Gedung Bekas CC PKI di Jakpus Terbengkalai, Bergaya Rusia Tempat D.N Aidit Ngantor
Menjulang tinggi, gedung ini sudah dikelilingi semak belukar. Dulunya, gedung ini pernah ditempati oleh pemimpin senior PKI D.N Aidit.
Gedung terbengkalai di Jalan Keramat Raya, Jakarta Pusat, ini merupakan bekasKantor Committee Central PKI. Kini gedung tersebut sudah tak berfungsi dan berpenghuni seolah terabaikan.
Menjulang tinggi, gedung ini sudah dikelilingi semak belukar. Dulunya, gedung ini pernah ditempati oleh pemimpin PKI D.N Aidit.
-
Mengapa DN Aidit takut TNI AD akan menghancurkan PKI? Aidit takut, jika Bung Karno meninggal, Angkatan Darat akan segera bergerak menghancurkan PKI.
-
Bagaimana TNI AU mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI? TNI AU Mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI. Serangan udara itu berhasil membuat pasukan PKI kocar-kacir dan batal melakukan eksekusi pada sejumlah tawanan. Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat, sementara Kapten Mardanus duduk di belakangnya menjadi observer udara. Mereka terbang rendah kemudian menjatuhkan bom di komplek kantor kabupaten. Misi itu sukses.
-
Kenapa PKI dan TNI AD berkonflik? Rivalitas antara PKI dan TNI AD mencapai puncaknya tahun 1965.
-
Siapa yang menyelamatkan para tawanan dari PKI? Mereka menyelamatkan para tawanan yang hendak dieksekusi para anggota PKI.
-
Bagaimana Suparna Sastra Diredja tergabung dalam PKI? Pergerakannya yang masif bersama rakyat membuatnya banyak terlibat di Partai Komunis Indonesia terutama setelah pemilihan 1955. Di sana ia menjadi anggota dewan yang mengurusi konstitusi baru pengganti undang-undang dasar semetara.
-
Siapa yang memimpin sidang PPKI? Sidang bersejarah itu dipimpin oleh Soekarno.
Di masa kejayaan PKI, gedung ini terbilang sangat tersorot lantaran ada di kawasan Jakarta Pusat. Berikut penampakannya saat ini.
Dibuat Tahun 1962, Direncanakan 6 Lantai Namun Diserang Massa
Gedung megah dan mewah ini awalnya direncanakan dibangun 6 lantai. Gedung bekas CC PKI ini dibangun tepatnya pada tahun 1962.
Disebutkan oleh Jurnalis Sejarah Hendi Jo, sebelum dibangun sampai lantai ke enam dan masih dalam proses lantai ke-4 gedung ini digeruduk oleh massa. Kejadian itu berlangsung pada 10 Oktober 1965.
Istimewa/©2022 Merdeka.com
"Hingga terbakar, walaupun tidak hancur secara total gedung itu sudah tak layak huni. Karena keadaannya sudah hancur lebur bagian luarnya," papar Hendi Jo.
Lantai 3 Jadi Tempat Ngantor D.N Aidit
Ada fakta menarik di balik kisah gedung terbengkalai yang memang dulunya sengaja didirikan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) tersebut. Di lantai 3 diduga menjadi salah satu kantor di mana tempat senior PKI D.N Aidit melakukan aktivitas sehari-hari.
"Betul. Aidit ada di situ, di lantai ke-3 kalau enggak salah," ungkap Hendi.
Istimewa/©2022 Merdeka.com
"Kalau kita mewawancari anggota PKI yang masih hidup atau wartawan dulu yang sering nongkrong di situ, kita itu kalau masuk ke lobinya langsung disambut sama foto besar Jenderal Sudirman, bapak Tentara RI kan. Ada juga foto Ki Hadjar Dewantoro," ungkapnya lebih lanjut.
Asal Uang Bangun Gedung
Untuk mendirikan gedung semegah itu pada zamannya tentu dibutuhkan biaya. Hendi bercerita jika asal muasal uang dari pembangunan gedung ada yang mengatakan jika biayanya didapat dari Republik Rakyat Tiongkok dan Uni Soviet.
Namun ada pula yang memberikan cerita jika biaya yang didapat dari uang iuran atau patungan dari para anggota PKI.
Istimewa/©2022 Merdeka.com
"Jadi setiap orang PKI ketika bayar iuran ditambah harga, misalkan ditambah dengan 50 perak, 50 perak ini untuk bangun (gedung) tiap bulan," kata dia.
Arsitektur Bergaya Rusia
Dahulu PKI memang ingin menunjukkan kebesarannya sebagai Partai Komunis ketiga setelah Republik Rakyat Tiongkok dan Uni Soviet dengan kemegahan gedung yang dimiliki. Bahkan dulunya gedung tersebut direncanakan akan meluas ke belakang dengan perumahan para karyawan hingga fasilitas olahraga.
Gedung itu tadinya direncanakan akan berdiri di atas tanah seluar 3 hektare. Bahkan gaya arsiteknya pun juga bergaya Rusia.
Istimewa/©2022 Merdeka.com
"Jadi mereka ingin mewakili itu dengan adanya gedung yang waktu itu tuh gedung seperti itu megah. Apalagi belum ada gedung-gedung lain yang gaya Rusia gitu kan," kata Hendi.