Ilmuwan Temukan Air Sebanyak Laut di Bawah Tanah Planet Mars, Tanda-tanda Kehidupan?
Temuan air sebanyak laut di bawah tanah Planet Mars bisa jadi peluang planet ini dihuni manusia.
Para ilmuwan telah lama menduga adanya peluang manusia untuk hidup di Planet Mars. Berbagai temuan pendukung membuat planet ini kemungkinan besar bisa dihuni makhluk hidup.
Salah satunya adalah temuan air yang ada di Mars. Meski planet ini tak banyak ditemukan air di permukaan, planet ini ternyata memiliki cadangan air besar di dalam tanah.
- Hal Seru Ini Bisa Dilakukan Manusia Jika Pindah ke Planet Mars, Tapi Ahli Ingatkan Ada Juga Kengeriannya
- Ilmuwan Temukan Bukti Cadangan Air di Bawah Permukaan Mars, tapi Sulit Digali
- Bertamasya ke Planet Mars Tak Perlu Bertahun-tahun jika Roket Tenaga Nuklir Ini Jadi
- Ada Air Ditemukan di Planet Mars, Tanda-tanda Kehidupan Mulai Terkuak
Melansir dari laman Science Alert, Minggu (16/8) ditemukan air dengan volume sebesar lautan yang tersembunyi di Mars.
Hal ini berdasarkan analisis baru data seismik yang dikumpulkan oleh wahana Mars InSight, yang menurut penemuannya disebut adanya reservoir air dalam jumlah besar.
Walaupun air tersebut jauh dari jangkauan, tentu sangat aneh bila dikaitkan dengan sejarah perairan Mars yang dikenal kering dan berdebu.
Ahli Geofisika Vashan Wright dari Scripps Institution of Oceanography di Universitas California San Diego mengatakan bahwa siklus air di Mars sangat vital dalam mencari karakter planet ini.
“Memahami siklus air Mars sangat penting untuk memahami evolusi iklim, permukaan, dan interior,"
“Titik awal yang berguna adalah mengidentifikasi di mana letak air dan berapa jumlahnya,” kata Vashan Wright.
Intensifnya wahana melakukan petualangan di permukaan Mars untuk mengumpulkan data geologi permukaannya, semakin jelas bahwa sang 'planet merah' memang pernah dipenuhi air.
Temuan mineral, medan, dan fitur-fitur seperti dasar danau kuno yang kering dan delta menunjukkan bahwa Mars dulunya cukup basah.
Sebenarnya terdapat air di dalam dan di bawah permukaan Mars saat ini. Akan tetapi hanya dalam bentuk es, dan jumlahnya tidak cukup tinggi untuk menjelaskan basahnya Mars pada ribuan tahun yang lalu.
Sejarah Air di Mars
Sejarah adanya air di Mars dipengaruhi dari ke mana perginya air dan berapa banyak air yang mungkin ada pada miliaran tahun yang lalu.
Biasanya ada dua tempat dimana air bisa pergi yaitu ke luar angkasa saat menguap menjadi gas, atau turun ke bagian tanah dan diasingkan sebagai endapan es atau reservoir cair.
Meski demikian, para ilmuwan belum memiliki cara untuk mengukur berapa banyak air yang merembes ke bawah tanah. Namun mereka telah memiliki data yang diperlukan untuk menyelidiki pusat lengket Mars.
Peran InSight sangat penting. Meski tak lagi beroperasi, pada rentang November 2018 dan Desember 2022 ia memantau dengungan dan gemuruh aktivitas di bawah.
Gelombang akustik yang dihasilkan oleh aktivitas seismik di dalam planet berubah sesuai dengan kepadatan dan komposisi material yang dilaluinya.
Para ilmuwan yang menganalisis data dapat membuat kesimpulan tentang material apa yang mungkin didasarkan pada perilaku gelombang seismik.
Para peneliti menggunakan model geofisika yang identik dengan yang digunakan untuk memetakan akuifer bawah tanah dan ladang minyak di Bumi, dan menggunakannya untuk menganalisis data yang dikumpulkan oleh InSight di Mars.
Ilmuwan menemukan data yang membuktikan jauh di bawah permukaan Mars, terdapat lapisan batuan beku yang retak, seperti granit, yang retakannya berisi air cair.
Lapisan tersebut berada pada kedalaman antara 11,5 dan 20 kilometer (7,1 hingga 12,4 mil), sehingga mungkin tidak akan dapat diakses oleh manusia ketika nantinya sudah bisa ke Mars.
“Dengan adanya reservoir besar berisi air dalam bentuk cair, kita bisa mengetahui gambaran iklim seperti apa yang akan terjadi."
“Dan air sangat penting bagi kehidupan seperti yang kita ketahui. Saya tidak mengerti mengapa [waduk bawah tanah] bukanlah lingkungan yang layak huni. Hal ini memang benar terjadi di Bumi – tambang yang sangat dalam menjadi tempat kehidupan, dan dasar laut menjadi tempat kehidupan. Kami belum menemukan bukti adanya kehidupan di Mars, tapi setidaknya kami telah mengidentifikasi tempat yang, pada prinsipnya, mampu menopang kehidupan,” kata ahli geofisika Michael Manga dari University of California, Berkeley.
Sejauh ini penelitian Mars belum bisa memastikan jumlah cadangan air. Berdasarkan deteksi sebelumnya yang teridentifikasi, menimbulkan pertanyaan serius tentang reservoir air yang tersembunyi di bawah permukaan Mars.
Data InSight menunjukkan bahwa kemungkinan tidak akan banyak air es di kerak atas di sekitar lokasi pendarat.
Namun jika lapisan kaya air yang sekarang terdeteksi lebih dalam di bawah permukaan konsisten di seluruh dunia Mars, maka akan ada cukup air untuk mengisi lautan purba, dan bahkan beberapa lautan lagi, demikian temuan para peneliti.