Sakit Asam Urat, Ibu Transmigrasi Pedagang Keliling Diberi Obat Tradisional Pakai Kulit Kayu Pemberian Orang Punan
Seorang transmigran di Kalimantan berobat menggunakan kulit kayu dari masyarakat Dayak Punan.
Seorang transmigran di Kalimantan berobat menggunakan kulit kayu dari masyarakat Dayak Punan.
Sakit Asam Urat, Ibu Transmigrasi Pedagang Keliling Diberi Obat Tradisional Pakai Kulit Kayu Pemberian Orang Punan
Seorang transmigran di Kalimantan membagikan momen ketika istrinya berobat dari penyakit asam urat.
Pengobatan yang dilakukan oleh kakek transmigran tersebut adalah dengan menggunakan pengobatan tradisional yaitu menggunakan kulit kayu.
- Kisah Budi Daya "Polohi Wasu", Obat Tradisional dari Suku Mori Bisa Obati Penyakit Kanker
- Lebih Dekat dengan Tari Magunatip, Tarian "Jebakan" Asli Suku Dayak Kenyah Kalimantan Utara
- Idenya Muncul saat Sakit, Pebisnis Asal Bojonegoro Berhasil Rintis Bisnis Obat Tradisional yang Harganya Selangit
- Tergolong Mengandung Racun, Kecubung Tidak Lagi Digunakan Sebagai Tanaman Obat Tradisional
Momen itu ia manfaatkan untuk berobat dengan pengobatan tradisional, yaitu meminum air rebusan dari kulit kayu pemberian orang Punan.
Bagaimana kisahnya? Simak ulasannya sebagai berikut.
Transmigran Penjual Keliling Berobat dengan Kulit Kayu
Sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Asian Survivor menceritakan kisah perjuangan ibu penjual makanan yang merupakan seorang transmigran Kalimantan saat harus melawan penyakit asam urat. Kisah itu bermula ketika ia diwawancara oleh seorang pemilik channel Youtube Asian Survivor.
Dalam wawancara tersebut, sang suami bernama Aris menceritakan kisah istrinya yang harus berhenti jualan karena mengalami pembengkakan di kakinya.
“Jualan keliling, jualan makanan, bikin kue. Berhubung kakinya membengkak, asam urat itu. Saya suruh berhenti, sudah lah enggak usah jualan lagi. Saya begitu,”
kata kakek Aris.
Selama berhenti berjualan, istri kakek Aris tersebut secara rutin mengonsumsi rebusan kulit kayu yang diberi oleh orang Dayak dari Suku Punan.
Rebusan kayu tersebut nanti akan mengubah warna air menjadi seperti teh dan air itulah yang dikonsumsi oleh istri kakek Aris dan ternyata manjur.
“Minumnya pakai kulit kayu, dari orang Punan. Saya enggak kayu, namanya kayu apa saya enggak tahu. Kulit kayu itu kalau direbus seperti teh. Jadi dari sana dia bilang, ini untuk segala semua penyakit dalam, gitu,”
kata kakek Aris.
Ingin Jualan Sembako
Lama tak jualan karena berobat, membuat kakek Aris ingin kembali memulai usaha. Ia berencana ingin membuat warung sembako di depan rumahnya. Namun, sampai sekarang ia masih belum memiliki modal.
“Jualan di sini, di rumah, ya rencana berhubung modalnya enggak ada. Paling tidak ya Rp10 juta, karena kan dulunya saya itu jualan. Di rumah pun saya jualan sembako,” jelas Aris.
Meski letak rumahnya berada di pelosok dan jarang sekali ada orang yang lewat, kakek Aris mengatakan bahwa ia akan mendapatkan peluang untuk bisa berjualan di sana.
Pasalnya, beberapa warung yang ada di sekitar rumahnya berada di tempat yang jauh sehingga jika ia berjualan, maka akan memudahkan orang-orang sekitar untuk berbelanja di tempatnya.