Profil Da'i Bachtiar, Mantan Kapolri Sekaligus Ayah dari Cabup Indramayu Nina Agustina
Da'i Bachtiar, mantan Kapolri dan ayah dari Cabup Indramayu Nina Agustina, dikenal atas dedikasinya dalam kepolisian khususnya dalam mengungkap kasus Bom Bali.
Da'i Bachtiar, seorang tokoh yang sangat dikenal dalam kepolisian Indonesia, baru-baru ini menjadi pusat perhatian setelah namanya disebut oleh Nina Agustina, calon Bupati Indramayu, pada Jumat (1/11/2024).
Insiden ini terjadi dalam sebuah acara kampanye di Indramayu, di mana Nina mengacu pada ayahnya yang memiliki rekam jejak panjang dalam institusi kepolisian. Selain dikenal sebagai mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Da'i Bachtiar juga diakui karena kontribusinya yang signifikan dalam mengungkap berbagai kasus penting di tanah air.
- Viral Cabup Indramayu Nina Agustina Omeli Warga & Bawa-Bawa Anak Jenderal, Pengamat Politik: Harusnya Jaga Perilaku dan Perkataan
- Profil Nina Agustina, Cabup Indramayu yang Viral karena Aksi Emosional di Kampanye
- Babak Baru Kasus Tahanan di Palu Tewas Dianiaya 2 Polisi, Makam Korban Diekshumasi
- Profil Tina Nur Alam, Kader NasDem Diusung Maju Pilgub Sulteng
Pria yang lahir di Indramayu pada 25 Januari 1950 ini telah menjabat di berbagai posisi penting sejak awal kariernya pada tahun 1973. Dengan sikap tegas dan komitmen yang tinggi, ia menjadi salah satu polisi senior yang sangat dihormati.
Salah satu pencapaian yang paling diingat dalam kariernya adalah keberhasilannya menangkap tersangka utama dalam kasus Bom Bali pada tahun 2002. Keberhasilan tersebut tidak hanya memperkuat citra kepolisian, tetapi juga menjadikan Da'i Bachtiar sebagai sosok yang berpengaruh dalam sejarah kepolisian Indonesia.
Berikut adalah profil Da'i Bachtiar, ayah dari Nina Agustina calon bupati Indramayu yang kini tengah viral, dirangkum oleh Merdeka.com pada Selasa (5/11).
Latar Belakang dan Pendidikan Da’i Bachtiar
Da'i Bachtiar, yang lahir di Indramayu pada tanggal 25 Januari 1950, memulai pendidikan dasarnya di sekolah lokal dan menyelesaikan pendidikan menengah atasnya pada tahun 1968. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) yang dimulai pada tahun 1972, serta mengikuti berbagai program pendidikan yang mendukung kariernya di kepolisian.
Pendidikan lanjutan yang diikutinya, seperti Sespim Pol pada tahun 1987 dan Sesko ABRI pada tahun 1996, semakin memperkuat kemampuan serta wawasan profesionalnya. Selain pendidikan formal,
Da'i juga dikenal karena keahliannya dalam menangani kasus-kasus sulit yang melibatkan penyelidikan yang rumit. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang akademis dan pendidikan kepolisian yang dimilikinya telah memberikan landasan yang kokoh untuk menghadapi tantangan tugas yang semakin kompleks di masa mendatang.
Mengawali Karier sebagai Inspektur Dinas Resor Grobogan
Karier Da'i Bachtiar dimulai pada tahun 1973 di Jawa Tengah, di mana ia menjabat sebagai Inspektur Dinas Resor Grobogan. Selama beberapa tahun, ia mengalami promosi dan menjabat dalam berbagai posisi strategis, termasuk Kepala Bagian Operasional serta Komandan Yon Tar Akpol.
Dalam menjalani tugasnya sebagai petugas kepolisian, Da'i dikenal memiliki reputasi yang sangat baik berkat kemampuannya dalam menjaga ketertiban dan keamanan di berbagai daerah tempat ia bertugas.
Pada tahun 1987, ia diangkat menjadi Kapolres di Blora, dan kemudian pada tahun 1990, ia bertugas di Boyolali sebagai Kapolres. Reputasi yang telah ia bangun selama ini semakin mengukuhkan namanya sebagai perwira yang dapat diandalkan, sehingga ia terus diberikan kepercayaan untuk menangani tugas-tugas yang lebih besar di institusi kepolisian. Dengan dedikasi dan komitmennya, Da'i Bachtiar menjadi salah satu sosok yang dihormati dalam dunia kepolisian.
Karier Memuncak di Kepolisian
Da'i Bachtiar meraih puncak kariernya saat menjabat sebagai Kapolri dari tahun 2001 hingga 2005. Dalam periode tersebut, ia menghadapi berbagai tantangan besar terkait keamanan nasional. Salah satu insiden signifikan yang terkait dengan kepemimpinannya adalah peristiwa Bom Bali I yang terjadi pada tahun 2002.
Dalam menghadapi kasus ini, Da'i menunjukkan kemampuannya dalam merancang strategi penyelidikan yang efektif, yang berujung pada penangkapan pelaku utama, Amrozi. Penangkapan tersebut menjadi sorotan media, terutama saat Da'i terlihat berjabat tangan dengan tersangka.
"Langkah kami dalam mengungkapkan kebenaran dari kasus ini adalah sebuah komitmen bahwa hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu," ujarnya dalam sebuah kesempatan setelah pengungkapan kasus ini.
Peran Sebagai Duta Besar di Malaysia
Setelah menyelesaikan kariernya di kepolisian, Da'i Bachtiar tetap melanjutkan pengabdian kepada negara. Pada tahun 2008, ia diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, dengan tujuan untuk memperkuat hubungan bilateral dengan negara jiran tersebut.
Selama menjabat hingga tahun 2012, Da'i fokus pada pengembangan kerja sama di berbagai sektor, termasuk keamanan, ekonomi, dan budaya antara kedua negara. Peran yang dijalaninya sebagai Duta Besar menunjukkan kemampuannya dalam bidang diplomasi dan komunikasi antarbangsa, yang pada gilirannya memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, terutama dalam hubungannya dengan Malaysia.
Kehidupan Keluarga sebagai Ayah Nina Agustina
Da'i Bachtiar merupakan ayah dari Nina Agustina, yang saat ini menjabat sebagai Bupati Indramayu. Nama Da'i kembali menjadi perhatian publik setelah Nina mengungkapkannya dalam sebuah insiden kampanye. Dalam situasi tersebut, Nina merasa terhalang oleh pendukung calon lain dan menyebut identitas Da'i sebagai respons atas kejadian yang dialaminya.
Kedekatan antara Da'i dan Nina terlihat jelas melalui dukungan yang diberikan Da'i terhadap karier politik putrinya. Sebagai seorang ayah, Da'i selalu mendampingi Nina yang telah memilih jalur politik yang berbeda, namun tetap berkomitmen untuk melayani masyarakat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran seorang ayah dalam mendukung aspirasi anaknya, terutama dalam bidang yang berkaitan dengan pelayanan publik.
Penghargaan dan Warisan Karier
Da'i Bachtiar telah menerima berbagai penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya di dunia kepolisian. Di antara penghargaan tersebut terdapat Bintang Bhayangkara Pratama dan Yudha Dharma Nararya, yang mencerminkan pengakuan terhadap kontribusinya bagi negara.
Selain itu, sosok Da'i juga dikenal karena keberanian dan konsistensinya dalam menjalankan tugasnya. Dengan perjalanan karier yang penuh prestasi dan ketegasan, Da'i telah meninggalkan jejak yang signifikan sebagai salah satu tokoh kepolisian yang berpengaruh di Indonesia. Warisan dari kariernya di kepolisian ini terus memberikan inspirasi bagi banyak petugas keamanan di tanah air.
Apa saja prestasi yang pernah diraih Da'i Bachtiar di kepolisian?
Da'i Bachtiar terkenal karena keberhasilannya dalam mengungkap kasus Bom Bali I serta penangkapan Amrozi. Selain itu, ia juga menjalani berbagai posisi penting di kepolisian, hingga akhirnya menjabat sebagai Kapolri.
Bagaimana hubungan Da'i Bachtiar dengan Nina Agustina?
Da'i merupakan orang tua dari Nina Agustina, yang saat ini memegang posisi sebagai Bupati Indramayu. Ia selalu memberikan dukungan penuh terhadap perjalanan politik yang dijalani oleh putrinya.
Kapan Da'i Bachtiar menjadi Duta Besar di Malaysia?
Da'i Bachtiar menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Malaysia selama periode 2008 hingga 2012. Dalam masa tugasnya tersebut, ia berperan penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.
Dai Bachtiar Kapolri tahun berapa?
Da'i Bachtiar menjabat sebagai Kapolri, yaitu Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, selama periode dari 29 November 2001 hingga 7 Juli 2005. Selama masa kepemimpinannya, ia menghadapi berbagai tantangan dan berusaha untuk meningkatkan profesionalisme serta integritas institusi kepolisian di Indonesia.