Mengapa Sering Mengantuk saat Membaca Al-Qur'an? Ini Jawabannya Menurut UAH
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa rasa ngantuk yang sering muncul saat membaca Al-Qur'an bukanlah kebetulan, melainkan gangguan yang disebabkan oleh setan.
Fenomena mengantuk saat membaca Al-Qur'an meskipun baru beberapa menit sering kali dialami oleh banyak orang. Hal ini dapat dianalogikan dengan saat seseorang duduk untuk menikmati sebuah buku yang indah, tetapi tiba-tiba matanya terasa berat karena mengantuk.
Seharusnya, bacaan yang kita baca memberikan ketenangan dan kedamaian, bukan malah membuat rasa kantuk datang begitu cepat. Bagi sebagian orang, membaca Al-Qur'an adalah momen yang penuh dengan ketenangan, tetapi ada juga yang merasakan rasa kantuk yang muncul tiba-tiba saat membuka kitab suci ini.
-
Apa arti dari kata "Islam"? "Mengutip dari situs mui.or.id, kata Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT."
-
Apa yang dimaksud dengan ikhtiar dalam Islam? Ikhtiar dalam Islam merujuk pada usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mencapai tujuan, sambil menyadari bahwa hasil akhirnya tetap bergantung pada kehendak Allah SWT.
-
Siapa yang dilarang menyambung rambut dalam Islam? Nabi Muhammad SAW dengan tegas melarang umatnya untuk menyambung rambut, baik dengan rambut asli maupun rambut palsu. Hal ini berdasarkan beberapa hadis yang menyebutkan bahwa Allah mengutuk wanita yang menyambung rambut dan meminta untuk disambungkan.
-
Kenapa wanita Muslimah diibaratkan seperti berlian Islam? “Wanita Muslimah ialah berliannya islam. Karena taka da seorang pun yang akan mengungkapkan berlian mereka pada orang asing”
-
Apa yang dimaksud dengan 'ikhtiar' dalam Islam? Ikhtiar adalah suatu usaha yang dilakukan seorang hamba secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Dengan kata lain, orang yang berikhtiar adalah mereka yang memilih berusaha daripada berdiam diri, untuk mendapatkan apa yang sedang diinginkan dalam hidup. Orang yang berikhtiar akan berusaha sebaik mungkin, dengan mengharap rahmat kebaikan dari Allah agar hajatnya dimudahkan.
-
Apa itu aib dalam Islam? Aib dalam Islam merujuk pada kekurangan atau keburukan yang dimiliki seseorang, baik itu dari segi fisik, akhlak, maupun perbuatan.
Mengapa fenomena ini bisa terjadi? Pertanyaan ini terjawab dalam penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam sebuah video yang tayang di kanal YouTube @ummuhaniya.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, mengantuk saat membaca Al-Qur'an bukanlah kebetulan atau tanpa sebab. Dalam tayangan video tersebut, UAH menjelaskan bahwa rasa kantuk yang muncul saat membaca Al-Qur'an sebenarnya adalah gangguan dari setan.
Setan berusaha untuk menggagalkan setiap niat baik, termasuk niat untuk membaca Al-Qur'an.
"Al-Qur'an adalah bacaan yang luar biasa, dan ketika kita membacanya dengan sungguh-sungguh, pasti akan ada gangguan yang datang. Salah satu bentuk gangguan tersebut adalah rasa ngantuk yang tiba-tiba muncul," ungkap Ustadz Adi Hidayat dalam video tersebut.
Membaca Al-Quran Dapat Membuat Mengantuk
UAH menjelaskan bahwa Al-Qur'an merupakan satu-satunya bacaan di dunia yang dapat membuat seseorang merasa mengantuk setelah membacanya. Menurutnya, keadaan ini terjadi karena setan berupaya menjauhkan individu dari kebaikan dan ibadah yang terdapat dalam Al-Qur'an.
- Al-Qur'an sebagai Pedoman Hidup, Penjelasan Ustadz Adi Hidayat tentang Jalan Menuju Kebahagiaan dan Kesuksesan
- Mengapa Allah Pakai Kata 'Kami' di Al-Qur'an? Ini Penjelasannya Menurut Ustaz Khalid Basalamah dan UAH
- Kisah Mengharukan Neti Hastuti, dapat Hidayah Bisa Menghafal Qur'an di Usia Senja
- Jumlah Ayat dalam Alquran dan Urutannya, Umat Muslim Wajib Tahu
"Setan tidak ingin kita mendekat kepada Allah melalui bacaan Al-Qur'an, jadi salah satu cara yang digunakan adalah dengan membuat kita merasa ngantuk," ujarnya.
Ustadz Adi Hidayat menambahkan bahwa perasaan ngantuk ini merupakan tantangan dalam beribadah. Meskipun terasa mengganggu, rasa kantuk tersebut sebenarnya menjadi ujian bagi keteguhan dan kesungguhan seseorang saat membaca Al-Qur'an.
“Ada orang yang bisa membaca Al-Qur'an selama satu atau dua jam dengan lancar, tetapi hanya dalam waktu 10 menit membaca Al-Qur'an, rasa kantuk sudah datang menghampiri. Ini jelas gangguan dari setan," katanya.
Namun, UAH juga mengingatkan bahwa Al-Qur'an adalah bacaan yang sarat dengan kemuliaan. Setiap bacaan dari Al-Qur'an merupakan ibadah yang sangat agung.
"Bacaan yang menjadi ibadah hanya Al-Qur'an. Itulah mengapa ketika kita membaca dengan niat yang tulus, setan berusaha untuk menghalanginya," tambahnya.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, rasa ngantuk yang muncul saat membaca Al-Qur'an seharusnya tidak dianggap remeh. Sebaliknya, hal ini harus menjadi motivasi untuk lebih berkonsentrasi dan tidak mudah terganggu.
Dengan cara ini, seseorang dapat terus mempertahankan ketahanan dalam membaca Al-Qur'an serta menghindari gangguan-gangguan dari setan. Menghadapi rasa ngantuk dengan sikap positif dan berusaha untuk tetap fokus adalah langkah yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah.
Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya niat tulus dalam membaca Al-Qur'an agar terhindar dari gangguan tersebut. Dengan demikian, setiap individu dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui bacaan Al-Qur'an yang penuh makna.
Bacaan yang Sangat Dicintai Allah SWT Adalah Amalan Penuh Berkah
"Rasa ngantuk seharusnya tidak menjadi penghalang bagi kita untuk terus membaca dan memahami Al-Qur'an. Jika Anda merasakan kantuk, cobalah untuk bergerak sedikit atau berwudhu, kemudian lanjutkan bacaan dengan penuh konsentrasi," ungkap Ustadz Adi Hidayat (UAH).
Gangguan rasa ngantuk saat membaca Al-Qur'an seharusnya tidak membuat seseorang berhenti membaca. Sebaliknya, ini bisa menjadi momen untuk memperbaiki niat dan memperkuat tekad dalam beribadah.
"Bacaan Al-Qur'an adalah salah satu amalan yang sangat dicintai oleh Allah. Oleh karena itu, meskipun ada gangguan seperti rasa ngantuk, kita harus tetap berusaha menghadapinya dengan sabar dan istiqamah," tambahnya.
Ustadz Adi Hidayat juga menekankan pentingnya Al-Qur'an sebagai sumber petunjuk hidup bagi umat Islam. Setiap ayat dalam kitab suci ini mengandung makna dan hikmah yang dalam, sehingga tidak ada alasan untuk tidak membaca dan menghayati Al-Qur'an meskipun mengalami gangguan.
"Setan berusaha keras untuk menjauhkan kita dari membaca Al-Qur'an, namun kita harus tetap berjuang untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui bacaan ini," tegasnya.
Dalam video tersebut, UAH juga menyatakan bahwa saat membaca Al-Qur'an, seseorang harus memiliki kesungguhan dan niat yang tulus. Dengan cara ini, meskipun rasa ngantuk datang, seseorang dapat melawan gangguan tersebut dan melanjutkan bacaannya.
"Ketika kita membaca Al-Qur'an, niat kita adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ini harus selalu kita ingat agar setiap bacaan kita menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya," kata Ustadz Adi Hidayat.
Salah satu cara untuk mengatasi rasa kantuk saat membaca Al-Qur'an, menurut UAH, adalah dengan membaca Al-Qur'an dengan hati yang khusyuk dan penuh perhatian. Memilih waktu yang tepat untuk membaca juga dapat membantu menghindari gangguan seperti rasa ngantuk.
"Biasakan membaca Al-Qur'an pada waktu yang tenang, seperti setelah shalat subuh atau sebelum tidur. Dengan cara ini, kita bisa lebih fokus dan tidak mudah terganggu," ujarnya.
Selain itu, Ustadz Adi Hidayat juga menekankan pentingnya memahami makna dari setiap ayat yang dibaca. Pemahaman yang mendalam akan membuat seseorang lebih semangat dan tidak mudah tertidur saat membaca Al-Qur'an.
"Semakin kita memahami makna Al-Qur'an, semakin kita merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hati. Hal ini akan membuat kita lebih fokus dan tidak cepat merasa ngantuk," jelasnya.
Sebagai penutup, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan agar setiap umat Islam menjaga kesungguhan dalam membaca dan memahami Al-Qur'an meskipun berbagai gangguan muncul. Setiap bacaan Al-Qur'an adalah ibadah yang akan mendekatkan kita kepada Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul