Menghindari Musibah & Bencana di Hari Rebo Wekasan, Ini Saran dari Mbah Moen Zubair
Asal usul adanya ritual Rebo Wekasan karena pada hari itu dipercaya bakal turunnya musibah dan bala.
Sebagian umat Muslim melaksanakan ritual pada Rabu terakhir Safar, yang dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan. Berdasarkan kalender Kementerian Agama dan Nahdlatul Ulama, Rebo Wekasan tahun 2024 akan jatuh pada Rabu, 4 September 2024 atau 30 Safar 1446 H.
Ritual Rebo Wekasan berasal dari kepercayaan bahwa pada hari tersebut akan terjadi turunnya musibah dan bencana. Beberapa orang juga menganggap Rabu terakhir Safar sebagai hari yang membawa sial.
-
Apa itu Rebo Wekasan? Sejarah Rebo Wekasan Faktor yang melatar belakangi Rebo Wekasan adalah pembingkaian adat dan tradisi non Islam dengan nilai-nilai Islam tersebut dapat terwujud karena warisan budaya Jawa yang halus dapat dipertahankan dan menyatu apabila dipadukan dengan unsur-unsur Islam.
-
Kapan Rebo Wekasan terjadi? Rebo Wekasan adalah Rabu terakhir di bulan Safar atau Shafar.
-
Kapan Rebo Wekasan dirayakan? Dalam kalender Hijriyah, bulan Safar merupakan bulan ke dua dalam kalender Islam. Urutannya adalah Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa’dah, dan Zulhijjah.
Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai amalan khusus pada hari itu untuk menghindari musibah dan bencana. Hal ini juga disampaikan oleh ulama terkenal KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
"Beberapa ulama yang memiliki kemampuan kasyaf menyatakan bahwa pada hari Rebo Wekasan merupakan waktu yang rawan akan bencana dan ujian.
Oleh karena itu, di hari ini dianjurkan untuk melaksanakan sholat empat rakaat," ungkap Mbah Moen Zubair, sebagaimana dikutip dari YouTube ppalanwarsarang, Senin (2/9/2024).
Mbah Moen juga menambahkan, dalam setiap rakaat sholat, dianjurkan untuk membaca surah Al-Kautsar sebanyak 17 kali, Al-Ikhlas lima kali, Al-Falaq satu kali, dan An-Nas satu kali. I
a kemudian menjelaskan alasannya. "Jika kamu membaca (Al-Kautsar) 17 kali, maka hidupmu akan lebih baik, dan musuh-musuhmu akan teratasi," jelasnya.
- Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sekaten, Warisan Budaya Penuh Makna dalam Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW
- Mengenal Rebo Kasan, Tradisi Doa Bersama yang Merekatkan Kebersamaan Masyarakat Daerah Air Anyir
- Seblang Bakungan Banyuwangi, Ritual Berusia Ratusan Tahun yang Pukau Wisatawan
- Mengenal Basuluak, Ritual Berdiam Diri saat Bulan Ramadan dari Minang yang Kini Mulai Ditinggalkan
Mengapa Penting untuk Membaca Surah Al-Ikhlas, An-Nas, dan Al-Falaq
Setelah membaca surah Al-Ikhlas sebanyak lima kali, Mbah Moen menjelaskan alasannya. Dia kemudian mengutip ayat pertama dan kedua dari surah Al-Ikhlas, yaitu "qulhuallahu ahad" dan "allahusshomad," yang berarti, "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa.' Allah adalah tempat semua makhluk meminta." Mbah Moen menambahkan.
"Jadi, semua tujuan kita adalah kepada Allah. Jika seseorang sudah dekat dengan-Nya, itu adalah sesuatu yang baik."
Mengenai surah An-Nas dan Al-Falaq, Mbah Moen menyatakan bahwa keduanya berfungsi untuk menolak bahaya.
"Ini seperti menahan tanggul. Jika ada ancaman dari selatan, maka dengan membaca surah Al-Falaq dan An-Nas, bahaya itu akan kembali tertolak ke selatan," ujarnya.
Arti dari Rebo Wekasan
Mbah Moen menjelaskan bahwa nama Rebo Wekasan berasal dari bulan Safar, yang dalam bahasa Arab berarti kuning. Menurut pandangan orang Arab, sesuatu yang berwarna kuning dianggap pucat.
"Pucat itu identik dengan kekosongan. Dalam bahasa Arab, kata shifrun berarti kosong. Jadi, bulan Safar seolah-olah menggambarkan bulan yang kosong. Seolah-olah Allah menciptakan bumi pada bulan Safar," ungkap Mbah Moen.
Ia menambahkan bahwa dengan mengingat peristiwa penciptaan, seseorang akan terlindungi dari berbagai bahaya dan musibah. Itulah sebabnya ritual Rebo Wekasan dilaksanakan setiap tahun. Wallahu a'lam.
Tontonlah Video yang Telah Dipilih Ini:
Berikut adalah versi yang berbeda dari kalimat tersebut tanpa mengubah konteksnya:
Kalimat ini menyajikan sebuah video yang mengungkapkan informasi tentang Bandara JB Soedirman di Purbalingga dengan anggaran yang sangat besar sebesar Rp245 miliar.