Cegah Diabetes, Sederet Fakta soal Lonjakan Gula saat Makan ini Wajib Diketahui
Sugar spike atau lonjakan gula darah ramai dibicarakan di media sosial, terlebih setelah selesai makan. Ini dia faktanya yang perlu Anda ketahui.
Belakangan ini, Anda mungkin telah memperhatikan bahwa topik mengenai lonjakan gula darah atau sugar spikes semakin sering dibicarakan di media sosial. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kasus diabetes yang terjadi pada orang-orang yang masih tergolong muda.
Penyebabnya mungkin terkait dengan berbagai faktor, seperti perubahan pola hidup dan jenis makanan yang kita konsumsi setiap hari. Mengapa diabetes menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai? Sebab, kondisi ini dapat menyebabkan kadar gula darah Anda melonjak ke tingkat yang tidak sehat setelah makan.
-
Kapan seseorang dikatakan mengidap diabetes? Seseorang bisa dikatakan memiliki penyakit diabetes, jika kadar gula darah mencapai lebih dari 200mg/dL, disertai dengan munculnya beberapa gejala, seperti sering haus, sering buang air kecil, sering merasa lapar, luka sulit sembuh dan lainnya.
-
Kapan seseorang dikatakan menderita diabetes? Jika nilai 2 jam setelah minum glukosa mencapai lebih besar atau sama dengan 200 mg/DL (11,1 mmol/L)
-
Siapa yang berisiko mengalami masalah mulut akibat diabetes? Menurut laman Very Well Health, penyakit diabetes dapat meningkatkan risiko berbagai masalah mulut.
-
Siapa yang berisiko lebih tinggi terkena diabetes? Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah kesehatan termasuk serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal.
-
Kenapa camilan sehat penting untuk penderita diabetes? Mengutip everydayhealth, makan camilan sehat saat diabetes bisa membantu mengatasi rasa lapar dan mencegah makan berlebihan.
-
Siapa yang berisiko terkena Pradiabetes? Hal ini termasuk kelebihan berat badan atau obesitas, gaya hidup yang tidak banyak bergerak, memiliki riwayat keluarga diabetes, dan berusia di atas 45 tahun.
Seperti yang sering dikatakan, lebih baik mencegah daripada mengobati, maka ada beberapa hal yang penting untuk diketahui agar kesehatan tubuh Anda tetap terjaga dan penyakit ini tidak muncul. Mengutip dari Web MD pada Rabu (9/10/2024), terdapat alasan dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegahnya. Mari kita simak penjelasan selengkapnya.
Waktu Makan dan Kadar Glukosa
Setelah Anda mengonsumsi makanan, tubuh akan mulai mencerna makanan tersebut menjadi sumber energi. Ini berarti kadar glukosa dalam darah Anda akan meningkat.
Jika Anda menderita diabetes, Anda mungkin menggunakan alat untuk memantau kadar gula darah. Alat ini biasanya memerlukan setetes darah untuk mengukur kadar gula Anda.
Sebagian besar penderita diabetes melakukan pemeriksaan glukosa sebelum makan dan dua jam setelahnya. Sebelum makan, kadar glukosa yang ideal bagi orang dewasa adalah antara 80 hingga 130, sementara setelah makan, angkanya seharusnya berada di bawah 180.
Apa yang Menyebabkan Lonjakan Gula Darah Menjadi Berbahaya?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemahaman mengenai lonjakan gula darah sangat penting untuk kesehatan kita sehari-hari, terutama setelah makan. Dokter menyebut fenomena lonjakan gula darah pasca makan ini sebagai hiperglikemia postprandial.
- Bikin Gula Darah Melonjak, Ini Bahaya Double Carbo Makan Nasi Setelah Singkong yang Harus Dihindari Penderita Diabetes
- 9 Makanan yang Menyebabkan Diabetes, Wajib Batasi Porsinya
- Kaki Menghitam Jadi Salah Satu Gejala Diabetes, Intip Gejala Lainnya yang Wajib Diwaspadai
- Bisa Buat Kadar Gula Meningkat, Penderita Diabetes Disarankan Tidak Makan Buah Berlebihan
Jika dibiarkan, kadar gula darah yang tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pada ginjal, saraf, mata, dan jantung. Oleh karena itu, pengendalian gula darah sangatlah krusial untuk menjaga kesehatan.
Lantas, bagaimana cara mengetahui apakah kadar gula darah Anda normal atau tinggi? Saat diukur, kadang kadar glukosa bisa mencapai 200. Anda juga mungkin merasakan gejala hiperglikemia, yang antara lain meliputi:
- Rasa haus yang berlebihan
- Kelelahan
- Mual
- Kebingungan atau kecemasan
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat
- Penglihatan yang kabur
Cara Menangani Peningkatan Gula Darah
Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, segera periksa kadar gula darah Anda. Apabila hasilnya tinggi, Anda dapat mencoba menurunkannya dengan berolahraga selama 10-15 menit, seperti berjalan kaki.
Namun, jika kadar gula darah Anda melebihi 240, penting untuk melakukan tes keton sebelum berolahraga. Keton adalah asam yang dihasilkan saat tubuh membakar lemak yang tersimpan.
Berolahraga saat kadar keton tinggi dapat memperburuk lonjakan gula darah atau bahkan menyebabkan ketoasidosis, yang merupakan kondisi berbahaya. Anda bisa memeriksa kadar keton di rumah dengan menggunakan alat pengukur glukosa atau tes urine sederhana.
Jika Anda menemukan kadar keton tinggi, sebaiknya jangan berolahraga. Diskusikan dengan dokter tentang cara penanganannya. Jika Anda mengalami hiperglikemia yang parah, Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan cairan dan insulin tambahan.
Jika kadar gula darah Anda sering meningkat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mempertimbangkan perubahan dalam rencana perawatan Anda.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Peningkatan Kadar Gula Darah?
Ada tiga metode utama untuk mengelola diabetes dan menjaga kadar gula darah tetap stabil, yaitu:
1. Penggunaan Obat-obatan
Obat-obatan seperti insulin atau metformin yang digunakan untuk diabetes tipe 2 perlu dikonsumsi secara teratur. Dokter akan membantu Anda menyusun rencana dan menentukan jenis obat yang diperlukan.
2. Pola Makan yang Sehat
Mengatur pola makan dengan baik dapat mengurangi risiko lonjakan gula darah. Indeks glikemik dapat membantu Anda memahami makanan mana yang berpotensi menyebabkan lonjakan, sehingga Anda dapat merencanakan menu dengan lebih baik. Diskusikan hal ini dengan dokter Anda.
3. Aktivitas Fisik
Berolahraga dapat membantu tubuh menyerap glukosa secara lebih efektif. Selain itu, aktivitas fisik juga meningkatkan sirkulasi darah dan membantu menjaga berat badan. Usahakan untuk menyisipkan setidaknya 30 menit olahraga dalam rutinitas harian Anda. Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai program olahraga yang tepat.