Sedang Kena Musibah, Korban Gempa Sulbar juga Harus Alami Ini
Berbagai hal masih harus dialami mereka untuk mendapatkan bantuan.
Gempa bumi yang melanda Majene, Sulawesi Barat menimbulkan kerugian materiil dan korban jiwa. Tak sedikit yang harus kehilangan harta benda dan orang terkasih.
Beberapa pihak langsung bergerak cepat memberikan bantuan kepada para korban yang tersebar di sejumlah titik pengungsian.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Apa saja jenis-jenis sengketa Pemilu yang ada di Indonesia? Umumnya dan termasuk Indonesia, dalam menyelesaikan sengketa pemilu dibagi menjadi dua terminologi. Pertama adalah penyelesaian sengketa pemilu selama proses pemilu itu sendiri. Kedua adalah penyelesaian sengketa hasil pemilu.
-
Bagaimana Bunga Jeumpa diperbanyak? Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar.
-
Kenapa banyak orang memuji Gempi? Pengguna internet memberikan pujian kepada Gempi yang memiliki segudang bakat. Dia mampu berakting, bernyanyi, dan ternyata juga menunjukkan kemampuan dalam renang.
-
Apa yang digambarkan oleh Kesenian Sapi Gumarang? Kesenian Sasapian atau Sapi Gumarang ini memiliki makna yang kuat tentang penggambaran suburnya pertanian di Bandung Barat.
-
Siapa Cecep? Cecep Abdullah berasal dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemuda 26 tahun ini sempat viral di media sosial lantaran berkeliling kampung untuk membersihkan masjid.
Meski demikian, para pengungsi pun merasa tak nyaman. Berbagai hal masih harus dialami mereka untuk mendapatkan bantuan dan perhatian Pemerintah.
Simak ulasannya berikut ini.
Ambil Bantuan Secara Berjenjang
Masyarakat Mamuju yang terdampak mulai mengeluh. Untuk dapat memperoleh bantuan, mereka harus melengkapi data penerima.
Tak hanya itu, banyak pengungsi yang kecewa lantaran bantuan harus didapatkan melalui proses panjang. Kepala Lingkungan Katapi Kelurahan Bebanga, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Jumardin menilai, seharusnya bantuan pasca gempa harus cepat disalurkan karena sangat dibutuhkan.
"Bahkan saya urus ini sudah bolak-bolak tiga kali. Sampai saat ini tidak jelas. Ini sudah mulai malam lagi, capek pak, sementara orang di sana sangat butuh bantuan. Nah nanti dapat surat rekomendasi atau DO dari TNI baru kami bisa dapat bantuan," kata Jumardin kepada merdeka.com
©2021 Merdeka.com
Harus Gunakan KK & KTP
Senada dengan Jumardin, salah seorang pengungsi asal Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Erwin mengaku cukup kecewa dengan prosedur yang ada. Mulai dari persyaratan harus menggunakan KK/KTP hingga proses distribusi.
"Untuk bisa dapatkan bantuan kita disuruh data dulu, berapa KK (Kepala Keluarga) bagi yang butuh bantuan. Terus ke Posko Induk yang ada di Provinsi, di sana menyetor data dan setelah itu dikasih kertas (DO), baru disuruh ke sini, gudang logistik yang ada di Korem ambil bantuan," kata Erwin kepada sejumlah media saat ditemui di posko logistik Korem Rabu (20/1).
Pemerintah Butuh Pertanggung Jawaban
Kasi Logistik BNPB Provinsi Sulbar, Budianto mengaku, bagi warga atau ketua Posko yang ingin dapat bantuan memang wajib melengkapi KTP dan KK. Jika tidak dilengkapi data penerima, penanggung jawab pasti akan kesulitan mempertanggung jawabkan.
©2021 Merdeka.com
"Seperti itu memang aturannya, kalau mengeluarkan bantuan harus penerima melengkapi data seperti KTP dan KK, ini dilakukan untuk bisa kami pertangungjawabkan. Minimal ada data korban yang bisa dihubungi," jelasnya
Jokowi Datang, Geser Tenda
Kunjungan Presiden Jokowi ke Stadion Manakarra Mamuju pada Selasa (19/1) lalu justru dianggap tak berpengaruh besar. Bahkan, pengungsi justru merasa direpotkan.
Menjelang kedatangan Jokowi, petugas terkait meminta warga yang memasang tenda di luar stadion membongkar tendanya dan pindah ke tenda yang sudah disiapkan oleh Kemensos.
©2021 Merdeka.com/Ahmad Udin
Usai Jokowi meninggalkan lokasi, para pengungsi disebut harus memasang tenda di tempat semula kembali.
"Ini bikin capek saja, tapi karena kita ini orang kecil terpaksa saya bongkar pak, dan masuk ke tenda baru yang disiapkan. Setelah Pak Presiden Jokowi meninggalkan stadion, saya paksa keluar kembali pak, dan bangun tenda kembali di tempat semula," kata Idris, seorang pengungsi kepada merdeka.com. Rabu (20/1).
Tenda Kemensos Tak Nyaman
Sebagian besar pengungsi tak mau menempati tenda yang disiapkan Kemensos. Hal ini lantaran para pengungsi menilai, tidak adanya kenyamanan karena panas.
"Panas di tenda itu pak, kalau siang panas. Makanya saya tidak mau bertahan di sana. Saya juga takut tower lampu stadion takutnya roboh," kata Idris.
Demi Kenyamanan Pengungsi
Komandan Kompleks, Mayor Inf Jalaluddin mengaku memang sebelum kedatangan Jokowi, semua pengungsi yang di luar stadion diarahkan masuk ke tenda baru yang telah disiapkan.
Tentunya untuk memberikan kenyamanan bagi setiap pengungsi. Sebab tenda baru dari Kemensos lebih besar dan bisa menampung lebih banyak.
©2021 Merdeka.com
"Kami memang arahkan masuk ke dalam areal stadion karena kami sudah siapkan tenda baru dari Kementerian Sosial. Di dalam aman dan luas tersedia dapur umum dan bantuan masuk, di sini tidak ada yang kurang Pak," terang Jalaluddin.