Berkunjung ke India, Dirut Bulog Ingin Impor 500.000 Ton Beras
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi tengah berkunjung ke India untuk menjajaki kerja sama impor beras.
Selain penyerapan gabah dalam negeri, pemenuhan stok juga akan dilakukan melalui program impor beras.
- Bulog Sudah Serap 18.000 Ton Jagung, Terbanyak dari NTB dan Sultra
- Dapat Penugasan Impor Daging Kerbau, Dirut Bulog: Belum Ada Izin, Stok di Gudang Menipis
- Indonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
- Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Berkunjung ke India, Dirut Bulog Ingin Impor 500.000 Ton Beras
Berkunjung ke India, Dirut Bulog Ingin Impor 500.000 Ton Beras
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penambahan stok cadangan beras pemerintah atau CBP 2024 sebesar 3 - 3,8 juta ton.
Selain penyerapan gabah dalam negeri, pemenuhan stok juga akan dilakukan melalui program impor beras.
Guna memenuhi misi tersebut, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi tengah berkunjung ke India untuk menjajaki kerja sama impor beras.
"Sekarang pak Dirut sedang ke India. Jadi sedang menjajaki kemungkinan kerja sama dengan India," ujar Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya di kantornya, Jakarta, Jumat (15/12/).
Tomi mengatakan, Bulog saat ini masih punya misi untuk menuntaskan sisa 500.000 ton impor dari total 1,5 juta ton yang ditugaskan Presiden Jokowi. Diharapkan itu bisa tuntas terkontrak pada akhir tahun ini.
"Kalau kita harapannya sebesar-besarnya. Kalau memang India bisa menyanggupi dari sisa kontrak impor 500.000 ton ini, kenapa tidak. Walaupun Thailand dan Vietnam masih berproduksi," paparnya.
Menurut informasi Perum Bulog, dari 1 juta ton impor beras yang telah terkontrak, sekitar 500.000 ton telah masuk ke Indonesia. Sementara separuh sisanya sedang dalam perjalanan.
Secara alokasi dari total 1 juta ton, mayoritas atau sekitar 50 persennya berasal dari Thailand. Sementara Vietnam dan Pakistan menyumbang sekitar 20 persen, lalu sisanya berasal dari Myanmar dan Kamboja.
Diharapkan, program impor beras ini bisa menjaga stok cadangan beras pemerintah tahun depan sesuai amanah Jokowi. Terlebih penyerapan gabah dalam negeri dari petani pada awal 2024 masih terkendala akibat El Nino.
"Harapan pemerintah cukup tinggi, 3,8 juta ton tahun depan. Jadi kita antisipasi jajaki kerjasama, sewaktu-waktu kalau memang opsi impor ini diambil setelah melihat perkembangan produksi dalam negeri, kita masih punya gambaran ke mana akan cari berasnya," tutur Tomi.
erum Bulog memastikan stok beras jelang libur natal dan tahun baru sangat aman. Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya mengatakan, stok beras yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 1,4 juta ton.Tomi menjelaskan, stok beras yang dikuasai Bulog ini dibantu dari tambahan baru penugasan impor dari pemerintah. Sehingga, jumlah stok beras mengalami peningkatan.