Sleman Terapkan Minggu Tenang, Cegah Penyebaran Covid-19 Pasca Libur Akhir Tahun
Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong Dinas Kesehatan setempat untuk mencanangkan minggu tenang Covid-19 pascaliburan akhir tahun. Supaya mampu mengendalikan dan menekan angka penyebaran virus corona.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong Dinas Kesehatan setempat untuk mencanangkan minggu tenang Covid-19 pasca liburan akhir tahun. Supaya mampu mengendalikan dan menekan angka penyebaran virus corona.
"Minggu tenang Covid-19 saat ini masih kami matangkan. Rencana minggu tenang Covid-19 akan diberlakukan mulai 4 Januari 2021 hingga satu minggu ke depan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo di Sleman, Minggu (13/12) seperti dikutip Antara.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa masalah utama yang dihadapi Yogyakarta terkait sampah? Sampah di Yogyakarta ini rasane ora kelar-kelar, ora uwis-uwis (rasanya enggak pernah selesai, enggak ada habisnya). Pertanyaannya, kepiye kok ngene? Gitu kan? Terus muncul timbunan sampah di 14 depo yang ada di kota,
Menurutnya, konsep minggu tenang ini menganjurkan masyarakat untuk tinggal di rumah saja dan tidak bepergian. Apalagi sampai ke luar kota.
"Jadi setelah menikmati liburan akhir tahun masyarakat tidak perlu ke luar rumah. Tetap di rumah saja dengan menerapkan protokol kesehatan dengan benar. Ini lebih longgar dibandingkan PSBB," ujarnya.
Kembali ia tegaskan, selama minggu tenang yang total bekerja penuh hanya tenaga kesehatan atau tenaga medis, serta petugas pelayanan publik maupun aparat TNI dan Polri.
"Sedangkan untuk pegawai pemerintah daerah diupayakan agar bisa kerja dari rumah, begitu juga dengan pegawai swasta. Ini seperti pada awal pandemi Covid-19," jelasnya.
Joko mengungkapkan, jika wacana ini bisa diterapkan maka diharapkan masyarakat juga bisa mematuhi. Sehingga masyarakat sementara selama satu minggu cukup di rumah saja dulu.
"Karena ini juga berkaca dari kejadian lonjakan kasus Covid-19 pasca liburan panjang cuti bersama pada akhir Oktober 2020, di mana setelah itu terasa terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 mulai pada pertengahan November 2020," paparnya.
Rencana dari Pihak Dinas Kesehatan
Liputan6 ©2020 Merdeka.com
Dinkes Sleman mewacanakan Minggu Tenang Covid-19. Usulan rencananya dilakukan pada awal tahun 2021 mendatang, setelah libur panjang Natal dan Tahun Baru.
Adanya Minggu Tenang Covid-19, diharapkan laju penularan Covid-19 bisa ditekan. Sebab masyarakat diharapkan bisa bertahan di rumah.
"Ini baru rencana. Baru gagasan. Memang kita tidak menggunakan istilah PSBB karena konsekuensinya sangat banyak," ujar Joko dalam jumpa pers daring, Sabtu (12/12).
Joko menegaskan dalam penerapan Minggu Tenang Covid-19, masyarakat yang sehat diminta untuk berada di rumah jika tak ada kepentingan mendesak. Sedangkan bagi warga yang positif Covid-19, diminta melakukan karantina di RS Rujukan maupun OTG (orang tanpa gejala) untuk karantina mandiri di rumah.