File Badan Intelijen Inggris Dibuka, Terungkap Orang Dekat Istana Jadi Mata-Mata Uni Soviet
Informasi ini terungkap dari dokumen keamanan yang sebelumnya disimpan dengan kerahasiaan tinggi.
Ratu Elizabeth II baru mengetahui sepenuhnya tentang pengkhianatan Sir Anthony Blunt, seorang ahli sejarah seni dan surveyor lukisan keluarga kerajaan, hampir sepuluh tahun setelah Blunt mengakui telah berkhianat kepada Inggris. Pada tahun 1964, Blunt mengungkapkan bahwa dia telah menjadi agen Uni Soviet sejak tahun 1930-an.
Meskipun selama Perang Dunia II Blunt memberikan banyak informasi intelijen kepada KGB saat menjabat sebagai pejabat senior MI5, dia tetap dipertahankan dalam jabatannya karena kekhawatiran akan skandal besar jika dia dipecat dan kebenaran terungkap.
- Nama-Nama Gedung Parlemen pada Masa Orde Baru
- Mantan Agen CIA Dipenjara 10 Tahun karena Jual Informasi ke Negara Ini
- Pesan Jenderal Intel ke Taruna Akpol: Ikhtiar Hingga Garis Batas lalu Biarkan Doa & Takdir Bertarung di Langit
- Terungkap, Begini Isi Surat Edaran Sri Mulyani Blokir Belanja Pemerintah Senilai Rp50,1 Triliun
Ketika Ratu Elizabeth II akhirnya diberitahu mengenai pengkhianatan ini pada tahun 1970-an, dia menerima informasi tersebut dengan tenang dan tanpa rasa terkejut. Informasi mengenai kisah Blunt ini terungkap dalam file-file MI5 yang baru saja dideklasifikasi dan kini dapat diakses di Arsip Nasional di Kew.
Seperti dikutip dari Mirror pada Rabu (15/1/2024), keputusan untuk memberi tahu Ratu diambil karena kekhawatiran bahwa kebenaran akan terungkap setelah Blunt, yang saat itu sedang menderita kanker parah, meninggal dunia. Jika hal itu terjadi, maka jurnalis yang telah mencium jejak cerita ini tidak akan terhalang oleh kekhawatiran akan pencemaran nama baik.
Pada Februari 1973, Perdana Menteri Edward Heath bersiap menghadapi kemungkinan badai pemberitaan buruk dengan memerintahkan Sir Martin Charteris, sekretaris pribadi Ratu, untuk memberi tahu sang ratu tentang situasi tersebut. Pada 19 Maret, Direktur Jenderal MI5, Michael Hanley, mengetahui bahwa Sir Burke Trend telah melihat "surat manuskrip pribadi" dari Charteris yang mengonfirmasi bahwa Ratu Elizabeth II telah diberitahu.
"Charteris menulis bahwa dia telah berbicara dengan ratu mengenai kasus Blunt. Dia (Ratu Elizabeth II) menerima semuanya dengan tenang dan tanpa terkejut," catat Hanley.
Profesor Christopher Andrew, penulis sejarah resmi MI5, mengungkapkan bahwa Heath akhirnya menyadari bahwa ratu sebenarnya sudah mendengar tentang Blunt satu dekade sebelumnya, meskipun tidak sepenuhnya diberitahu. Namun, Ratu Elizabeth II tidak mengungkapkan informasi tersebut dan hanya mengakui bahwa dia mendengar kecurigaan tentang Blunt setelah dua rekannya, Guy Burgess dan Donald Maclean, melarikan diri ke Rusia pada tahun 1951.
"Jelas seseorang memberitahunya tentang hal ini pada awal 1950-an, mungkin tidak lama setelah dia naik takhta," tulis Hanley.
Pada November 1972, Hanley berusaha meyakinkan Charteris untuk memecat Blunt dari Istana, tetapi Charteris menolak karena Blunt sudah tidak berdaya.
"Charteris berpikir ratu tidak tahu dan merasa tidak ada gunanya memberitahunya sekarang. Itu hanya akan menambah kekhawatirannya, sementara tidak ada yang bisa dilakukan," kata Hanley melaporkan.
"Meskipun Blunt mungkin pernah mengatakan sebaliknya, Charteris menegaskan bahwa ratu tidak menyukai Blunt dan jarang bertemu dengannya," kata Hanley menambahkan.
Bayang-Bayang Publikasi
Pada bulan April 1964, Sir Roger Hollis, yang menjabat sebagai Direktur Jenderal MI5, memberikan pengarahan kepada Sir Michael Adeane, pendahulu Charteris, sebelum mereka bertemu dengan Blunt untuk membahas bukti pengkhianatan yang dilakukan Blunt, yang akhirnya mendorong Blunt untuk mengaku.
"Sir Michael Adeane berterima kasih kepada saya karena telah memberitahunya tentang posisi ini," lapor Hollis.
Ia juga menyampaikan bahwa meskipun tidak berniat untuk menginformasikan hal ini kepada siapapun, ia meminta agar kami memberitahunya jika ada kemungkinan informasi ini akan dipublikasikan, sehingga ia bisa mengambil langkah-langkah yang diperlukan pada waktu itu.
Sir Michael baru mendapatkan informasi tambahan pada bulan Oktober 1967, lebih dari tiga tahun setelah Blunt mengaku, karena adanya "risiko publikasi" yang muncul akibat penyelidikan yang dilakukan oleh Sunday Times mengenai mata-mata Cambridge lainnya, yaitu Kim Philby. Miranda Carter, penulis biografi Blunt yang diterbitkan pada tahun 2001, berpendapat bahwa Ratu Elizabeth II telah diberitahu secara tidak resmi setelah tahun 1965.
"Ini adalah tugas sekretaris pribadi seorang raja/ratu untuk memberi tahu mereka dan melindungi mereka. Bagi saya, tampaknya dia perlu tahu tentang Blunt agar memahami bagaimana bersikap jika dia bertemu dengannya," ungkap Carter.
Perdana Menteri Inggris pun Tidak Mengetahui
Mengejutkan, ketidaktahuan Ratu Elizabeth II juga terlihat pada Perdana Menteri saat itu, Sir Alec Douglas-Home, yang tidak diberi tahu mengenai pengakuan Blunt. Dalam keputusan yang buruk dan kemudian disesali, Menteri Dalam Negeri Henry Brooke, yang mengetahui informasi tersebut, memilih untuk tidak memberi tahu Home karena tidak ingin "menambah bebannya".
Secara keseluruhan, file-file ini menunjukkan bahwa MI5 enggan untuk membagikan rincian kasus Blunt kepada siapa pun di pemerintahan. Bahkan hingga Juli 1965, Trend belum diberitahu, begitu juga menteri-menteri di pemerintahan baru Partai Buruh yang mulai menjabat pada bulan Oktober tahun sebelumnya.
Status Blunt sebagai mata-mata akhirnya diungkap oleh Perdana Menteri Margaret Thatcher dalam sebuah pernyataan di Parlemen pada tahun 1979. Blunt meninggal pada tahun 1983 di usia 75 tahun setelah gelar kehormatannya dicabut. File-file ini kini dirilis menjelang pameran besar yang akan berfokus pada pekerjaan MI5, yang dijadwalkan dibuka pada musim semi di Arsip Nasional.
Pameran ini akan menyajikan laporan rinci wawancara Blunt ketika dia akhirnya mengakui setelah petugas MI5, Arthur Martin, menunjukkan bukti berupa kesaksian Michael Straight, seorang pemuda Amerika yang direkrut Blunt untuk bekerja dengan Rusia pada tahun 1930-an.
"Dia duduk dan menatap saya selama hampir satu menit tanpa berbicara. Saya katakan bahwa keheningannya sudah memberi tahu saya apa yang perlu saya ketahui. Akankah dia mengungkapkan semuanya?" tulis Martin.
"Jawabannya adalah, 'Berikan saya lima menit untuk berjuang dengan hati nurani saya'. Dia keluar, mengambil minuman, kembali, dan berdiri di jendela tinggi memandang ke luar Portman Square," jyar Martin.
"Saya memberinya beberapa menit keheningan dan kemudian memintanya lagi untuk mengungkapkan semuanya. Dia kembali ke kursinya dan menceritakan kisah ini," lanjutnya.