Polwan Ahli Forensik Bongkar Proses Autopsi Korban SJ-182, Ada Ratusan Body Part
Berikut video penjelasan dokter Sumy Hastry mengenai proses autopsi korban pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Kecelakaan di dunia penerbangan terjadi di awal tahun 2021 ini. Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di laut Kepulauan Seribu.
Satu demi satu bangkai pesawat dan tubuh korban pun berhasil dievakuasi. Baru-baru ini seorang dokter ahli forensik yang ikut menjadi tim DVI membongkar proses autopsinya.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Di mana pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini menabrak lereng gunung Kathmandu, Nepal. Sebanyak 113 orang tewas akibat tragedi ini. Dari total penumpang tersebut, 11 penumpang di antaranya berasal dari Amerika Serikat, 17 lainnya dari Jepang, 23 orang dari Nepal, dan 14 orang dari Eropa.
Siapa sangka, body part yang datang mencapai ratusan. Lantas bagaimana proses otopsi korban pesawat Sriwijaya Air SJ182?
Melansir dari akun YouTube Denny Darko, Senin (8/2), berikut ulasannya:
Bongkar Proses Autopsi
Dokter Sumy Hastry Purwanti, baru-baru ini membongkar proses autopsi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Sebelum menceritakan lebih dalam, dokter Sumy menjelaskan fase-fase dalam operasi DVI (Disaster Victim Identification).
"Ini berarti begitu ditemukan langsung dibawa ke sini untuk diidentifikasi?," tanya Denny Darko.
YouTube @Denny Darko ©2021 Merdeka.com
"Ya sebetulnya kita menjalankan Operasi DVI ya Disaster Victim Identification. Itu ada 4 fase, fase pertama TKP ada di laut di Kepulauan Seribu sana. Yang kedua fase post mortem, ada di sini. Yang ketiga fase ante mortem, ada di rumah sakit tapi di bagian. Ante mortem itu mencari data sebelum korban meninggal dunia. Yang ke empat fase rekonsiliasi itu mencocokkan data di sini post mortem dan data ante mortem seperti itu. Baru rilis, jadi di sini kita tim post mortem," jelas Kombes. Pol. Dr.dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F, Polwan Ahli Forensik pertama di Asia.
"Itu memeriksa korban yang meninggal karena jatuhnya pesawat Sriwijaya tersebut. Di sini kita mencari data mereka setelah meninggal dunia. Walaupun yang ditemukan hanya bagian tubuh sekecil apapun body part kita periksa. Dan di post mortem ini banyak ahli, bukan saya saja. Pertama ada ahli fotografi untuk dokumentasi, benar korban ini asalnya dari sana. Terus ahli dari inafis, bila ketemu jari dicocokkan sidik jarinya. terus ahli forensik patologi seperti saya, itu bagian untuk mendiskusikan body part ini apa saja. Setelah itu baru ahli DNA untuk mengambil bagian tubuh tersebut DNA. Setelah itu ada odontologi forensik kalau ketemu gigi, jarang sekali tetapi beberapa kasus ada," sambungnya.
Body Part Tak Boleh Dibersihkan Dulu
Polwan ahli forensik pertama di Asia ini mengatakan jika body part yang datang tidak boleh dibersihkan terlebih dahulu. Sehingga, body part yang datang ke tim nya harus yang masih segar dari laut.
"Nah yang dokter temui di sini itu serpihannya bentuknya seperti bagaimana?," tanya Denny Darko.
YouTube @Denny Darko ©2021 Merdeka.com
"Seperti itu ya memang kita harus teliti ya. Satu bagian demi bagian harus kita bersihkan karena kan ada yang kena lumpur. Dan semakin hari ke hari proses pembusukan, rusak karena kena air laut. Itu kita bersihkan satu-satu 'oh ternyata ini adalah kulit dari wajah'. Oh ternyata ini ketemu waktu itu saya sama penisi saya itu Pak Nojo rambut panjang wanita," ungkap dokter Sumy.
"Rambutnya saja dok?," tanya Denny.
"Iya, rambutnya saja sama kulit kepala. Karena rambut nempel di kulit kepala tapi kan mungkin wajahnya sudah hilang. Nah dari situ kan nanti kita bisa lihat di ante mortem nih data yang dikumpulkan oleh teman-teman kita ada enggak wanita berambut panjang, tebal, hitam, dan terawat gitu. Kan kita bersihkan dulu, ya itulah kerjaan kita," jelasnya.
"Jadi waktu datang ke sini itu belum dibersihkan?," tanya Denny.
"Belum lah," jawab dokter Sumy.
"Dan memang enggak boleh orang lain bersihin karena memang harus ahlinya?," tanya Denny.
"Belum, enggak boleh. Ahlinya post mortem dan kita memang one by one lah pas masih body part itu," jelasnya.
Body Part Datang Ratusan
Denny Darko lantas penasaran ada berapa banyak body part yang ditemukan dan datang untuk diidentifikasi. Menurut dokter Sumi, body part yang datang mencapai ratusan.
YouTube @Denny Darko ©2021 Merdeka.com
"Total kalau kira-kira jumlahnya sudah puluhan atau sampai seratus atau?," tanya Denny.
"Oh, ratusan ya. Bayangkan lah satu tubuh misalnya terbelah banyak. Satu tubuh bisa seratus lebih," jawab dokter Sumy.
Video Pejelasan dr. Hastry
Berikut video penjelasan dokter Sumy Hastry mengenai proses autopsi korban pesawat Sriwijaya Air SJ182.