempat menemukan adanya luka lecet akibat tusuk gigi pada beberapa individu.
Dari hal tersebut dapat disebutkan bahwa bangsa Viking memiliki kebiasaan mengeluarkan makanan dari area dekat gigi.
Mereka juga menemukan kasus manipulasi gigi lainnya. Misalnya, pada dua individu, temuan pada gigi geraham pertama mandibula menunjukkan bahwa ruang pulpa telah dibuat untuk membuka dan melebar kemungkinan besar untuk menghilangkan rasa sakit.
Kasus lain menunjukkan abrasi pada gigi seri rahang atas akibat infeksi apikal.
Fakta tersebut membuktikan bahwa bangsa Viking juga melakukan intervensi yang lebih kompleks terhadap penyakit gigi daripada sekadar mencabut gigi yang sakit.
Selain itu, bangsa Viking juga melakukan tindakan kedokteran gigi lain.
Salah satunya ditemukan penambalan gigi menggunakan lilin lebah dan pengeboran gigi sebelumnya pada Periode Neolitikum.