Asap Pembakaran Jerami Pinggir Jalan Tol Bisa Picu Kecelakaan, Bagaimana Solusinya?
Asap pembakaran jerami sangat berbahaya untuk pengguna jalan tol. Pemandangan pengemudi sangat terbatas terhalang asap.
Petani tidak perlu melakukan pembakaran jerami. Karena di dalam produk tersebut akan membantu meningkatkan kadar c-organik
Asap Pembakaran Jerami Pinggir Jalan Tol Bisa Picu Kecelakaan, Bagaimana Solusinya?
Solusi Agar Tak Bakar Jerami
PT Pupuk Indonesia (Persero) berkolaborasi dengan PT Jasa Raharja mencari solusi agar masyarakat tak lagi membakar jerami, terutama di pinggir jalan tol. Pembakaran jerami bisa memicu kecelakaan lalu lintas karena jarak pandang yang terbatas karena asap. Saat ini, kedua perusahaan BUMN tersebut menggelar kegiatan Jalan Dambaan (Dampak Baik Berkelanjutan) di Desa Jebed Selatan dan Utara, Pemalang, Jawa Tengah. Kegiatan ini memanfaatkan limbah pertanian atau jerami untuk keberlanjutan lahan pertanian sekaligus mengurangi angka kecelakaan di jalan tol.
- Pengemudi Mobil di Tol Tangerang-Jakarta Resah dan Takut Banyak Bocah Lempar Batu dari Atas JPO, Polisi Diminta Segera Bertindak
- Terjebak Macet dan Kehabisan Bensin di Tengah Jalan Tol, Ini Solusinya
- Ternyata, Ini Penyebab Longsor di Tol Bocimi
- Beda dari yang Lain, Intip Keunikan Curug Ceret Naringgul di Cianjur yang Letaknya di Pinggir Jalan
Senior Vice President (SVP) TJSL Pupuk Indonesia, Rika Susanty menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan respons Pupuk Indonesia atas kecelakaan di ruas jalan Tol Trans Jawa, yang salah satunya diakibatkan asap pembakaran jerami yang menghalangi pengguna jalan tol.
"Program ini membantu petani untuk memanfaatkan jerami sisa panen sebagai penyubur tanah. Para petani diedukasi melakukan pengomposan di dalam lahan (insitu) dengan menggunakan Petrogladiator, salah satu produk biodekomposer dari Pupuk Indonesia Grup," ujar Rika di Desa Pedurungan, Pemalang, Jawa Tengah dikutip di Jakarta, Selasa (15/8).
Rika menjelaskan bahwa dengan Petrogladiator maka petani tidak perlu melakukan pembakaran jerami. Karena di dalam produk tersebut akan membantu meningkatkan kadar c-organik pada tanah yang nantinya akan membantu menyuburkan serta mengoptimalkan penyerapan pupuk saat penanaman.
"Jadi ini metode yang sangat sederhana, karena dengan tidak membakar jerami maka unsur hara tanahnya menjadi lebih bagus serta berdampak pada peningkatan produktivitasnya. Karena sebetulnya di sisa jerami hasil panen itu masih terdapat unsur P (phosphate) dan K (kalium) yang dapat menyuburkan tanaman, jika dibakar justru akan hilang," kata Rika.
Program ini dilakukan di lahan mencapai 23 Hektare (Ha). Melalui program kolaborasi ini, Pupuk Indonesia berharap dapat berkontribusi dan mendukung ketahanan pangan bangsa dengan menjadi sahabat para petani.
Kepala Urusan Kelembagaan Jasa Raharja, Mochamad Saleh Priyadana, menjelaskan bahwa kegiatan kolaborasi dengan Pupuk Indonesia merupakan komitmen perusahaan dalam mencegah kecelakaan lalu lintas salah satunya di jalan tol. Menurut dia, asap dari pembakaran jerami menjadi salah satu penyebab kecelakaan di jalan tol. Sebagai informasi, panjang Tol Trans Jawa saat ini mencapai 615 Km. Di kanan-kiri ruas tol tersebut mayoritas adalah lahan pertanian, dan fenomena pembakaran sisa panen masih banyak terjadi.
"Kolaborasi ini merupakan bentuk konkret kami melakukan pencegahan kecelakaan bersama Pupuk Indonesia. Karena masih banyak petani yang konvensional dengan membakar jerami. Memang perlu dilakukan edukasi kepada petani supaya mereka ikut menjaga keselamatan pengendara jalan khususnya di jalan tol dengan tidak lagi melakukan pembakaran jerami setelah panen," kata Dana.
Gakkum Polres Pemalang, Lindu mengimbau kepada masyarakat khususnya kelompok tani yang menggarap lahan di sepanjang jalan tol Pemalang-Pejagan untuk tidak lagi membakar jerami pasca panen. Sebab, jika asap dari pembakaran tersebut menyebabkan kecelakaan lalu lintas bisa dikenakan hukuman pidana.
"Yang masih membakar lahan ada hukumannya karena melanggar 360 KUHP dan 359 KUHP dengan ancaman hukuman minimal 1 tahun dan maksimal 5 tahun apabila sampai korban meninggal dunia," kata Lindu.
Oleh karena itu, Lindu mengungkapkan bahwa pihak Kepolisian Pemalang telah melakukan program sosialisasi keselamatan jalan seperti edukasi hingga patrol gabungan bersama stakeholder terkait. "Kita melakukan sosialisasi kepada masyarakat, kita pasang imbauan berupa banner di dekat jalan tol khususnya untuk kelompok tani yang melalui, lalu kegiatan patrol dari lalu lintas di jalan tol, apabila ada asap kita lakukan langkah konkret bersama stakeholder,” tutup Lindu