Amburadulnya hubungan China-Rusia terimbas kemerosotan ekonomi
Investor China ketakutan akan krisis ekonomi mendalam yang kini dirasakan Rusia.
Ekonomi Rusia memasuki masa sulit setelah Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya menjatuhkan sanksi terhadap Rusia tahun lalu menyusul aneksasi Rusia atas Crimea, Ukraina. Selain itu, rendahnya harga minyak dunia juga menghantam perekonomian Rusia.
Usai disanksi barat, Rusia mempererat hubungan dengan kawasan Asia yaitu China. Namun, rencana hubungan baik ini amburadul setelah ekonomi China dilanda perlambatan pertumbuhan. Kerja sama Rusia dan China di berbagai bidang terancam batal.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Bagaimana China berusaha menyaingi AS dalam persaingan ekonomi dan teknologi? Upaya itu dilakukan agar persaingan ekonomi dan teknologi di China dapat menyaningi AS. Bahkan, China memaksa produsen AS yang ada untuk pindah ke luar negeri.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Di mana sampah luar angkasa menghantam Stasiun Luar Angkasa China? “Modul inti Tianhe dari stasiun luar angkasa telah mengalami kehilangan sebagian pasokan daya akibat benturan dari sampah luar angkasa pada kabel daya di sayap panel surya,” ujar wakil direktur CMSA, Lin Xiqiang.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi membuat China kesulitan memenuhi janjinya pada Rusia. Investor China juga ketakutan akan krisis ekonomi mendalam yang kini dirasakan Rusia.
Meski demikian, Presiden Rusia, Vladimir Putin berharap China memberi kesempatan kedua untuk mempererat hubungan kedua negara. Putin beserta rombongan pejabat senior serta pengusaha mendatangi China pada minggu ini.
Namun kerja sama ini berat dilakukan dan terancam batal. Berikut fakta yang membuat amburadulnya hubungan China dan Rusia seperti dilansir dari CNN di Jakarta, Jumat (4/9):
Perdagangan China-Rusia berantakan
Presiden Rusia, Vladimir Putin tahun lalu sesumbar mengatakan perdagangan Rusia dan China akan melebihi USD 100 miliar pada 2015. Angka ini naik dari 2014 yang hanya USD 95 miliar.
Untuk jangka panjang, Putin bahkan menyebut perdagangan kedua negara bisa tembus USD 200 miliar.
Namun, bukannya meningkat, perdagangan kedua negara sekarang mengalami penurunan.
"Ekspor China ke Rusia turun karena anjloknya permintaan domestik Rusia yang sekarang sedang mengalami resesi mendalam," ucap Liza Ermolenko dari Capital Economics.
Data resmi perdagangan bahkan menunjukkan nilai dagang China dan Rusia anjlok hampir sepertiga sepanjang tahun ini. Ini merupakan penurunan terbesar dalam sejarah perdagangan China dan Rusia.
Semester I-2015, nilai perdagangan China dan Rusia hanya USD 31 miliar, jauh dari target.
Investasi China di Rusia anjlok
Investasi langsung atau direct investment China di Rusia anjlok hingga 25 persen pada semester I-2015 ini. Namun, pada periode yang sama, investasi China di negara lain selain Rusia malah mengalami kenaikan, lebih dari 29 persen.
Kedua negara pernah menggembar-gemborkan proyek ambisius, seperti pembangunan kereta cepat antara Beijing dan Moskow, tapi tak banyak terwujud hingga saat ini.
"Secara umum kami meragukan cerita investasi antara China dan Rusia. Â China nampaknya tidak begitu tertarik beberapa proyek di Rusia," kata Emolenko.
Rencana pembangunan pipa gas terbengkalai
China dan Rusia melakukan kerja sama dalam pembangunan pipa gas pada 2014 silam. Berdasarkan kesepakatan ini, Rusia bakal mengirimkan 30 miliar meter kubik gas per tahun dari Siberia ke China pada 2018 mendatang.
Tidak berhenti di situ, target tahun berikutnya juga sangat tinggi, di mana Rusia akan mengirim 60 miliar meter kubik gas per tahun.
Tapi, rencana tinggal rencana. Kerja sama kini mulai retak. Kedua negara mengalami kesulitan pembiayaan karena merosotnya harga minyak dunia.
Perusahaan energi Rusia, Gazprom yang bertanggung atas proyek ini enggan berkomentar lebih jauh. Media Rusia mengatakan, megaproyek pipa USD 55 miliar ditunda tanpa batas waktu.
Rusia harus cari sumber utang baru
China belakangan ini menjadi pemberi pinjaman terbesar ke Rusia setelah negara tersebut kena sanksi barat. Banyak perusahaan Rusia harus berjuang melunasi utang ke luar negeri karena sebagian besar pembiayaan terputus dari Eropa dan Amerika.
China telah memberi pinjaman ke perusahaan-perusahaan Rusia mencapai USD 11,6 miliar di 2014. Angka ini naik dibanding 2013 yang hanya uSD 7,5 miliar.
Tapi, peran China masih relatif kecil dibanding pinjaman barat sebelum sanksi. Perusahaan Rusia meminjam USD 22 miliar dari Inggris saja.
Kini, nampaknya Rusia harus mencari sumber utang baru karena ekonomi China mengalami perlambatan.